Capital Market & Investment

Papan New Economy Segera Dirilis, IDX Incubator Kian Dipoles

Papan New Economy Segera Dirilis, IDX Incubator Kian Dipoles
(kiri) Iman Rachman, Direktur Utama BEI bersama OJK, KSEI, dan KPEI di Bandung, Jawa Barat pada 25 November 2022. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan papan perdagangan bernama papan ekonomi baru(new economy) pada 5 Desember 2022 seiring dengan diterbitkan perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Iman Rachman, Direktur Utama BEI mengatakan, BEI akan memulai papan ekonomi baru pada 5 Desember 2022 atau Senin pekan depan. “Kami baru saja terima surat dari OJK terkait persetujuan terkait papan new economy, masih fresh. Sehingga, Insya Allah akan live mulai 5 Desember 2022. Berpotensi dipercepat dari tanggal tersebut. “Bahkan bisa lebih cepat dari itu,” kata Iman pada Workshop Pasar Modal di Bandung, Jawa Barat seperti dilansir SWA Online pada Selasa (29/11/2022).

Penetapan papan new economy ini akan mengklasifikasikan emiten berdasarkan berbagai faktor, antara lain kapitalisasi pasar yang setara dengan papan utama, pertumbuhan pendapatan, penggunaan teknologi yang berdampak terhadap inovasi dan sosial. Nantinya saham yang menjadi konstituten di papan new economy akan dilabeli notasi khusus, sebagai upaya perlindungan investor.

Iman mengatakan sebagian besar perusahaan tekonologi itu berpeluang tercatat sebagai konstituen papan new economy. Pada kesempatan terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan konstituen papan ekonomi baru ini masih dalam proses finalisasi. “Untuk konstituen papan dimaksud masih dalam proses finalizing. Pengumuman akan kami sampaikan bersamaan dengan penerbitan surat edaran yang memuat parameter evaluasi papan ekonomi baru,” ujar Nyoman pada akhir pekan lalu.

Perihal penentuan besaran nilai atau persentase dari aspek pertumbuhan pendapatan yang tinggi. BEI pun berencana untuk mengatur lebih lanjut dalam aturan turunan. “Atau dalam bentuk kebijakan dari peraturan yang bersangkutan,” kata Nyoman.

Ihwal emiten teknologi, BEI mengkreasikan beragam inisiatif, diantaranya merilis IDX Incubator pada 23 Maret 2017. Program inkubasi bisnis perusahaan rintisan (startup)berbasis digital ini meresponsperkembangan industri digital dan ekonomi digital. BEI yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikhtiar mendukung target pemerintah dalam mencetak startup serta memacu ekonomi digital nasional itu.

Program inisiasi BEI ini mengembangkan startup tidak hanya dari segi produk namun juga dari segala aspek bisnis. Para startup yang bergabung akan dibina secara berkelanjutan sampai menjadi perusahaan yang dapat memonetisasi bisnis mereka dan diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk tercatat di BEI.

Aneka Program IDX Incubator

Beberapa program yang akan diberikan di IDX Incubator berupa pelatihan (training), bimbingan (mentoring), akses pendanaan (funding access) serta penyelenggaraan acara (event) yang berkaitan dan startup. Tahapan pelatihan dari program IDX Incubator antara lain Idea Validation untuk memvalidasi ide atau proyek yang sedang dirintis menjadi ide atau proyek yang dapat dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki prospek bisnis.

Kemudian tahapan selanjutnya adalah product development agar peserta mengembangkan ide atau proyek yang telah divalidasi menjadi produk yang siap diluncurkan kepada masyarakat, serta tahap business development di mana peserta akan diberikan pelatihan untuk membangun bisnis, mengembangkan bisnis, dan pengetahuan tentang go public.

Di 2017 itu, BEI menyeleksi 65 perusahaan startup yang telah mendaftar dalam program IDX Incubator ini. Hasilnya, sebanyak 24 startup terpilih untuk diinkubasi oleh BEI. Meski demikian, pendaftaran IDX Incubator akan tetap dibuka untuk memberikan kesempatan para startup dari berbagai sektor industri untuk bergabung dengan IDX Incubator.

IDX Incubator menghasilkan lulusan yang sudah go public lantaran sejumlah perusahaan startup yang telah melaksanakan penawaran umum perdana saham alias IPO. “Per 25 November 2022 ada 6 startup yang IPO. Kami terus mencari perusahaan startup untuk diinkubasi dan menuju IPO. Ada 8 lokasi inkubasi di IDX Incubator, antara lain Jakarta, Surabaya, dan Bandung. BEI akan melanjutkan inkubasi perusahaan startup untuk IPO,” tutur Iman yang didaulat penghargaan Best CFO 2018 dari Majalah SWA.

BEI berupaya untuk mengembangkan IDX Incubator untuk mengkreasikan perusahaan rintisan digital yang berkinerja cemerlang. Ini diupayakan oleh ekosistem pasar modal untuk menyongsong pertumbuhan ekonomi digital di masa mendatang.

Laporan e-Conomy SEA memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai gross merchandise value (GMV) senilai US$ 77 miliar pada 2022, setelah tumbuh sebesar 22% selama setahun terakhi inir. Hingga tahun 2025, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$130 miliar atau tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 19%. CAGR-nya pada 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran US$ 220 sampai US$360 miliar.

Laporan multi-tahunan ini, yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company ini mengkaji sektor e–commerce Indonesia terus mendorong ekonomi digital dan nilainya diperkirakan akan mencapai US$ 59 miliar pada 2022. Sektor e–commerce menyumbang 77% dari keseluruhan ekonomi digital. “Indonesia memiliki sektor e–commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” ucap Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Swa.co.id

Sumber : Google Indonesia.

Dia menyampaikan untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, bisnis kini lebih berfokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi. Sektor e–commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17% dan nilai GMV mencapai US$ 95 miliar hingga tahun 2025. Mayoritas pemain digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada. Layanan e–commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan merupakan tiga layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV senilai US$ 8 miliar pada 2022 dan terus tumbuh dengan CAGR 22% menjadi GMV sebesar US$ 15 miliar hingga 2025. Transportasi atau perjalanan online pada 2022 ini telah kembali dengan pertumbuhan 60% sehingga mencapai US$ 3 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Proses pemulihan mungkin terjadi secara bertahap dan sektor ini diperkirakan tumbuh pada CAGR 45% dengan GMV mencapai US$ 10 miliar hingga 2025.

Kemudian, media online diproyeksikan mencapai GMV US$6 miliar pada 2022, dengan pertumbuhan sebesar 5% (yoy) lantaran streaming musik dan video berangsur pulih, iklan digital berhasil mempertahankan momentum dan konsumsi di sektor game online mengalami penurunan seiring orang-orang kembali ke rutinitas pra-pandemi.

Adapun, layanan keuangan digital tumbuh karena adanya pergeseran perilaku offline ke online pasca-pandemi. Gross total value (GTV) pembayaran digital di Indonesia pada 2022 ini diperkirakan mencapai US$ 266 miliar dan terus tumbuh sebesar 17% sehingga nilai GTV di 2025 diproyeksikan mencapai US$ 421 miliar.

Selain Singapura, Indonesia merupakan negara tujuan investasi teratas di Asia Tenggara. Indonesia menarik 25% dari total nilai pendanaan swasta di kawasan ini dan dalam jangka panjang tetap menarik minat investor. Di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih dari 80% pemodal ventura (VC) ingin lebih berfokus pada sektor-sektor baru seperti teknologi kesehatan (health tech), SaaS, dan web 3.0, sementara sektor teknologi pendidikan (edu tech) mengalami penurunan pasca-pandemi seiring dibukanya kembali sekolah-sekolah.

Aadarsh Baijal, Partner and Head of Digital Practice in Southeast Asia Bain & Company, menyebutkan ekonomi digital Indonesia tetap menjadi yang terbesar dan paling beragam se-Asia Tenggara. Penyedia layanan digital harus mengimbangi permintaan konsumen yang kuat melalui keterlibatan yang bermakna dengan berbagai demografi pengguna, dan dengan demikian dapat mendorong partisipasi yang lebih dalam untuk ekonomi internet. “Kunci untuk mempertahankan momentum positif ini adalah dengan mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) berakselerasi menuju pertumbuhan berikutnya, terutama dengan memperdalam adopsi digital UKM di seluruh SaaS dan alat keuangan,” kata Baijal.

Pertumbuhan ekonomi digital membuka ruang pertumbuhan kepada perusahaan startup untuk diinkubasi. BEI, lanjut Iman, berkomitmen untuk untuk mengembangkan bisnis perusahaan startup digital. Tujuannya tak hanya mengembangkan pasar modal, namun juga menyokong perekonomian nasional yang stabil, tangguh, dan berkelanjutan. Semoga.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved