Capital Market & Investment Corporate Action zkumparan

Passpod Bidik Pendapatan Rp165 Miliar Tahun 2022

PT Yelooo Integra Datanet, perusahaan yang menaungi brand Passpod, mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ni (29/10/2018).

Melantai dengan kode emiten YELO, perusahaan tersebut menjadi emiten ke-46 yang mencatatkan diri pada tahun 2018. Pencatatan ini juga menjadikan Yelooo sebagai startup binaan IDX Incubator pertama yang listing di BEI.

IDX Incubator merupakan program inkubasi startup yang digagas BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuannya adalah untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan startup di Indonesia dari segi bisnis, legal, pendanaan hingga membantu melenggang ke lantai bursa saham.

CEO Passpod, Hiro Whardana, berharap langkah ini bisa diikuti startup lainnya untuk terus melihat berbagai opsi pendanaan untuk perusahaan. “Sebagaimana motivasi yang kami dapat selama proses inkubasi di IDX Incubator, jangan menunggu tumbuh besar untuk IPO, justru dengan IPO startup akan tumbuh,” ujar Hiro.

Sementara itu, jumlah saham baru yang dilepaskan yakni sebanyak 130.000.000 lembar saham, atau sebesar 34.21% dari modal ditempatkan. Dana IPO sendiri akan digunakan untuk pengembangan bisnis, research & development aplikasi termasuk penambahan beragam fitur serta modal kerja.

Passpod adalah perusahaan jasa penyewaan modem wifi dan travel assistance bagi traveller Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Saat ini Passpod memiliki tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity. Sampai dengan April 2018, perusahaan telah mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp475 juta. Jumlah tersebut meningkat dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 26,5 juta.

Dia meyakini, peningkatan kinerja ini tidak terlepas dari segmen usaha perusaahaan yang diyakini inovatif dan relevan dengan tren berpergian jarak jauh. Jumlah outbound traveller Indonesia akan terus berkembang diprediksi mencapai jumlah 10,6 juta orang di tahun 2021.

Dengan memaksimalkan potensi big data, bisnis Passpod bisa memberi layanan maksimal serta berbagai rekomendasi kepada traveler Indonesia tidak hanya saat persiapan tetapi juga selama perjalanan. Beberapa diantaranya yaitu penjualan tiket destinasi wisata on-the-spot, itinerary builder, e-commerce, asuransi perjalanan dan berbagai hal lainnya.

IPO yang dilakukan hari ini, juga diklaim sebagai langkah awal perusahaan dalam mengembangkan bisnis Passpod ke level internasional. Adapun negara yang menjadi tujuan ekspansi bisnis adalah Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan.

Wewy Suwanto, Direktur Operasional dan Keuangan Passpod, mengatakan, Passpod saat ini sudah dapat digunakan di 70 negara menyasar outbound traveller, tentunya tak menutup kemungkinan di masa yang akan datang, jangkauan itu juga mencakup turis luar negeri yang ingin berwisata ke Indonesia (inbound traveller) sebagai bentuk dukungan pada program Kementerian Pariwisata.

Untuk mencapai tujuan itu, perseroan telah mendapatkan sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian dan sertifikasi Postel A & B dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan izin ini, Passpod akan lebih leluasa untuk menggarap pasar inbound maupun outbound yang potensi pertumbuhannya masih sangat besar di masa mendatang.

Dengan menambah beragam fitur pada aplikasi, memperluas wilayah pemasaran, memperbanyak kerja sama dengan lebih banyak pihak dari industri travel, serta peningkatan pelayanan pada konsumen, Passpod memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 165 miliat tahun 2022 dengan laba bersih Rp15,3 miliar serta proyeksi rata-rata pertumbuhan tahunan (compund annual growth rate / CAGR) sebesar 109.99% dari laba bersih.

“Dari berbagai pilar strategi tersebut, di tahun 2022 Passpod berencana menjadi ekosistem on-demand berbasis aplikasi yang menawarkan berbagai kebutuhan yang relevan bagi traveller selama bepergian,” ujar Hiro.

Editor; Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved