Capital Market & Investment zkumparan

Peluang Cuan dari Saham TLKM di Era Pandemi

Gedung Telkom di Jakarta. (Foto : Istimewa)

Investor mengakumulasi beli saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom seiring dengan sentimen positif kinerja keuangan pada Januari-September tahun ini. Harga saham TLKM pada penutupan perdagangan hari ini naik sebesar 2,17\%, menjadi Rp 2.830 dari Rp 2.770 pada perdagangan sebelumnya. Ellen May (EM) Trade merekomendasikan beli saham TLKM di kisaran harga Rp 2.550-2.700 dan potensi upside 27\%-60\% di masa mendatang. Saham TLKM relatif murah lantaran pernah mencapai harga tertinggi pada 13 Januari 2020 di Rp 4.030.

Pada kesempatan terpisah, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebutkan kinerja TLKM di sembilan bulan pertama tahun 2020 ini cukup ciamik walau ada pandemi virus corona. Laba bersih Telkom tercatat sebesar Rp 16,68 triliun atau tumbuh sebesar 1,3\% dengan margin laba bersih yang juga lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 16,7\% dari sebelumnya 16,0\%. Apabila menilik kinerja keuangan BUMN telekomunikasi ini, pengamat pasar saham mengestimasikan target harga saham Telkom yang optimistis di masa mendatang. “Target harga TLKM berpotensi mencapai Rp 4.960,” ujar Lee Young Jun, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia di Jakarta, Jum’at (6/11/2020)

Hal senada diungkapkan oleh periset EM Trade yang menyebutkan TLKM masih kuat sebagai leader di sektor telekomunikasi. “Kami meyakini TLKM masih prospek untuk masa depan karena kebutuhan akan internet yang akan terus bertumbuh,” tulis EM Trade dalam risetnya.EM Trade mencatat pengguna aktif internet di Indonesia sejak tahun 2015 mencapai rerata pertumbuhan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 19,3\% per tahun. Hal ini menjadi potensi untuk TLKM mendulang pendapatan lebih besar dari segmen data dan internet. Saat ini, segmen tersebut telah berkontribusi 68\% dari total pendapatan TLKM. Kontribusi tersebut masih akan terus bertambah karena TLKM mulai meninggalkan segmen SMS dan telepon untuk fokus di internet. Telkom menjual menara ke Mitratel sebesar 6.050 unit senilai Rp 10,3 triliun. Dana ini menjadi modal bagi Telkom untuk fokus pengembangan bisnis utamanya, yaitu telekomunikasi digital.

Perubahan perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa digital di masa pandemi direspons Telkom sebagai momentum untuk bertahan memberikan kinerja yang cemerlang tapi juga untuk melahirkan inovasi melalui produk dan layanan digital untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat yang turut mengalami pergeseran. Telkom melalui infrastruktur, platform, dan layanan digitalnya menangkap peluang ini dan menjadi pendorong untuk setiap aktivitas masyarakat di masa pandemi. Telkom gencar bertransformasi menjadi digital telco dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services.

Telkom konsisten mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas, mengembangkan talenta digital unggulan, mendorong kemampuan digital, dan tingkat adopsi digital serta mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital di Indonesia. Digitalisasi menjadi hal yang sangat besar manfaatnya dalam mendukung beragam aktivitas sehingga perseroan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik di setiap aspek kehidupan masyarakat dan mendukung kebutuhannya.

Kinerja Bisnis Di tengah kondisi pandemi Covid-19, perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 99,94 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2020. EBITDA (earnings before interest tax depreciation & amortization) TLKM meningkat 7,1\% menjadi Rp 53,59 triliun dengan EBITDA margin yang menguat signifikan 4,9 ppt dari periode yang sama tahun lalu menjadi 53,6\%.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan dalam kurun sembilan bulan berjalan di tahun 2020, Telkom mampu mencatat kinerja yang baik dan sehat dengan terus fokus pada peningkatan layanan dan tingkat profitabilitas. “Pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi IndiHome yang menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan pendapatan perseroan, selain bisnis mobile data yang tetap tumbuh dengan baik. Hal ini sejalan dengan fokus bisnis perusahaan pada tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, digital platform, dan digital services,” ujar Ririek dalam keterangan tertulisnya pada Kamis pekan ini.

Telkomsel, entitas anak Telkom pada segmen bisnis mobile, mencatat pertumbuhan bisnis digital yang baik sebesar 10,6\% menjadi Rp 47,66 triliun dengan kontribusi yang semakin meningkat menjadi 73,2\% dari total pendapatan Telkomsel. Pencapaian ini didorong oleh lebih dari 170 juta pelanggan, dengan pelanggan mobile data sebanyak 117,3 juta (tumbuh 4,6\% year on year/yoy). Hal ini mendorong konsumsi layanan data tumbuh 42,5\% dari periode yang sama tahun lalu dan menjadi katalis bagi peningkatan ARPU (average rate per user) data. Begitupun dengan lalu lintas data yang juga meningkat 39,6\% menjadi 6.681.637 TB.

Layanan fixed broadband triple play, IndiHome mencatat kinerja yang semakin kuat baik dari segi finansial maupun operasional, dan menjadi salah satu lini bisnis andalan perseroan ke depan. IndiHome mencatat pendapatan sebesar Rp 16,1 triliun atau tumbuh 17,1\% dari periode yang sama tahun lalu. Pelanggan IndiHome tumbuh 752 ribu hingga akhir kuartal tiga 2020 atau mencapai total lebih dari 7,76 juta pelanggan dan semakin optimis untuk mencapai target 8 juta pelanggan di akhir tahun ini.

Di sisi lain, fundamental bisnis segmen Enterprise semakin sehat lantaran Telkom menerapkan kebijakan dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi. Selanjutnya, segmen Wholesale & International Business menunjukkan kinerja yang baik, dengan peningkatan pendapatan sebesar 24,9\% menjadi Rp 10,2 triliun. Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi dan Voice Wholesale.

Pada akhir Oktober 2020, perseroan melakukan penataan portofolio bisnis menara telekomunikasi melalui pengalihan kepemilikian 6.050 menara Telkomsel ke Mitratel. Hal ini bertujuan untuk menciptakan value generator bagi bisnis menara telekomunikasi, yang potensial untuk menyambut kehadiran teknologi 5G dan menjadikan Mitratel sebagai leading tower provider di Indonesia.

Adapun, Direktur Keuangan Telkom, Heri Supriadi menambahkan, Telkom berkomitmen untuk terus berinvestasi guna mengakselerasi bisnis digital serta memberikan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat pada masa pandemi ini. Hingga kuartal III 2020, Telkom telah membelanjakan belanja modal sebesar Rp 17,9 triliun yang sebagian besar untuk penguatan infrastruktur guna meningkatkan kualitas layanan. “Dengan investasi yang terjaga, kami optimis dan berharap dapat menutup tahun 2020 dengan kinerja yang kian sehat dan profitabilitas yang baik,” sebut Heri

Situasi pandemi yang diperkirakan masih akan berlangsung memberikan ruang bagi akselerasi digital. Telkom melihat peluang ini untuk menghadirkan solusi melalui beragam layanan digital yang didukung oleh digital connectivity dan digital platform yang kuat. “Telkom akan terus berinovasi memberikan produk dan layanan digital, tidak hanya untuk memberikan pengalaman digital terbaik bagi masyarakat tapi juga untuk menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Ririek.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved