Personal Finance zkumparan

Alternatif Peluang Investasi 2018 di Ixobox

Counter Ixobox Pro di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan

Dalam berinvestasi, seringkali kita diingatkan dengan pepatah ‘jangan taruh telur di satu keranjang’. Peringatan itu benar adanya agar ada penyebaran risiko, sehingga investasi kita terdiversifikasi ke beberapa instrumen investasi, baik yang konvensional hingga agresif.

Beberapa bentuk investasi sektor ritel yang cocok dengan karakter investor konservatif misalnya profit sharing usaha rumah makan, kafe, bengkel, minimarket maupun barbershop. Model investasi ini ada yang menuntut pemilik terjun langsung mengelola usahanya, sedangkan ada yang dikelola oleh pemilik merek itu sendiri, karena ditawarkan dengan pola waralaba (franchise). Namun, akan lebih baik jika pemilik dana tetap memantau operasional usaha tersebut.

“Karakter investor ada dua. Pertama, orang yang punya passion total menggarap usaha yang diinvestasikannya. Kedua, mau investasi namun tidak enggan terjun langsung mengelola usahanya,” jelas Danny Anthonius, Founder & Managing Partner Ixobox.

Tipikal investor yang berlainan itu juga ditangkap Ixobox sebagai pemilik merek dengan menawarkan peluang usaha kepada para mitra usaha dengan pola ‘Kerja Sama Operasional (KSO), yakni mitra yang melakukan investasi dan memantau pekembangan usaha, sedangkan pihak Ixobox yang akan menjalankan usaha dan operasionalnya. Secara umum, karakter investor di Indonesia itu tidak mau uangnya ‘nganggur’ begitu saja di deposito bank. Untuk itu, dicarilah wadah-wadah investasi yang bisa mengembangbiakkan duit mereka.

Menurut Danny, dari 25 cabang Ixobox saat ini yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Depok dan Bandung, sekitar 80% atau 20 cabang adalah milik investor dengan pola KSO. “Awalnya, investor itu adalah pelanggan yang sering potong rambut di Ixobox. Setelah mereka merasakan experience seni memotong rambut ala Ixobox, barulah berani memutuskan investasi,” ungkapnya.

Konsep bisnis KSO yang ditawarkan Ixobox, sebagaimana diklaim Danny mengusung filosofi STARS (Simpel, Transparan, Adil, Ringkas, Selektif).

‘Simpel’ artinya, pembagian hasil antara manajemen Ixobox dengan mitra bisnis dilakukan berdasarkan nilai pendapatan (omset), bukan keuntungan (profit).

Lalu, ‘Transparan’ artinya bisnis ini dilakukan secara terbuka antara Ixobox dan investor. Investor bisa memonitor secara langsung kondisi outlet lewat kamera CCTV dan perkembangan omset secara real-time dari smartphone yang sudah di-install dengan aplikasi khusus Ixobox.

Prinsip ‘Adil’ mengacu pada sama rata dan sama rasa. Artinya, keuntungan dan kerugian dinikmati dan ditanggung oleh kedua belah pihak. Apabila outlet tersebut belum mencapai target, bukan hanya mitra saja yang mengalami kerugian karena menanggung biaya sewa outlet, namun Ixobox sendiri juga akan mengalami kerugian karena semua biaya marketing dan operasional outlet ditanggung oleh Ixobox.

Bagaimana dengan prinsip ‘Ringkas’? Menurut Danny, ringkas di sini berarti investor tidak perlu khusus terlibat di operasional outlet Ixobox. Investor bisa tetap bekerja sebagai eksekutif, karyawan atau menjalankan bisnis lain dan Ixobox yang menjalankan dan menjamin operasional sehari-hari. “Tidak perlu khawatir, investor bisa memonitor langsung kondisi gerai Ixobox-nya lewat smartphone di mana saja dan kapan saja,” ucapnya menegaskan.

Sementara itu, kata ‘Selektif’ artinya, setiap pembukaan outlet baru, manajemen Ixobox selalu selektif dalam pemilihan lokasi. Tujuannya, untuk mengoptimalkan keuntungan, sehingga harus mendapatkan lokasi-lokasi yang strategis.

Kata Danny, biasanya usulan pemilihan lokasi outlet Ixobox bisa datang dari kedua belah pihak, baik diusulkan oleh Ixobox, maupun oleh mitra usaha. Namun, keputusan akhir lokasi yang ditetapkan harus disetujui oleh kedua belah pihak. “Jika di tengah jalan, ternyata cabang Ixobox itu sepi, maka manajemen akan menyarankan investor untuk pindah lokasi yang lebih prospektif agar tidak terlalu rugi,” Danny menambahkan.

Danny bercerita pengalamannya, ada investor Ixobox yang buka gerai di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Namun, di tengah jalan sepi. Kemudian, manajemen Ixobox menyarankan pindah ke Mall Gandaria City. Dan tidak disangka omsetnya naik 500%.

Hingga akhir tahun 2018, Danny menargetkan akan buka 15 gerai baru Ixobox. Jumlah ini akan menggenapi 25 gerai Ixobox yang ada saat ini. Dengan demikian total di Desember 2018, akan ada 40 cabang Ixobox yang tersebar di Jabodetabek dan Bandung.

Danny menambahkan, “Konsep KSO dan Filosofi STARS ini mendorong Ixobox membuka peluang investasi sebanyak-banyaknya, membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan melayani customer sebanyak-banyaknya. Hal ini sejalan dengan misi dan visi jangka panjang Ixobox itu sendiri”.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved