Personal Finance

Devin Chrismarshall, Portofolio Investasi Dominan di Saham

Devin Chrismarshall

Pengalaman Devin Chrismarshall berinvestasi dimulai dari reksa dana pada pertengahan 2016. Tak berselang lama, di akhir tahun yang sama, ia juga mulai melakukan trading dan investasi saham. Selain investasi saham, ia pun berinvestasi pada deposito di bank perkreditan rakyat (BPR), peer-to-peer lending, juga pada pendidikan/pengetahuan bagi diri sendiri. “Portofolio investasi saham sebesar 60%-80%,” ujar pria berusia 31 tahun ini.

Untuk sekuritas, yang ia pilih adalah Phillip Sekuritas dan menggunakan aplikasi POEMS untuk transaksinya. “Memilih bertransaksi di sekuritas ini karena tahu dari Ryan Filbert Community dan ada akses untuk bisa dibantu proses mendaftar pembukaan rekening saham di sekuritas ini. Jadi, untuk saat ini saya hanya menggunakan satu aplikasi, POEMS dari Phillip Sekuritas,” kata staf perusahaan swasta yang bergerak di bidang edukasi ini.

Strategi dalam trading, Devin menggunakan analisis teknis untuk membantu pengambilan keputusan jual dan beli. Untuk kegiatan menanam modal (investing), ia menggunakan analisis fundamental untuk mengambil keputusan jual dan beli. Kedua kegiatan tersebut ia jalani dengan dua rekening saham transaksi terpisah, supaya dana dan strategi atau analisisnya tidak tercampur.

“Untuk frekuensi transaksi/intensitas transaksi, baik kegiatan trading maupun investing, cenderung normal. Tidak ada peningkatan/penurunan frekuensi transaksi yang signifikan,” katanya.

Waktu yang biasa disisihkannya untuk merencanakan dan menjalankan kegiatan trading dan investing umumnya tidak lama. Untuk trading, jika sedang memegang uang kas, biasanya ia akan mencoba screening saham trading selama 20-30 menit, kemudian setting posisi beli di malam hari. Lalu, jika sedang dalam posisi tidak punya kas untuk dikelola (karena sudah dibelikan saham trading), ia biasanya hanya memonitor pergerakan harga 2-3 kali dalam sehari, masing-masing selama 5-10 menit saja.

Untuk investing, umumnya ia sudah mempunyai beberapa target atau rencana membeli saham di harga tertentu. “Kebetulan aplikasi dari sekuritas menyediakan fitur auto buy, sehingga biasanya melakukan setting auto buy di awal bulan,” ujar Devin. Selanjutnya, ia hanya memonitor sekilas setiap hari 2-5 menit untuk memeriksa, apakah transaksi tereksekusi atau tidak. “Untuk investing reksa dana, sekarang sudah jarang dilakukan. Sebab, lebih memilih transaksi dan susun portofolio investasi sendiri secara mandiri,” katanya.

Menurut Devin, investasi instrumen apa pun, termasuk saham dan reksa dana, bisa menarik dan berpotensi memberikan keuntungan jika investor punya pengetahuan dan keterampilan mengelolanya. Sebagus apa pun instrumen investasinya, tanpa ada pengetahuan dan keterampilan investor dalam mengelolanya, bisa berpotensi berubah menjadi instrumen investasi yang buruk dan merugikan.

“Jadi, fokus utamanya adalah pengetahuan dan keterampilan. Dari pengetahuan dan keterampilanlah, investor bisa menemukan peluang, bahkan di kondisi atau instrumen investasi yang buruk sekalipun,” katanya. (*)

Dede Suryadi dan Darandono

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved