Personal Finance

Fitch Beri Peringkat Tertinggi untuk Obligasi Indosat

Fitch Beri Peringkat Tertinggi untuk Obligasi Indosat

Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Lokal Issuer Default Rating (IDR) PT Indosat Tbk di level ‘BBB’. Fitch Ratings Indonesia juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dari perusahaan yang berbasis di Indonesia itu di posisi ‘AAA (idn)’. Outlook keduanya adalah stabil.

Fitch juga telah mengafirmasi peringkat senior tanpa jaminan mata uang asing di ‘BBB’ dan Peringkat Nasional Jangka Panjang dari rangkaian obligasi senilai total Rp 9 triliun dan sederet sukuk ijarah senilai Rp 1 triliun di ‘AAA (idn)’. Itu adalah peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

“Peringkat IDR di level ‘BBB’ dari Indosat memperhitungkan kenaikan tiga tingkat dari profil kredit stand-alone perusahaan di ‘BB’ berdasarkan hubungan keuangan dan strategis yang kuat dengan 65% induk perusahaannya, Ooredoo Q.S.C. (Ooredoo; A+/Stabil). Indosat adalah salah satu anak usaha Ooredoo yang paling besar dan pesat perkembangannya, menyumbang 22% dari total pendapatan grup Ooredoo, 25% dari EBITDA, dan 25% dari belanja modal di tahun 2014,” kata Analis Pertama Fitch Ratings, Nitin Soni dalam rilisnya.

Menara telekomunikasi (Foto: IST)

Menara telekomunikasi (Foto: IST)

Namun, Fitch mengingatkan marjin operating EBITDAR dari Indonesia pada tahun 2015-16 akan turun ke level 40% karena kerasnya persaingan di segmen data dan kenaikan biaya pemasaran. Keuntungan diprediksi juga akan menurun karena komposisi pendapatan berubah. Layanan data dengan marjin lebih rendah 15-20% akan menggantikan layanan suara dan teks yang lebih menguntungkan 40%.

“Indosat kemungkinan akan refinancing utang senilai US$650 juta yang jatuh tempo tahun 2020 melalui obligasi rupiah tahun ini untuk menurunkan eksposur perusahaan terhadap dolar AS. Perseroan terekspos pelemahan rupiah karena 46% dari total utang senilai Rp25,5 triliun adalah utang dalam mata uang dolar AS, dimana 56% sudah dilakukan lindung nilai melalui kontrak forward. Perseroan juga harus membayar sekitar US$40-45 juta untuk sewa menara,” ujarnya.

Fitch menilai strategi Indosat untuk menyediakan teknologi 3G menggunakan dua bandwidths spektrum 900MHz dan 2100 MHz mampu menghasilkan penghematan belanja modal jika dibandingkan para pesaingnya yang kebanyakan menggunakan 2100 MHz. Kompetisi data yang ketat akan memaksa keluarnya operator kecil akan menandai konsolidasi industri telekomunikasi pada tahun ini. Jumlah operator di industri akan berkurang menjadi empat dari sebelumnya enam dan berakibat pada lebih stabilnya tarif data.

Selama tahun 2014, PT Smartfren Telecom Tbk (CCC(idn)) menjadi satu-satunya operator code division multiple access (CDMA) karena divisi Flexi dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (BBB-/Stabil) dan PT Bakrie Telecom Tbk menghentikan operasional CDMA-nya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved