Personal Finance

Ambisi HIG Menjadi Top Leader Perusahaan Investasi Derivatif

Ambisi HIG Menjadi Top Leader Perusahaan Investasi Derivatif

Meski baru saja diresmikan, PT HIG Internasional Berjangka, siap menjadi top leader perusahaan investasi derivatif di Indonesia. Anak perusahaan HIG Bank (Hongkong) ini langsung bergerak secara agresif dengan membuka 30 cabang baru di tahun depan.

“Kami akan buka 30 cabang lagi di berbagai kota di seluruh Indonesia. Peluang di negeri ini sangat besar. Setidaknya ada Rp 100 triliun simpanan pasif yang ditempatkan orang-orang kaya Indonesia di bank. Ini peluang yang sangat besar bagi kami,” kata Branch Manager HIG Internasional Berjangka, Jonny Tjenurdin saat acara grand launching di Jakarta akhir pekan lalu.

Ini merupakan investasi pertama HIG Bank dalam bentuk treasure trading atau derivatif market di Indonesia. Sayangnya, tidak disebut berapa nilai investasi yang mereka keluarkan untuk menggarap pasar Indonesia. “Yang jelas kami mematuhi persyaratan yang ditetapkan otoritas, yakni minimal modal awal disetor Rp 25 miliar,” katanya.

Ke-30 cabang baru yang akan dibuka tahun depan, diantaranya terdapat di kota-kota wilayah timur Indonesia seperti Makassar, Manado hingga Sorong. HIG Internasional berharap pemasukan minimal Rp 2 miliar dari masing-masing cabang tersebut.

Menurut Jonny, yang membuat HIG Internasional berbeda dari perusahaan berjangka lainnya adalah kekuatan sumber daya manusia (SDM) nya. Beberapa konsultan investasinya bahkan langsung diimpor dari luar negeri, ada yang berasal dari Amerika Serikat hingga Portugal.

“Di sini kami menawarkan konsep bagaimana cara berinvestasi yang benar, yakni dimulai dari SDM-nya. The righ brokerage house, pasti ditunjang dengan the right consultan-nya. Jadi dalam proses berinvestasi yang kami tawarkan pertama kali adalah pendidikannya terlebih dulu, sampai investor paham betul apa itu derivatif market. Setelah mereka paham baru kami tawarkan konsep kerjasamanya,” paparnya.

HIG Internasional setidaknya menawarkan tiga jenis produk investasi derivative. Pertama, transaksi valas/forex (Dolar AS versus GDP, AUD, EUR, CHF, Yen), komoditi emas (Loco London Gold), dan beberapa index saham yakni Hangseng (Hongkong), Korea (Kospi) dan Jepang (Nikkei).

Meski baru berjalan, perusahaan ini telah memiliki 100 nasabah dengan total transaksi mencapai Rp 20 milyar (volume 5000-6000 lot per bulan). Di tahun depan, target tersebut dinaikkan tiga kali lipatnya.

Untuk memenuhi target tersebut, selain agresif membuka puluhan cabang, HIG Internasional juga terus berpromosi melalui rangkaian seminar dan workshop. “keuntungannya bagi kami adalah melalui seminar dan workshop itu nantinya kami akan lebih dekat lagi dengan calon investor. Sedangkan bagi investor, mereka akan mendapatkan edukasi tentang cara berinvestasi yang benar,” tambah Jonny. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved