Personal Finance

Investor Kini Bisa Tarik Dana RDN Lewat ATM

Investor Kini Bisa Tarik Dana RDN Lewat ATM

Perluasan kerja sama co-branding fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), berupa fasilitas instruksi penarikan dana melalui ATM diluncurkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Bank Permata Tbk (PermataBank) dan PT Trimegah Securities Tbk (Trimegah Securities). Bertempat di main hall Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, acara peluncuran tersebut dilakukan di hadapan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, serta perwakilan dari beberapa pelaku pasar modal Indonesia.

(ki-ka) Rubby Harijono (Head, Transaction Banking - Bank Permata), Stephanus Turangan (Direktur Utama PT Trimegah Securities Tbk), Syafruddin (Direktur KSEI), Nurhaida (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK), Margeret M Tang (Direktur Utama KSEI) dan Roy A. Arfandy (Direktur Utama PermataBank)

(ki-ka) Rubby Harijono (Head, Transaction Banking – Bank Permata), Stephanus Turangan (Direktur Utama PT Trimegah Securities Tbk), Syafruddin (Direktur KSEI), Nurhaida (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK), Margeret M Tang (Direktur Utama KSEI) dan Roy A. Arfandy (Direktur Utama PermataBank)

Dalam satu dasawarsa terakhir, pasar modal Indonesia tumbuh begitu pesat. Terlihat dari nilai kapitalisasi pasar di bursa saham yang naik sebesar hampir 700% dari Rp 679,94 triliun di akhir 2004 menjadi lebih dari Rp 5 ribu triliun pada akhir September 2014. Ini sejalan dengan meningkatnya jumlah emiten dari 331 pada akhir 2004 menjadi lebih dari 500 emiten pada akhir tahun 2014. Begitu pula dengan nilai rata-rata transaksi harian yang sudah mencapai angka Rp 8 triliun, padahal 10 tahun lalu hanya di kisaran Rp 1 – 2 triliun.

Pertumbuhan pasar tadi tentu saja tidak lepas dari peran regulator pasar modal yang terus menerus membangun terciptanya pasar modal yang efektif, efisien serta wajar sesuai amanat Undang-Undang Pasar Modal Tahun 1995. Diantaranya melakukan sosialisasi dan edukasi demi mengundang partisipasi masyarakat menjadi investor maupun perusahaan agar memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan usaha. Tidak kalah penting pengembangan infrastruktur pasar modal juga menjadi kunci pendukung pertumbuhan pasar

Dari sisi potensi, peluang untuk pendalaman pasar di Indonesia masih sangat besar. Pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan masih sangat terbuka karena jumlah 500 emiten saat ini tentunya relatif masih sangat sedikit. Demikian juga dari sisi jumlah masyarakat yang telah menjadikan pasar modal sebagai alternatif pilihan dalam berinvestasi, berdasarkan data terakhir di jumlah investor domestik yang memiliki portofolio investasi efek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia baru ada sekitar 370 ribu.

Dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 250 juta jiwa, angka 370 ribu investor tentunya masih sangat kecil dan masih sangat terbuka peluang untuk ditingkatkan. Demikian juga dari sisi demografi, sebagian besar investor yang tercatat yaitu sejumlah 345.678 atau 92% masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Dengan tidak kurangnya program sosialisasi dan edukasi hingga ke seluruh daerah, ekspektasi terhadap peningkatan jumlah investor lokal di pasar modal pun harus didukung dengan infrastruktur pasar modal yang lebih baik.

Salah satu strategi yang dilakukan KSEI untuk pembangunan infrastruktur ini adalah melakukan sinergi industri perbankan. Dikatakan Margeret M. Tang, Direktur Utama KSEI, pihaknya sedang mengembangkan fasilitas AKSes agar dapat terhubung dengan fasilitas perbankan yang telah umum dan mudah dinikmati masyarakat. “Jaringan perbankan telah mapan dan secara luas menjangkau masyarakat hingga ke pelosok daerah. Bila kita dapat integrasikan Fasilitas AKSes melalui infrastruktur di perbankan, ke depannya Fasilitas AKSes ini dapat menjadi hub finansial bagi para pelaku di industri pasar modal dengan masyarakat yang menjadi investor,” ujarnya.

Kerja sama dengan perbankan ini telah dijajaki oleh KSEI sejak tahun 2013 dengan enam bank administrator RDN. Hingga saat ini sudah empat bank yang melakukan kerja sama dengan KSEI. Dengan kerja sama ini, Fasilitas AKSes KSEI telah dapat digunakan oleh investor melalui jaringan PermataATM mulai Juli 2014 dan jaringan ATM Bank Mandiri mulai Desember 2014. Tidak lama lagi Fasilitas AKSes KSEI dapat digunakan oleh Investor melalui jaringan Internet Banking Bank CIMB Niaga dan Bank BCA.

Mulai tahun 2015 ini fasilitas AKSes akan ditingkatkan fungsinya tidak hanya untuk memperoleh informasi namun juga dapat meneruskan instruksi yang dilakukan oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal. Sebagai tahap awal, instruksi yang akan tersedia dalam Fasilitas AKSes KSEI melalui perbankan adalah instruksi penarikan dana RDN. Sebagai pilot project, fitur ini dikembangkan oleh KSEI bersama Bank Permata dan Trimegah Securities.

Lebih lanjut Margeret menyampaikan bahwa pengembangan fitur instruksi penarikan dana melalui e-channel bank ini merupakan langkah awal untuk pengembangan fitur-fitur lainnya ke depan. “Jika hal ini dapat kita lakukan, pada prinsipnya secara teknis berbagai macam kebutuhan penyampaian instruksi atau komunikasi oleh investor sebagai nasabah dari para pelaku di pasar dapat dilakukan melalui AKSes Financial Hub. Melalui Fasilitas AKSes akan lebih terbuka dan lebih mudah bagi masyarakat nantinya masyarakat untuk mendapatkan produk primary market pasar modal baik saham Initial Public Offering, surat utang pemerintah (ORI) hingga produk-produk Reksa Dana,” jelas Margeret.

Acara peluncuran fasilitas instruksi penarikan dana untuk nasabah Trimegah Securities melalui AKSes Co-Branding via PermataATM ditandai dengan live demo penggunaan fasilitas tersebut dari tiga lokasi, yaitu Main Hall – BEI, Jakarta, Kantor Trimegah Securities di Gedung Artha Graha, Jakarta dan ATM di Kantor Cabang PermataBank Makassar. Dengan cara yang mudah dan proses yang cepat, investor di Makassar dapat menyampaikan instruksi kepada Trimegah Securites terkait investasinya di pasar modal. Hal ini memberikan gambaran bahwa sinergi dengan perbankan membuat pasar modal seketika mempunyai infrastruktur yang dapat menjangkau investor hingga ke seluruh pelosok nusantara. Di satu sisi investor dapat dengan mudah memperoleh akses ke pasar modal dan di sisi lain pelaku di industri pasar modal juga dapat menggunakan infrastruktur yang mendukung efisiensi kegiatan operasionalnya.

Roy A. Arfandy, Direktur Utama PermataBank mengatakan, “Kami berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal Indonesia. Salah satunya dengan terus menjadi pelopor dalam menciptakan produk dan layanan yang menunjang kebijakan regulator, maupun kebutuhan pelaku pasar modal. Kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi merupakan kebutuhan utama yang senantiasa kami kedepankan. Berangkat dari kebutuhan tersebut, PermataBank bersama KSEI dan Trimegah Securities mengembangkan fasilitas instruksi penarikan dana RDN melalui PermataATM untuk investor. Melalui jejaring dan kanal elektronik yang kami miliki, kami berharap para Investor dapat semakin fleksibel dan merasa aman dalam bertransaksi.”

Direktur Utama PT Trimegah Securities Tbk, Stephanus Turangan, menjelaskan, pengembangan fasilitas ini sejalan dengan upaya-upayanya untuk semakin meningkatkan nasabah ritel. Semakin luasnya konektivitas pasar modal akan memperluas akses masyarakat ke pasar modal, yang pada gilirannya akan memperluas basis investor ritel dalam negeri, semakin memajukan pasar modal itu sendiri, dan pada akhirnya membantu mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui investasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, menyatakan sambutan baiknya atas tersedianya fasilitas instruksi penarikan dana. Menggarisbawahi potensi peningkatan jumlah investor lokal di pasar modal Indonesia, Nurhaida menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur untuk mendukung visi OJK melakukan pendalaman pasar. Peningkatan sisi supply yaitu jumlah Emiten dan keragaman produk investasi, sisi demand dengan meningkatkan jumlah investor, serta dan dukungan peraturan di pasar modal harus dilengkapi juga dengan dukungan infrastruktur yang memadai.

Wilayah Timur Indonesia tidak kalah potensinya dibanding dengan wilayah Barat untuk pengembangan pasar modal. Akan terlalu lama bagi pelaku di pasar modal Indonesia untuk mengembangkan sendiri infrastruktur yang secara luas menjangkau ke wilayah Timur, karena saat inipun potensi di wilayah Barat belum sepenuhnya tergarap karena keterbatasan infrastruktur yang ada. Kerjasama dengan perbankan untuk sinergi dan dukungan infrastruktur ini diharapkan dapat menjadi terobosan untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur guna memacu pengembangan pasar modal Indonesia.

“Terdapat 3 dasar utama untuk menjalankan program market deepening ini, yaitu supply, demand, dan infrastruktur pasar modal. Harapan program ini adalah untuk memberikan kemudahan agar investor tertarik dalam berinvestasi di pasar modal sehingga jumlah investor Indonesia dapat meningkat,” ungkapnya. Tujuan akhir dari market deepening ini adalah seimbangnya perbandingan investor di pasar modal antara investor asing dan investor domestik. Sebagaimana kita ketahui investor asing masih mendominasi pasar modal indonesia. Peran domestik yang masih kurang ini perlu ditingkatkan dengan cara terus memberikan kemudahan bagi investor agar dapat berinvestasi di pasar modal.

Peluncuran fasilitas instruksi penarikan dana untuk nasabah Trimegah Securities melalui AKSes Co-Branding via PermataATM membuka lembaran baru pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Kemudahan dan kenyamanan semakin dirasakan investor, yang diharapkan dapat menjadi pendukung dari program pendalaman pasar milik OJK untuk meningkatkan jumlah investor lokal. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved