Personal Finance

Kenali Cloud Kitchen, Bisnis yang Digandrungi Saat Pandemi

Oleh Editor
Foto: Dhiraj Singh/Bloomberg

Sejak pandemi banyak orang yang kehilangan sumber penghasilan. Tidak sedikit karyawan yang harus dirumahkan, dipotong gaji, hingga para pengusaha yang harus gulung tikar. Tetapi, jika kamu sedikit memutar otak, akan ada banyak kesempatan mendapatkan pendapatan baru.

Salah satunya bisnis dengan konsep cloud kitchen. Pada dasarnya, konsep cloud kitchen mirip dengan sistem co–working spaces yang digunakan bersama.

Sesuai dengan namanya, bisnis ini diperuntukkan untuk menjual makanan dan minuman. Sederhananya, cloud kitchen dapat diartikan sebagai sarana dapur besar yang disewakan dan dapat diisi oleh berbagai brand.

Cloud kitchen tidak dapat melayani dine in, melainkan hanya menyediakan layanan pesan antar saja secara online. Maka dari itu, cloud kitchen sangat cocok dengan kondisi pandemi saat ini karena sesuai dengan protokol kesehatan.

Dari sisi keuangan, konsep ini terbilang menguntungkan terutama untuk yang baru merintis. Dengan cloud kitchen akan ada biaya – biaya yang dipangkas. Diantaranya yaitu, tidak perlu biaya sewa restaurant karena yang perlu disewa hanya satu set dapur, tidak membutuhkan banyak karyawan, dan biaya pesan antar ditanggung oleh pembeli.

Tetapi ingat, jangan mudah tergiur dengan melihat keuntungan – keuntungan yang bisa didapatkan. Sejatinya, tidak ada yang mudah dalam bisnis. Risiko akan selalu menyertai kapan pun dan dimana pun. Oleh karena itu, penting untuk memiliki persiapan yang matang, khususnya keuangan.

Rizqi Syam, CFP®, perencana keuangan Finansialku, membagikan tips mengatur anggaran bisnis cloud kitchen sebagai berikut.

Pertama, pastikan kamu sudah memiliki dana cadangan bisnis. Setidaknya, kamu mempunyai cadangan sebesar 3x fixed cost atau biaya tetap bisnis. Dengan begitu, jika suatu saat bisnismu tidak stabil kamu dapat bertahan minimal 3 bulan. Ingat, pastikan dana cadangan bisnis bersifat likuid agar dapat langsung digunakan saat itu juga.

Kedua, bedakan keuangan pribadi dan bisnis. Kamu masih menganggap hal ini sepele? Sebaiknya buang pikiran itu jauh – jauh. Sebab tercampurnya keuangan bisnis dan pribadi akan membawamu ke dalam masalah.

Kasus yang sering terjadi ketika menggabungkan keuangan bisnis dan pribadi adalah uang yang seharusnya untuk modal usaha malah terpakai untuk hal lain. Biasanya karena melihat nominal yang besar lantas merasa aman – aman saja jika dipakai. Padahal jika uang tersebut digunakan untuk keperluan pribadi akan mengganggu stabilitas bisnis.

Ketiga, selalu catat keluar masuknya uang. Hal ini penting dilakukan agar kamu mengetahui nilai pemasukan dan pengeluaran dengan pasti. Mencatat arus kas adalah hal dasar dalam membuat laporan keuangan. Dengan membuat laporan keuangan, jika terdapat kejanggalan dapat terdeteksi dengan cepat.

Keempat, pilih cara untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis cloud kitchen kamu. Ketika kamu berbisnis, ada uang yang harus berperan sebagai perputaran modal dan ada juga keuntungan yang dapat kamu ambil untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

Ada dua cara untuk menentukan penghasilan dari bisnis, yaitu sistem gaji dan bagi hasil. Untuk cara pertama, tentukan besaran gaji yang diinginkan setiap bulannya. Dengan catatan, bagi yang masih merintis mungkin besaran gaji yang didapatkan tidak besar.

Cara kedua dengan membagi keuntungan berdasarkan prersentase laba. Tentukan berapa persen pendapatan yang akan kamu terima per bulannya, misalkan 15% – 20% per bulan. Karena jumlah keuntungan yang didapat setiap bulan berbeda-beda, maka pendapatan yang akan pemilik bisnis peroleh pun tidak memiliki nilai tetap. Dengan mengikuti langkah – langkah di atas, kamu sudah siap membangun bisnis cloudkitchen-mu sendiri. Setelahnya, kamu hanya perlu mencari strategi pemasaran yang cocok agar usahamu semakin laku. (Mutiara Ramadhanti)

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved