Personal Finance

Kesalahan Umum Pengguna Kartu Kredit

Oleh Editor

Kartu kredit bagaikan dua sisi mata uang, jika digunakan dengan bijak akan sangat bermanfaat dan akan sangat menyulitkan apabila digunakan secara sembarangan. Bagi sebagian orang, memiliki kartu kredit mungkin menjadi salah satu milestone dalam kehidupan keuangannya.

Seseorang yang mempunyai kartu kredit pastilah berani mengontrol diri dan berkomitmen dengan institusi keuangan demi kemudahan-kemudahan yang dapat dimanfaatkan dari kepemilikan kartu kredit.

Meskipun menjanjikan kemudahan dengan kartu kredit, tidak sedikit kasus di mana orang-orang diteror debt collector karena menunggak. Parahnya lagi, nggak jarang juga orang-orang kantor sampai ikut tahu perkara tunggakan kartu kredit tersebut karena debt collector mulai menelepon ke kantor tempat kita bekerja.

Hal – hal buruk seperti itu dapat terjadi jika berperilaku buruk dalam penggunaan kartu kredit. Mungkin kesalahan dalam menggunakan kartu kredit tidak disadari oleh pengguna. Tenang saja, perencana keuangan Finansialku.com, L. Nathania, CFP® akan membeberkan kesalahan – kesalahan pengguna kartu kredit yang paling sering dijumpai.

Salah paham yang pertama adalah menganggap kartu kredit sebagai saldo rekening tambahan atau sebagai jalan pintas untuk memenuhi keinginan sesaat secara instan.

“Aahh kan ada kartu kredit, gesek aja, bayarnya kan masih bulan depan” atau “Aah kan ada kartu kredit, dicicil aja, lunasnya perlahan-lahan juga nggak apa yang penting sekarang dibeli dulu”.

Hati-hati kalau Anda terlalu sering berpikir demikian. Salah-salah, kamu terbiasa untuk menggantungkan diri pada kemampuan limit kartu kredit, bukan pada kemampuan aktual teman-teman dalam membayar transaksi-transaksi tersebut. Sebagai catatan, perusahaan kartu kredit umumnya memberikan limit kartu kredit sebesar 1-3x penghasilan bulanan nasabah.

Tentunya, bank tidak memperhitungkan besaran biaya hidup maupun surplus arus kas (sisa penghasilan bulanan) kamu saat memberikan limit tersebut kan. Makanya, pastikan kamu memiliki uang senilai transaksi tersebut di rekening, agar pembayaran selalu terjamin lancar.

Belum lagi jika Anda telat membayar tagihan dan dikenai bunga. Coba timbang-timbang dulu seberapa worth it-nya pembelian tersebut sampai kamu harus mengeluarkan ekstra Rupiah?

Terlepas dari beban bunga, masih ada juga biaya tahunan, biaya overlimit, biaya tarik tunai, dan biaya administrasi lainnya.

Pernah dengar teori the Cashless Effect? Sejumlah penelitian membuktikan bahwa seseorang cenderung lebih mudah mengeluarkan uang pada transaksi digital yang tidak mengeluarkan uang secara nyata. Alasannya, saat tidak melihat wujud uang saat proses pembayaran, kita cenderung lebih tidak merasakan kehilangan atas value uang tersebut.

Sebaliknya, tindakan nyata mengeluarkan uang dan menyerahkan uang ke penjual akan memberikan kesadaran atas value yang terambil atau disebut juga dengan “the pain of payment” pada teori tersebut.

Begitu pun yang terjadi saat menggunakan kartu kredit, kamu tidak mengeluarkan uang secara nyata. Akibatnya, kamu tidak menyadari jumlah uang yang telah dihabiskan melalui kartu kredit.

Parahnya lagi, karena “ketidaksadaran” tersebut, sering kali lupa akan total tagihan yang harus dibayar di kemudian hari. Alhasil, sering kejadian penghasilan yang sudah dialokasikan untuk biaya hidup atau hal lain, terpaksa digunakan untuk melunasi tagihan kartu kredit dengan nominal di luar perkiraan.

Kesalahan berikutnya pengguna baru kartu kredit adalah lupa/telat membayar tagihan. Keterlambatan dalam membayar tagihan dikenai denda lho. Meskipun besaran maksimal denda keterlambatan pembayaran “hanya” sebesar Rp 100.000 – Rp 150.000, namun keterlambatan dapat mempengaruhi rekam jejak kredit kamu.

Jadi..begitu kamu memiliki fasilitas kredit dari lembaga keuangan (bank maupun nonbank), prestasi dan reputasi dalam menjaga komitmen kelancaran pembayaran akan selalu tercatat. Jika keterlambatan sering terjadi atau bahkan sampai tidak membayar tagihan, riwayat kredit kita pun akan memburuk. Alhasil, bukan tidak mungkin pula jika pengajuan kredit di kemudian hari ditolak.

Apakah kamu pernah melakukan ini? Ternyata, hanya membayar minimum payment termasuk sebuah kesalahan. Minimum payment adalah besaran nominal minimum dari total tagihan yang wajib dibayarkan oleh pengguna kartu kredit. Umumnya, minimum payment yang diizinkan oleh penyedia kartu kredit sebesar 10% dari total tagihan. Jika kamu memiliki kebiasaan hanya membayar sebesar minimum payment, usahakan untuk segera melunasi tagihan secara penuh. Sebab, semakin sedikit porsi tagihan yang kamu bayarkan, maka semakin lama kamu dapat melunasi utang, dan pada akhirnya semakin besar pula total bunga yang dibayarkan. (Mutiara Ramadhanti)

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved