PT Logindo Samudramakmur Tbk menargetkan dana sebanyak Rp 541-Rp 715 miliar dari penawaran umum perdana saham (IPO). Dana sebanyak itu rencananya akan digunakan perseroan untuk sejumlah keperluan, seperti membayar pinjaman bank, belanja modal, dan modal kerja.

Adapun jumlah saham yang ditawarkan oleh perusahaan sebanyak-banyaknya 193.277.175 lembar, atau 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, termasuk sebanyak-banyaknya 19.327.718 saham atau 10 persen dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan untuk Program Alokasi Saham Karyawan (ESA). Harga yang dipasang per lembar saham, yaitu Rp 2.800-3.700.

Masa bookbuilding berlangsung selama tanggal 14-22 November 2013, sedangkan penetapan harga tanggal 25 November. Pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan diharapkan bisa diperoleh tanggal 3 Desember. Dan penawaran umum perdana saham dijadwalkan tanggal 5-6 Desember. Dilanjutkan penjatahan tanggal 9 Desember, distribusi tanggal 10 Desember, dan pencatatan saham di papan Bursa Efek Indonesia tanggal 11 Desember. Perseroan pun menunjuk PT UOB Kay Hian Securities dan PT RHB OSK Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

“Penggunaan dana hasil IPO nantinya sebanyak 30 persen untuk membayar pinjaman bank, 60 persen untuk belanja modal, dan sisanya 10 persen akan digunakan untuk modal kerja,” ujar Eddy K Logam, Presiden Direktur PT Logindo Samudramakmur Tbk, di Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Eddy menuturkan, perseroan mempunyai utang jangka pendek sekitar US$ 18 juta di dua bank di Singapura. “Dana tersebut sebagian untuk pembelian kapal pada pertengahan tahun ini,” terang dia. Dan, perusahaan berencana melunasi utang tersebut sekalipun belum jatuh tempo.

Mengenai modal kerja, perusahaan berencana menggunakan 10 persen dari dana perolehan IPO untuk membeli suku cadang. Ini mengingat perusahaan telah membeli sejumlah kapal baru sehingga harus mempersiapkan suku cadangnya. “Sisanya untuk biaya maintenance,” tutur Sundap Carulli, Chief Financial Officer PT Logindo Samudramakmur Tbk, dalam kesempatan yang sama. Eddy pun mengatakan, sebanyak 60 persen dana akan digunakan perseroan sebagai belanja modal. Perseroan berencana membeli sejumlah kapal baru. Tahun depan, perseroan berencana mengalokasikan dana sebanyak US$ 80 juta membeli sekitar 4-5 kapal. “Dari setiap pembelian kapal baru, porsi ekuitasnya 30 persen dari nilai pembelian, sisanya 70 persen adalah pinjaman bank,” tegasnya.

Eddy pun yakin akan rencana perusahaan untuk IPO akan menuai kesuksesan di tengah kondisi pasar yang sedang tidak stabil. “Karena kami sudah 18 tahun di bisnis ini, kalau kami lihat kondisi market sekarang ini, bagi kami ini hanya sebuah riak-riak kecil dalam pasar modal,” tandasnya. (EVA)