Personal Finance

Prospek Pipa Baja Mengkilap, Steel Pipe Go Public

Oleh Admin
Prospek Pipa Baja Mengkilap, Steel Pipe Go Public

PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada hari ini, Jumat (22/2/2013), perseroan yang bergerak di bidang usaha pipa baja ini pun melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO).

“Perseroan menyakini bahwa kebutuhan pipa baja ke depan semakin besar seiring dengan perkembangan industri, sekaligus merupakan perusahaan baja terbesar yang pertama listing ke Indonesia,” ujar Ibnu Susanto, Presiden Direktur PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ( di Gedung BEI.

Sebagai informasi, ISSP mempunyai dua merek, yakni merek Spindo untuk pipa baja karbon, dan merek Tetsura untuk pipa stainless steel. Perseroan mengklaim bahwa dua merek tersebut dikenal sebagai produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif di industrinya. Bahkan, basis pelanggan perseroan mencakup perusahaan-perusahaan internasional, seperti Honda, Yamaha, Chevron, dan Total.

Dan, perusahaan pun melihat prospek usaha di pipa baja bakal kian besar ke depannya. Karena, ada kebutuhan yang besar dari industri yang menggunakan pipa baja, seperti industri konstruksi, infrastruktur, minyak dan gas, otomotif, hingga furnitur. Dengan demikian, potensi produksi dan penjualan pipa baja pun besar. Bagi ISSP, ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.

Untuk itu, perusahaan pun memutuskan untuk melakukan IPO demi ekspansi usaha. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 2,9 miliar saham biasa atas nama yang merupakan saham baru yang berasal dari portepel, atau sebesar 40,36 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana, dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham.

Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh perseroan di BEI seluruhnya sebanyak 7.185.992.035 saham, atau sebesar 100 persen dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh. Setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek, dana dari IPO akan digunakan perusahaan untuk beberapa hal. Sebanyak 42,94 persen untuk belanja modal, sekitar 12,06 persen untuk pelunasan kredit modal kerja, dan 45 persen untuk peningkatan modal kerja. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved