Personal Finance

Tak Bagi Laba, ESSA Mau Tingkatkan Produksi

Oleh Admin
Tak Bagi Laba, ESSA Mau Tingkatkan Produksi

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memutuskan untuk tidak membagikan laba bersih tahun buku 2012. Keseluruhan laba yang diperoleh pada tahun lalu akan menjadi laba ditahan.

Jajaran direksi PT Surya Esa Perkasa Tbk

“Untuk tahun buku 2012, direksi mengusulkan, menetapkan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2012 sebesar US$ 5.211.837 digunakan sebagai berikut, yakni sehubungan dengan rencana pengembangan perseroan, maka perseroan memutuskan tidak membagikan dividen. Seluruh US$ 5.211.837 akan dimasukkan sebagai laba ditahan,” terang Garibaldi Thohir, Direktur Utama PT Surya Esa Perkasa Tbk, di sela-sela RUPST, di Jakarta, Senin (27/5/2013).

Sebagai informasi, bisnis ESSA yaitu menghasilkan produk akhir hasil ekstraksi gas bumi, yaitu LPG (gas minyak bumi yang dicairkan untuk bahan bakar kompor gas, kendaraan, hingga industri), propana, dan kondensat. Produk-produk tersebut dihasilkan dari kilang pengolahan gas bumi di Palembang, yang mulai beroperasi dari tahun 2007.

Bisa dikatakan, ESSA kini adalah pemilik kilang LPG dan fasilitas produksi LPG swasta terbesar kedua di Indonesia. Itu bisa dilihat dari produksi LPG 122 MT per hari, dan kondensat sebesar 412 bbl per hari.

Garibaldi mengatakan, seiring dengan ekonomi yang terus bertumbuh, kebutuhan energi termasuk gas bakal melesat. Maka dari itu, perusahaan pun melihat kapasitas produksinya perlu diperbesar. ESSA berniat untuk meningkatkan kapasitas produksi di Palembang sebesar 55 persen. “Untuk progress pengembangan ekspansi, pada bulan ini, kami sudah menandatangani perjanjian untuk peralatan, teknologi, desain, dan engineering, dengan satu perusahaan, yakni Enerflex dari Kanada,” Chander Vinod Laroya, Direktur Eksekutif PT Surya Esa Perkasa Tbk menambahkan.

Mengenai dana untuk peningkatan kapasitas produksi itu, perseroan bakal menggelontorkan dana sebesar US$ 21 juta. Dana sebanyak itu akan berasal dari internal perusahaan. Diharapkan, peningkatan produksi bisa berlangsung mulai semester kedua tahun depan.

Selain itu, perusahaan juga memutuskan untuk menyuntikkan modal ke anak perusahaan, PT Panca Amara Utama, yang diakusisi pada tahun 2011. PAU berencana untuk memproduksi amoniak di Sulawesi Tengah. Fasilitas pabrik amoniak tersebut mempunyai kapasitas hingga 700 ribu MT.

Biaya proyek pembangunan pabrik amoniak itu mencapai US$ 750 juta. Dengan jumlah tersebut, International Finance Corporation telah mengajukan untuk mengatur penggalangan pinjaman untuk membiayai PAU sebesar US$ 500 juta. Untuk sisa kebutuhan modal US$ 250, ESSA diminta untuk menyuntikkan modal sampai dengan US$ 132 juta. Di mana pada tahun ini, ESSA bakal menyuntikkan modal sebanyak US$ 80 juta dari jumlah tersebut. Sisanya sekitar US$ 50 juta akan diberikan secara bertahap dalam dua tahun mendatang.

“Pabrik amoniak akan selesai konstruksi diharapkan pada kuartal I 2015, dan akan beroperasi komersial pada kuartal III 2015,” tandas Chander. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved