Personal Finance

Tips Menyusun Portfolio Saham bagi Investor Pemula Ala Timothy Ronald

Tips Menyusun Portfolio Saham bagi Investor Pemula Ala Timothy Ronald

Investasi di pasar modal menjanjikan keuntungan berlimpah. Namun jika salah langkah, harga saham yang anjlok bisa menjadi pukulan telak yang menghancurkan kondisi finansial seorang investor. Lantas, seperti apakah cara menyusun portfolio saham yang baik? Untuk menjawab pertanyaan ini, Co-founder Ternak Uang Timothy Ronald yang juga seorang investor berbagi tips menyusun portofolio di pasar modal agar mendapat keuntungan maksimal, khususnya bagi investor pemula.

Pertama, tidak harus selalu mengikuti teori. Bagi seseorang yang akan memulai terjun ke pasar modal, sudah menjadi hal yang wajar apabila langkah mereka berpijak pada teori-teori dalam dunia saham. Akan tetapi, pasar modal yang fluktuatif membentuk kondisi yang terkadang jauh dari gambaran-gambaran dalam buku.

Menurut Timothy, cara menyusun portofolio saham memang ada teorinya, tapi belum tentu dapat diaplikasikan untuk setiap orang. Karena setiap orang punya preferensinya masing-masing. “Misalnya dalam menentukan jumlah ideal saham dalam portfolio seorang investor. Mengutip riset yang ditulis dalam buku berjudul Modern Portfolio Theory and Investment Analysis yang ditulis oleh Edwin J. Elton dan Martin J. Gruber, komposisi saham paling optimal berdasarkan standar deviasi dan profil resiko seorang investor berjumlah 30 saham,” katanya (16/09/2021).

Namun, Timothy tidak menyarankan semua investor untuk serta merta mempraktekkan. Beberapa hal seperti ketersediaan waktu, kemampuan untuk melakukan riset pasar, dan sumber daya yang dimiliki perlu menjadi pertimbangan akan jumlah saham yang siap dikelola oleh tiap-tiap investor.

Kedua, tujuan berinvestasi saham. Timothy mengatakan, setiap orang memiliki alasan tersendiri untuk terjun di pasar modal. Alasan inilah yang nantinya akan mempengaruhi strategi orang tersebut ketika berinvestasi di pasar modal. Ada yang semata-mata menjadikannya sebagai sumber pemasukan tambahan, namun ada juga yang menjadikannya sumber pemasukan utama. Belum lagi dengan profil risiko berbeda dari setiap investor, yang sangat memeengaruhi keputusan yang diambil.

Timothy mencontohkan dirinya yang masih berusia 20 tahun, memiliki profil risiko berbeda dengan profil seorang pria paruh baya, kepala keluarga, dengan tanggungan istri dan anak-anaknya. Bagi seorang investor dengan karakter agresif, tentunya bisa mengambil langkah-langkah yang high risk dengan potensi high return. “Namun, bagi seseorang dengan tujuan investasi jangka pendek dan jangka menengah, disarankan untuk mengambil langkah investasi yang relatif stabil dan minim risiko,” ujarnya.

Ketiga, alokasi dana di pasar modal. Jika dua poin sebelumnya telah dijalankan, kini saatnya untuk mulai menjawab pertanyaan yang sesungguhnya yakni bagaimana cara efektif mengalokasikan dana di pasar modal untuk meraih keuntungan maksimal? Jika merujuk pada teori garis permukaan efisien (efficient frontier), yaitu teori grafik yang memberikan gambaran kombinasi aset-aset dalam menyusun portfolio, komposisi aset yang disarankan terdiri dari 75% saham dan 25% obligasi.

Namun Timothy sendiri mengakui, jika dirinya mengambil pendekatan yang sedikit berbeda. Timothy memilih untuk mengalokasikan 70% pada saham, 30% pada cash yang difungsikan sebagai dana siaga jika seandainya harga saham yang dimilikinya anjlok.

“Terlepas dari tips tersebut, dibutuhkan kebijaksanaan dan kesadaran setiap investor akan konsekuensi yang mungkin terjadi. Keadaan pasar modal bersifat fluktuatif, yang tidak selalu menjanjikan keuntungan bertahan dalam waktu lama. Namun, dengan bekal pengetahuan dan persiapan yang baik, potensi risiko yang terjadi tentu dapat diminimalisir,” tutur Timothy.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved