Personal Finance

IPC Dituntut Lebih Profesional Demi Menjaga Kepercayaan Investor

IPC Dituntut Lebih Profesional Demi Menjaga Kepercayaan Investor

Kondisi perekonomian dan pasar modal yang memburuk di 2015 tampaknya membuat sejumlah perusahaan semakin berhati-hati dalam mengelola struktur dan penawaran mereka. Perusahaan harus ekstra keras untuk membuat sruktur dan penawaran yang tepat dengan tata kelola yang baik. Hal ini tentunya akan menarik minat investor sehingga perusahaan-perusahaan bisa berhasil dalam transaksi.

2

Menurut Daniel Yu, salah satu pendiri dan Editor in Chief The Asset, beberapa perusahaan yang mampu bertahan, beberapa di antaranya adalah China Communication Construction Company, Huawei, ICTSI, dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC. Oleh karena itu IPC pun mampu memperoleh penghargaan pada The Asset Triple A Country Award 2015 Dinner.

Penghargaan ini diberikan berkat surat hutang atau obligasi global sebesar $ 1,6 miliar atau setara dengan Rp20,8 triliun. Obligasi global ini dinobatkan sebagai Best Corporate Bond Indonesia. The Asset sendiri merupakan sebuah majalah yang membahas mengenai keuangan, perbankan, ekonomi, dan pasar modal.

IPC menunjuk tiga bank yaitu ANZ, BNP Paribas, dan Citigroup, dan dua perusahaan sekuritas lokal Pt Bahana Securitas dan Pt Danareksa Sekuritas. Kedua perusahaan tersebut bertindak sebagai join bookrunners dan joint lead managers untuk mengani transkasi.

“Obligasi ini adalah hutang perseroan langsung, tanpa jaminan berupa aset apapun. Tanpa kewajiban pelaksanaan penebusan wajib ataupun sinking fund. Ini menunjukan kepercayaan yang besar kepada perusahaan,” ujar Orias P. Moedak, Direktur Keuangan IPC.

Pada tanggal 5 Mei 2015, IPC menerbitkan surat hutang sebesar $1.1 miliar yang akan jatuh tempo tahun 2025. Selain itu $ 500 juta akan jatuh tempo pada 2045, masing-masing dengan bunga atau kupon sebesar 4,25% per tahun dan 5.375% pertahun. Kedua obligasi tersebut tercatat di Bursa Efek Singapura dengan menggunakan New York Law.

Menurut Orias, di kala pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat, transaksi ini justru membuktikan bahwa ada sentimen positif investor terhadap Indonesia. Tentunya ada juga dukungan penuh untuk sektor-sektor prioritas negara terutama untuk pengembangan infrastruktur dan investasi jangka panjang yang dipandang strategis.

Operator pelabuhan yang memiliki 12 cabang pelabuhan ini, juga dituntut untuk menjadi lebih profesional dan handal dalam mengelola perusahaan untuk menjaga kepercayaan investor terhadap Indonesia. Ia juga mengharapkan dukungan pemerintah tergadapan perusahaan karena akan sangat diperlukan dalam pembangunan dan pengembangan proyek-proyek, khususnya proyek pelabuhan hingga dapat berjalan tanpa hambatan.

Dengan adanya dana yang diperoleh dari pasar tersebut, IPC berencana menjalankan investasi untuk melakukan perbaikan serta peningkatan terhadap pelabuhan-pelabuhan baru di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu program investasi adalah infrastruktur New Priok Terminal sesuai pentahapannya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved