Personal Finance zkumparan

De’Tones, Pundi-pundi Investasi Afgan

 De’Tones, Pundi-pundi Investasi Afgan

Kendati namanya sudah berkibar sebagai penyanyi papan atas di Tanah Air, rupanya Afgan Syahreza tak lupa menyiapkan pundi-pundi investasi. Tentu, investasi tersebut selain untuk menambah penghasilan, juga menjadi ladang pendapatan baru dalam mengarungi masa depannya.Afgan Syahreza

Saat ini, Afgan memiliki portofolio investasi di properti, seperti rumah dan apartemen. Ia berivestasi di properti karena meyakini bahwa investasi di properti cukup menguntungkan. Lalu, investasi lainnya yang sekarang terus dikembangkannya adalah bisnis karaoke dengan mengusung nama De’Tones by Afgan Family Karaoke. Kelahiran Jakarta, 27 Mei 1989, ini menjadi pemegang saham dan pemilik usaha karaoke yang sedang agresif menggaet investor melalui sistem waralaba itu.

De’Tones membuka gerai pertama di Mal Summarecon Serpong, Tangerang. Kemudian, gerai lainnya dibuka di Palembang (Kompleks Ruko Palembang Square), Prabumulih Timur-Sumatera Selatan, Medan (Mal Centre Point), Pontianak-Kalimantan Barat, dan Jambi.

Agar bisa bersaing di tengah maraknya bisnis karaoke, Afgan menyuguhkan konsep dan nuansa baru yang diklaim berbeda dengan bisnis sejenis lainnya. De’Tones mengusung konsep utama Around The World untuk semua gerainya dan slogan citra “Singing my way”. Konsep Around The World menghadirkan keindahan kota-kota di dunia, antara lain Las Vegas dan Athena, untuk setiap ruangan karaokenya sehingga lebih menarik.

Selain desainnya mewah dan modern, setiap ruangan juga dilengkapi dengan sistem komputer pencarian lagu berteknologi terbaru, yaitu software touchscreen versi 7.0 yang lebih mudah dimengerti dan digunakan, TV LED berukuran besar, sistem tata suara audio canggih dengan 31 band digital equalizer, speaker karaoke dengan sistem 3 way, sampai subwoofer di setiap ruangan. Tidak ketinggalan, ada lebih dari 120 ribu koleksi lagu dari berbagai kategori dan selalu diperbarui setiap saat. Disediakan juga lebih dari 100 jenis menu makanan dan minuman untuk memenuhi keinginan konsumen yang beragam.

Afgan menjelaskan, bisnis karaoke dipersiapkan sejak April 2010 dan mulai berjalan di November 2010. “Dari awal memang cita-cita kami adalah mem-franchise-kan bisnis ini. Meskipun kami tahu hal tersebut tidak mudah, kami yakin bahwa ke depannya bisnis ini dapat di-franchise-kan,” kata Afgan yang membintangi film Cinta 2 Hati.

Pengembangan bisnis lewat sistem waralaba adalah cara yang menarik untuk menduplikasi bisnis agar dapat lebih cepat dikenal luas di masyarakat. Selain itu, pihaknya juga ingin agar calon yang diberi hak waralaba (franchisee) dapat merasakan keuntungan jangka panjang dari bisnis ini.

Afgan tidaklah asal dalam mewaralabakan bisnis karaoke ini. Itu ia lakukan setelah merasa cukup mempunyai pengalaman dan pengetahuan. “Jadi, tidak asal langsung jual franchise saja seperti yang biasa suka dilakukan oleh kompetitor di bidang usaha sejenis meskipun mereka belum punya pengalaman di bidang usaha ini yang telah teruji oleh waktu,” katanya membandingkan.

Ia pun bersama tiga rekannya yang juga pendiri De’Tones mencari konsultan waralaba yang dapat menjadi mentor dan mitranya dalam mempersiapkan bisnis waralabanya. “Kami memilih IFBM untuk menjadi partner dalam mempersiapkan bisnis franchise ini,” ungkap Afgan yang pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2007-08) dan Monash University Malaysia (2011-13) ini.

Berapa kisaran nilai investasi setiap cabang? Berapa tahun akan kembali modal? “Kami menawarkan paket kemitraan penuh dengan biaya investasi Rp 3 miliar-4 miliar. Investor bisa membuka usaha karaoke di lahan seluas 700 m2 dengan kapasitas ruangan 20-32 kamar,” ungkap Afgan. Biaya tersebut sudah termasuk franchise fee, interior properti, sistem operasional, manajemen dan SDM. “Dengan omset sekitar Rp 400 juta per bulan, rata-rata mitra bisa mencapai return of investment (ROI) atau balik modal dalam waktu dua tahun,” kata pemilik album Confession No.1 dan The One ini.

Tentu saja, agar bisnis karaokenya bisa diminati pelanggan, termasuk oleh para calon franschisee, Afgan dan tim gencar melakukan branding dan pemasaran. “Branding pasti kami lakukan. Salah satunya dengan menggunakan nama saya sebagai salah satu shareholder sekaligus sebagai brand ambassador,” ucapnya. Kemudian, branding dan pemasaran juga dilakukannya lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram, juga lewat majalah franchise, website franchise, dan majalah penerbangan. “Branding ini kami lakukan dengan program kerja selama setahun dan dilakukan secara continue,” kata Afgan, anak kedua pasangan Lola Purnama- Loyd Yahya yang berputra empat.

Arnold Gunawan, franchisee De’Tones by Afgan, mengatakan bahwa dirinya tertarik menjadi mitra bisnis karaoke Afgan di Kompleks Ruko Palembang Square karena di kota besar, masyarakat membutuhkan wahana hiburan untuk mengusir penat. Salah satu bisnis hiburan yang tepat adalah karaoke yang dibesut Afgan. Ia tertarik karena semua ruangan di De’Tones didesain secara khusus dengan tema kota-kota terkenal di seluruh dunia. Sehingga, tidak ada satu pun ruangan yang sama. Investasi yang dibenamkan Arnold sebesar Rp 4,5 miliar untuk 25 ruangan karaoke. “Berdasarkan outlet yang telah berjalan, ROI dapat dicapai selama 2,5 tahun,” ujarnya.(*)

Reportase: Akbar Kemas


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved