Personal Finance zkumparan

Investasi Mantan Atlet Nasional

(Kanan) Chris John dan penggemar di Jakarta. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Chris John pandai mengelola penghasilan yang digunakan untuk membeli properti. “Saya lebih banyak investasi di tanah dan bangunan,” kata Chris, beberapa waktu lalu, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Menurut Chris, penghasilannya ketika masih menjadi atlet tinju memang lumayan tinggi. Ia selalu menyisihkan sebagian besar uangnya untuk membeli aset tak bergerak itu.

Pria kelahiran Banjarnegara, 14 September 1979 ini merasa beruntung memiliki Anna Maria Megawati, sang isteri, yang memotivasi Chris agar disiplin dan cermat mengelola penghasilannya semasa menjadi atlet tinju. Tidak mengherankan, Chris mempercayakan pengelolaan keuangan ke sang isteri. “Saya serahkan semua uangnya ke isteri. Dia perannya sebagai ‘menteri keuangan’, jadi saya tidak repot,” ujar Chris menuturkan strategi mengelola keuangan ketika masih menjadi atlet tinju hingga saat ini. Seusai pensiun sebagai atlet, Chris masih memperoleh penghasilan dari bisnis promotor tinju. “Saya mendirikan perusahaan, namanya PT Chris John Indonesia,” ucap mantan juara dunia tinju kelas bulu WBA, itu.

Chris yang merintis karier sebagai petinju profesional di usia 16 tahun itu juga menginvestasikan uangnya di deposito. Namun, baru-baru ini, dia berencana menambah portofolio investasi di pasar saham. “Saya baru saja membuka rekening efek, selama ini saya tidak langsung berinvestasi di saham, saya beli saham melalui asuransi unit link yang menyediakan proteksi dan investasi,” jelasnya. Sebelumnya, Chris tidak banyak mengetahui strategi mengelola penghasilan. Ia seringkali diingatkan keluarga untuk menyimpan honor pertandingan ke instrumen investasi. “Setelah menikah, saya semakin disemangati isteri dan keluarga,” ungkapnya.

Mantan atlet lainnya, John D. Item, juga rajin berinvestasi, yakni menginvestasikan dananya ke pasar saham. “Saya berinvestasi di bursa efek Indonesia dan Wall Street,” ujarnya kepada SWA Online. Ia aktif melakukan transaksi saham untuk memperoleh imbal hasil. “Dalam satu portofolio saya mengoleksi 10-20 saham,” John menambahkan. Saham-saham itu rutin dibongkar pasang untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar modal di periode tertentu.

Target return-nya sebesar 20% per tahun dan cut loss 10%. Selain saham, portofolio investasi John adalah properti. Porsi properti sebesar 70% dari jumlah total portofolio investasinya. Sedangkan saham sebesar 30%. “Properti saya berupa rumah serta apartemen yang disewakan untuk mendapat passive income,” kata John.

John adalah mantan atlet renang nasional yang pernah mengikuti ajang Asian Games 1978 dan 1982. Di pentas Asean Games, John mempersembahkan lebih dari 20 medali emas untuk Indonesia di ajang multi event pentas internasional yang diikutinya sejak 1977 hingga tahun 1985. John pensiun sebagai atlet renang sekitar tahun 1986. Dia meneruskan kariernya di bidang keuangan, khususnya pasar modal. Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia di tahun 1985 ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Indo Premier Investment.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved