Personal Finance

Meski Supply Tinggi, Proyeksi Penjualan Kondominium Capai 69%

Meski Supply Tinggi, Proyeksi Penjualan Kondominium Capai 69%

Diskusi tentang peluang investasi kondominium.

Sub sektor properti kondominium selama beberapa tahun terakhir mencatat pertumbuhan yang sangat pesat. Jika pada 2006 supply-nya hanya 40 ribu unit, di 2011 melonjak menjadi 89 ribu unit. Tahun ini ada 20 ribu unit kondominium yang ditawarkan. Meski supply terus meningkat, namun proyeksi penjualannya tahun ini mencapai 67-69%.

Arief Rahardjo, Assosiate Director Research & Advisory PT Cushman & Wakefield Indonesia, mengatakan, kondominium di Jakarta tren-nya kini sudah melebar ke wilayah Bekasi, Tangerang, Bekasi dan Depok. “Tak ada pengembang yang kesulitan menjual kondominium. Sampai dengan selesai proyek, pengembang rata-rata berhasil menjual 95% unit,” ujarnya saat acara bincang media di Jakarta, Senin (14/5).

Permintaan terhadap kondominum bergairah karena harga rumah di wilayah prime semakin tinggi, terutama seperti di Kemang, Kebayoran dan wilayah-wilayah Jakarta Pusat dan Selatan lainnya. Orang pun mulai beralih ke kondominium. “Di tahun 80-an orang membeli kondominium 70% nya untuk disewakan, namun saat ini 50% pembelinya merupakan end user (pengguna terakhir). Harga rumah di lokasi yang strategis semakin tak terjangkau. Coba saja perhatikan, kondominium yang harganya di bawah harga rumah sekitarnya maka biasanya cepat ludes terjual,” kata Arief.

Sementara itu untuk pertumbuhan imbal hasil harga sewa kondominium per tahunnya ada di kisaran 6-8%. Angka itu masih di atas suku bunga deposito. Jadi investasi kondominium masih menarik. Yang perlu dijaga adalah: dengan meningkatnya jumlah supply kondominium maka akan mempengaruhi harga sewa. Akan terjadi persaingan harga sewa, namun kalau untuk berinvestasi pertumbuhan harga jualnya masih bagus yaitu 13-15% per tahun.

Sementara itu, Evi Susanti, Senior Associate Director PT Leads Property Service Indonesia, mengatakan, peluang investasi kondominium terbagi menjadi dua, yakni untuk investasi jangka pendek atau jangka panjang. “Jangka pendek yakni 24-30 bulan, investor biasanya akan menjual kembali pada saat pembangunannya selesai. Kalau jangka panjang biasanya 5-10 tahun, investor ini biasanya menyewakan unitnya. Peluang investasi keduanya besar. Apartemen Park Royal misalnya, disewakan dalam dolar AS. Minimal 1100 dolar AS per bulan, padahal pembelian awalnya dulu Rp 700 juta-an. Coba bayangkan berapa keuntungannya,” tambahnya.

Evi memberikan tips dan trik sebelum memutuskan untuk berinvestasi di kondominium. Pertama, pembeli harus memilih lokasi yang strategis. Selain itu jangan membeli development yang unitnya banyak, idealnya di bawah 500 unit. Kemudian pembeli sebaiknya membeli pada masa-masa pra-sales. “Saat pra-sales biasanya ada early price. Pembeli bisa mendapatkan harga lebih murah. Keuntungannya jadi bisa maksimal, harganya bisa naik 80% jika beli di pra sales dan dijual di saat serah terima unit,” ujar Evi. (Lila Intana/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved