Personal Finance Editor's Choice

Nikita Willy Kesengsem Berinvestasi di Properti

Nikita Willy Kesengsem Berinvestasi di Properti

Muda kaya raya, tua akan semakin sejahtera. Ini setidaknya sudah diupayakan Nikita Willy yang memiliki sejumlah portofolio investasi berupa properti yang dibeli dari koceknya sendiri. Ia menargetkan return sebesar 50%. Lalu, bagaimana ia mengelola portofolionya?

Nikita Willy

Nikita Willy

Pasar properti pada 2015 dinilai masih prospektif untuk semua sektor, baik itu rumah tapak (landed house) maupun apartemen. Samara Dana Property, pengembang properti, memprediksi capital gain untuk rumah tapak sekitar 20%. Lahan yang semakin berkurang dan tingginya permintaan masyarakat akan properti membuat harga properti semakin tinggi. Kawasan di wilayah timur Jakarta memiliki keunggulan dari segi harga. Harga tanah di kawasan tersebut masih jauh lebih murah dibandingkan dengan kawasan barat, seperti Serpong, Tangerang, Banten.

Kemudian, adanya persepsi investor bahwa hunian vertikal masih dianggap menarik sebagai instrumen investasi. Jones Lang LaSalle Indonesia, lembaga konsultan properti, menyebutkan harga kondominium mewah (high-end) dan atas (upper) pada kuartal IV/2014 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar 7,5%. Salah satu faktor yang mendorong investor adalah keyakinan bahwa kondominium merupakan alat investasi dan keterbatasan pasokan kondominium di kelas mewah dan atas. Harga sewa hunian vertikal cenderung meningkat sejak 2014 seiring dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Salah satu investor yang sigap menangkap peluang berinvestasi di properti adalah Nikita Willy. Artis yang reputasinya mulai diperhitungkan ketika menjadi tokoh utama dalam serial sinetron Putri yang Ditukar ini memiliki sejumlah aset properti yang tersebar di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Meski masih muda, Nikita memiliki limpahan uang untuk berinvestasi di properti, khususnya rumah tapak dan apartemen.

Persoalan modal terbilang mudah bagi Nikita. Betapa tidak, sulung dari dua bersaudara ini disebut-sebut sebagai aktris dengan honor termahal se-Indonesia berkat kesuksesannya berakting di Putri yang Ditukar. Penghasilan lajang kelahiran 29 Juni 1994 ini bisa mencapai miliaran rupiah per tahun.

Sejumlah pengamat industri hiburan memprediksi honor Nikita mencapai Rp 45-50 juta per episode. Honor Nikita dari sinteron dibayar rutin setiap bulan oleh rumah produksi sebanyak 10-15 episode. Pundi-pundi Nikita semakin bertambah dari honor iklan yang kisarannya Rp 300-500 juta untuk durasi satu tahun per iklan yang dibintanginya.

Meski koceknya semakin tebal, Nikita tak menghambur-hamburkannya. Ia menyisihkan penghasilannya sebesar 50% dari jumlah total penghasilannya untuk berinvestasi. Yora Febrine, ibunda Nikita, menyarankan putrinya ini untuk berinvestasi. Nikita pun menganggukkan kepalanya untuk mengikuti saran sang bunda. “Modalnya dari honor untuk beli tanah di Jatiwaringin yang harganya masih lebih murah,” katanya. Berdasarkan data Property Watch, harga tanah di Serpong pada 2014 sudah mencapai Rp 17-20 juta/m2. Adapun harga tanah di perbatasan Jak-Tim — Bekasi sekitar Rp 5 juta per m2.

Nikita mengisahkan, setiap kali menerima honor, ia menyisakannya untuk membeli tanah. Untuk itu, ia menggandeng ibunya untuk memuluskan rencananya tersebut. Lantas, Nikita memutuskan berinvestasi sejak 2011 dengan membidik lahan-lahan kosong di kawasan Jak-Tim. ”Keluargaku tidak berpengalaman di bisnis selain properti. Mamaku lebih memahami seluk-beluk properti, seperti memprediksi kenaikan harga tanah per tahun, harga bangunan dan lainnya,” tutur Nikita.

Keinginannya terwujud, ketika ia membeli lahan seluas 1.000 m2 di Jatiwaringin, Jak-Tim. Lahan tersebut dibangun rumah hunian dalam konsep klaster dengan unit terbatas. Kompleks rumahnya diberi tajuk Winona Residence. Nama tersebut diambil dari Winona, nama adik bungsunya.

Pembangunan rumah dan desain interior klaster ini menggunakan konsultan arsitek dari Institut Teknologi Bandung dan Majalah Home. Klaster merupakan konsep perumahan tertutup yang hanya menggunakan satu akses untuk keluar dan masuk sehingga mudah terpantau oleh petugas keamanan. Untuk pembangunannya, sang bunda terjun langsung mengawasinya. Maklum, saat itu Nikita belum cukup umur untuk mengelola investasinya. Material bangunannya menggunakan bahan berkualitas. Desain rumah mengusung konsep minimalis elegan. Nikita terlibat dalam pemilihan desain ini sehingga kerap memberikan masukan.

Yora mengatakan, jumlah total rumah yang dibangun sebanyak 13 rumah di Winona Residence. Rinciannya, sebanyak delapan rumah dibangun di lahan seluas 110 m2 dan empat rumah seluas 100 m2. Harga untuk rumah seluas 110 m2 dibanderol Rp 1,2 miliar. “Untuk yang berukuran 100 m2, dijual dengan harga Rp 1 miliar,” kata Yora. Sisanya, harga satu unit rumah seluas 132 m2 dipatok senilai Rp 1,25 miliar.

Selanjutnya, Nikita menambah asetnya dengan membeli lahan seluas 700 m2 di Kompleks Angkatan Udara di Jatiwaringin, Jak-Tim. Menurut Yora, pembeliah lahan itu diperuntukkan sebagai rumah pribadi Nikita. Pembangunan rumah Nikita menyedot dana hingga Rp 20 miliar.

Portofolio propertinya semakin bertambah dengan membangun kompleks rumah bandar (town house) sebanyak lima unit di Jatiwaringin, Jak-Tim pada 2014. Harga jualnya dipatok senilai Rp 1 miliar per unit. “Semua unit sudah terjual dalam setahun,” tambah artis berdarah Minang ini. Saat ini Nikita berencana membangun 93 rumah di lahan seluas 2.900 m2 di Cikarang, Jawa Barat. Nantinya, rumah tersebut akan dikontrakkan. Yora menyebutkan, rumah kontrakan ini didesain untuk penyewa yang sudah berkeluarga. Rencananya, target pembangunan rumah kontrakan ini akan selesai pada Juli 2015.

Selain rumah, Nikita juga membeli sejumlah apartemen yang lokasinya tersebar di pusat bisnis Jakarta. Ia menuturkan, pertama kali dirinya membeli apartemen di The Lavande Residences, kawasan Pancoran, Jak-Sel pada 2010, sebanyak satu unit. Kemudian, Nikita membeli dua unit apartemen lainnya di Setiabudi Sky Garden, Jak-Sel dan Pacific Place di Sudirman Central Bussines District (SCBD) yang dibelinya pada 2012. “Saat ini, saya memiliki tiga unit apartemen,” ucap Nikita.

Nikita Willy

Nikita Willy

Menurut Yora, harga apartemen milik putri sulungnya itu rata-rata di atas Rp 1 miliar per unit. “Saya membeli apartemen di The Lavande Residences seharga Rp 2,8 miliar,” tuturnya. Harga sewa apartemennya bervariasi. Ia mengklaim keuntungan dari bisnis sewa apartemen sangat menjanjikan, apalagi lokasinya berada di jantung bisnis Kota Jakarta. “Keuntungan berinvestasi apartemen sangat prospektif, khususnya sewa apartemen di daerah Semanggi dan SCBD. Harga sewa apartemen Setiabudi Sky Garden U$S 2.500-3.000/bulan dan apartemen di SCBD senilai U$S 3.500/bulan. Sedangkan tarif sewa apartemen di The Lavande Residences sebesar Rp 17 juta/bulan,” Yora menjelaskan.

Nikita menambahkan, minatnya membeli apartemen didorong oleh banyaknya jumlah pekerja asing yang bekerja di Jakarta. Nikita menilai para ekspatriat sangat meminati sewa apartemen sebagai tempat tinggalnya selama bekerja di Jakarta. “Saya membeli apartemen untuk disewakan kepada orang-orang asing. Saat ini, banyak sekali orang asing yang datang ke Jakarta dan menyewa apartemen dalam jangka waktu dua tahun untuk dua kamar, masing-masing satu kamar tidur dan satu ruang kerja. Jadi, menyewakan apartemen cukup menguntungkan,” ia memaparkan. Rencananya, ia akan membeli apartemen di luar Jakarta untuk investasi di masa depan.

Yora menambahkan, Nikita membidik return sebesar 50% dari aset-aset properti yang dijual atau disewakannya kepada konsumen. ”Saya berharap keuntungannya bisa sekitar 50%,” katanya. Portofolio Nikita bertambah lagi lantaran ia juga menyewakan mobil-mobil mewah. Nikita memiliki mobil BMW, Mercedes-Benz dan Toyota Velfire. Untuk segmen medium tersedia Honda CR-V.

Yora menyebutkan, mobil yang dibeli Nikita itu kerap disewa pelanggannya untuk syuting sinetron atau pesta pernikahan. Ia tidak merinci harga sewanya. Faktor kedekatan antara Nikita atau sang ibu dengan calon penyewa bisa membuat harga sewanya di bawah harga pasar. “Saya memberikan harga yang berbeda, tergantung pada faktor kedekatan saya dengan penyewa,” katanya. Selain itu, Nikita juga memiliki mobil Cadillac Escalade ESV seharga Rp 3,4 miliar.

Daftar portofolionya bertambah banyak lantaran Nikita kerap membeli emas. Dara berhidung mancung ini berencana terjun langsung mengelola portofolio investasinya dalam 3-5 tahun ke depan. Saat ini, kontribusi Nikita masih sebatas mempromosikannya saja, seperti promosi aset propertinya. Sementara, pengelolanya masih sang bunda. Jadi, Yora berperan seperi perencana keuangan pribadi putrinya itu. (*)

Reportase: Darandono, Indah Pertiwi & Aulia Dhetira Haryadi

Riset: Sarah Ratna Herni

Investasi Nikita Willy:

Apartemen

The Lavande Residences, satu unit; harga sewa Rp 17 juta/bulan

Setiabudi Sky Garden, satu unit; harga sewa U$S 2.500-3.000/bulan

Apartemen Pacific Place, satu unit; harga sewa U$S 3.500/bulan

Rumah Tapak

Winona Residence

Jumlah : 13 unit

Harga : Rp 1-1,25 miliar

Town House

Jumlah : 5 unit

Harga : Rp 1 miliar

Proyek Rumah Kontrakan

Luas : 2.900 m2

Jumlah : 93 unit

Selesai pembangunan: Juli 2015

Safir Senduk, Perencana Keuangan Independen:

Nikita Sebaiknya Fokus di Sewa Apartemen

Langkah Nikita Willy menyisihkan penghasilannya untuk berinvestasi sangat tepat. Artis muda biasanya tergolong sebagai investor pemula dengan tingkat pengetahuan yang terbatas mengenai suatu produk investasi. Lantaran demikian, mereka harus rajin menghimpun informasi sebanyak-banyaknya agar memiliki landasan yang logis ketika menetapkan keputusan dalam investasinya itu.

Seorang investor harus membedakan antara investasi yang bersifat spekulatif dan investasi yang sejati. Investor yang mengandalkan spekulasi biasanya berupaya mencari untung dalam jangka pendek tanpa perhitungan matang. Sementara, investasi yang hakiki adalah yang meyakini kenaikan imbal hasil investasinya dalam jangka panjang dan menjadi penghasilan rutin.

Jika ditilik dari targetnya, profil Nikita dikategorikan sebagai investor yang horison investasinya berjangka panjang. Hal itu terindikasi dari caranya mengelola aset propertinya, yakni menyewakan dan menjualnya kepada konsumen. Bisnis properti yang seperti ini bisa menghasilkan return dan risiko yang tinggi pula. Karena itu, Nikita harus mampu mengelola investasinya dengan cermat untuk menghasilkan imbal hasil yang tinggi dan bisa meminimalisasi risikonya.

Nikita bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus sebagai penghasilan tambahan yang diperolehnya dari harga sewa apartemen dan kenaikan harga (capital gain) dari semua aset propertinya. Bagi saya, langkah Nikita menyewakan propertinya sangat tepat. Sebab, bisnis sewa properti sangat prospektif karena minat konsumen sangat tinggi. Saya menyarankan Nikita menjadikan sewa-menyewa apartemen sebagai bisnis utamanya di masa depan.

Untuk itu, Nikita diharapkan membuka kantor pemasaran untuk mengurusi hal tersebut. Jika Nikita mau merealisasinya, kantornya ini harus dilengkapi beragam fasilitas pendukung. Nantinya kantor ini bisa memudahkan calon penyewa yang berminat menyewa propertinya, atau sekadar menanyakan harga sewanya. Kantor ini juga bisa untuk mengurus perjanjian sewa-menyewa. melayani keluhan konsumen, dan menjadi media promosi untuk sewa apartemennya. Bagi saya, Nikita berpeluang menjadikan sewa-menyewa apartemen sebagai bisnis utamanya di masa mendatang.

Meski demikian, Nikita harus mengalkulasikan risikonya. Misalnya saja, ketika tidak ada penyewa atau tidak mendapatkan calon pembeli untuk rumah huniannya. Umumnya, investor yang belum terbiasa dalam bisnis jual-beli properti tidak mudah mendapatkan konsumen.

Jadi, saya menyarankan Nikita berkonsentrasi mengembangkan bisnis sewa apartemen. Sebaiknya, Nikita memosisikan properti yang ingin dijualnya sebagai instrumen investasi jangka panjang sehingga tidak terlalu buru-buru meraih keuntungan. Anggap saja properti yang hendak dijualnya sebagai bonus tambahan jika menemukan pembeli yang cocok dengan harga jual yang sesuai dengan targetnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved