Personal Finance Editor's Choice

Strategi Bank Mandiri Meningkatkan Kekayaan Share Holder

Strategi Bank Mandiri Meningkatkan Kekayaan Share Holder

Tranformasi bisnis yang dijalankan Bank Mandiri sejak 2005 mampu membawa bank dengan aset terbesar di Tanah Air mencapai kinerja yang cemerlang, sehingga pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya selalu di atas rata-rata pertumbuhan industri. Apa saja yang dilakukan Bank Mandiri dalam meningkatkan kinerjanya, sehingga bisa meningkatkan kekayaan para share holder-nya? Pahala N. Mansury, Direktur Finance & Strategy PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menuturkannya kepada Ria Efriani Pratiwi:

Mandiri-Pahala

Apa saja yang Bank Mandiri lakukan untuk bisa meningkatkan kekayaan para shareholder-nya?

Sebagaimana diketahui, Bank Mandiri dalam kurun waktu 8 tahun belakangan ini telah melaksanakan strategi konsolidasi dan transformasi yang menyeluruh di seluruh aspek organisasi. Dengan program transformasi yang dilakukan sejak tahun 2005, kami telah bertransformasi menjadi sebuah organisasi yang bukan hanya memiliki kinerja yang baik namun juga memiliki pondasi kuat untuk berkembang secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

Salah satu displin yang diterapkan adalah disiplin dalam membangun kinerja, baik itu dalam bentuk KPI maupun memastikan bahwa unit kerja accountable untuk kinerja keuangan yang biasa disebut sebagai contribution margin. Selain itu, proses planning juga dipastikan agar setiap unit meningkatkan kinerja apabila mengharapkan resource, baik dalam bentuk modal, human resources maupun capital expenditure (IT dan non IT).

Proses transformasi yang telah dilaksanakan tersebut hingga saat ini telah berhasil mengantarkan Bank Mandiri menjadi bank terkemuka di Indonesia. Dengan kerja keras dan kedisplinan, kami berhasil mencatat perbaikan kinerja dan meraih berbagai prestasi penting sehingga mendapat apresiasi yang tinggi dari investor.

Beberapa indikator memperlihatkan bahwa Bank Mandiri menunjukkan progress yang baik selama proses transformasi berjalan, yang merupakan janji kepada para stakeholders. Hal tersebut tercermin antara lain pada nilai market capitalization Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp250,8 triliun atau US$25,8 miliar pada 18 April 2013 dimana harga saham BMRI mencapai Rp10.750.

Dengan pencapaian tersebut, saat ini Bank Mandiri berada pada urutan ke-6 sebagai Top Bank di Kawasan ASEAN. Selain itu, sepanjang proses transformasi nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri telah berhasil meningkat hampir 9 kali lipat dibandingkan pada awal transformasi.

Untuk dapat meningkatkan kekayaan para shareholders, kami secara konsisten menerapkan strategi jangka panjang dengan tujuan agar dapat menghasilkan volume bisnis, pendapatan (revenue), laba bersih serta peningkatan modal secara berkelanjutan.

Selain itu, untuk mengakselerasi peningkatan nilai perusahaan, Bank Mandiri tidak hanya tumbuh sendiri. Saat ini kami telah menjelma menjadi Mandiri Group, sehingga strategi pengembangan bisnis juga didukung oleh integrasi menyeluruh bisnis perusahaan anak melalui 6 (enam) pilar yaitu syariah banking, investment banking, asuransi, multifinance, international banking, dan niche banking.

Bank Mandiri juga mengakselerasi pertumbuhan bisnis melalui kerjasama dengan mitra kerja potensial (joint venture) antara lain melalui aliansi dengan pihak ketiga. Strategi lain yang dijalankan Bank Mandiri untuk mengakselerasi pencapaian target Top 3 ASEAN pada 2020 adalah melalui merger dan akuisisi perusahaan di industri keuangan.

Mandiri-Pahala (tegak)

Sejauh mana kinerja konvensional, seperti pencapaian revenue dan laba bersih berpengaruh terhadap peningkatan kekayaan para shareholder perusahaan Anda? Bagaimana cara mendongkrak revenue dan laba bersih ini?

Sebagaimana telah kami sampaikan sebelumnya, kami terus melakukan berbagai upaya untuk dapat meningkatkan kekayaan para shareholders, dengan secara konsisten menerapkan strategi jangka panjang dengan tujuan agar dapat menghasilkan volume bisnis, pendapatan (revenue), laba bersih serta peningkatan modal secara berkelanjutan. Untuk itu, kami terus memperkuat dan mempertegas proses transformasi lanjutan Bank Mandiri dengan strategi sebagaimana yang telah kami sampaikan tadi.

Upaya yang kami lakukan memberikan hasil yang sangat menggembirakan yang mana revenue Bank Mandiri sepanjang tahun 2009-2013 rata-rata per tahun mengalami pertumbuhan sebesar 22,1%, dari Rp22,4 triliun di tahun 2009 menjadi Rp49,9 triliun di tahun 2013, atau lebih dari dua kali lipat revenue di tahun 2009. Pertumbuhan revenue Bank Mandiri juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan yang rata-rata per tahun pada periode yang sama tumbuh 18,5%.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan (revenue), Laba bersih (net profit) Bank Mandiri sepanjang tahun 2009-2013 juga terus mengalami peningkatan dari Rp7,2 triliun di tahun 2009 menjadi Rp18,2 triliun di tahun 2013, atau lebih dari dua kali lipat laba bersih tahun 2009, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 26,3%, atau di atas pertumbuhan laba industri perbankan yang pada periode yang sama rata-rata per tahun tumbuh sebesar 23,9%.

Peningkatan revenue dan laba bersih Bank Mandiri telah mendorong peningkatan harga saham Bank Mandiri, sehingga kekayaan shareholder meningkat seiring meningkatnya harga saham Bank Mandiri. Sepanjang tahun 2009-2013 harga saham Bank Mandiri telah mengalami peningkatan dari Rp4.700 pada akhir tahun 2009 menjadi Rp7.850 pada akhir tahun 2013 atau sepanjang kurun waktu tersebut rata-rata per tahun kekayaan shareholder meningkat sebesar 13,7%, belum termasuk dividen yang diterima yang per lembar sahamnya telah meningkat dari sebesar Rp119 menjadi Rp234.

Tahun 2014 ini kami akan menuntaskan rencana jangka panjang yang telah kami susun untuk tahun 2010-2014, dengan menjalankan strategi yang telah ditetapkan baik dengan melakukan kondolidasi maupun dengan menuntaskan program transformasi lanjutan. Saat ini kami sedang menyusun rencana jangka panjang tahun 2015-2020 dimana dengan strategi yang akan dijalankan kedepannya diharapkan akan terus meningkatkan revenue dan laba bersih Bank Mandiri yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan harga saham Bank Mandiri dan kekayaan para shareholder.

Bagaimana caranya agar Total Shareholder Return (TSR) perusahaan Anda meningkat?

Untuk dapat meningkatkan TSR, terdapat dua hal yang perlu menjadi fokus perusahaan untuk ditingkatkan. Yang pertama adalah bagaimana nilai kapitalisasi perusahaan (company value) dapat meningkat secara berkelanjutan, yaitu melalui peningkatkan nilai saham di bursa (menghasilkan capital gain bagi shareholders), yang kedua adalah bagaimana kinerja perusahaan dapat terus meningkat sehingga dapat menghasilkan return yang lebih baik (seiring dengan peningkatan company value), yang pada akhirnya dapat dinikmati kembali oleh para shareholder melalui dividen yang diterima.

Lalu, untuk dapat meningkatkan kapitalisasi pasar maka perusahaan perlu menjaga kinerja perusahaan agar dapat tumbuh secara berkesinambungan, yang dapat dilakukan antara lain melalui penyusunan strategi jangka panjang agar dapat menjamin bahwa pertumbuhan bisnis secara jangka panjang dapat dikawal dan dimonitoring dengan lebih baik, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan (dan company value) secara keseluruhan, yang merupakan cerminan prospek (expected value) perusahaan di masa mendatang.

Bagaimana caranya agar harga saham perusahaan Anda terjaga, bahkan meningkat, dan mampu memberikan capital gain? Apa kaitannya dengan image perusahaan dan bagaimana mengelolanya?

Melalui pencapaian kinerja yang solid dan tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang (sustainable), kami menjaga nilai perusahaan agar tetap meningkat dan memberikan capital gain bagi pemegang saham kami. Untuk dapat mencapai pertumbuhan bisnis dan kinerja yang solid secara berkesinambungan, kami melakukan serangkaian strategi jangka panjang yang dilakukan melalui program transformasi untuk dapat meletakkan dasar/pondasi yang kuat bagi bisnis kami agar dapat tumbuh berkesinambungan.

Kami menetapkan strategi konsolidasi dan transformasi yang menyeluruh di seluruh aspek organisasi, dimana melalui program transformasi Bank Mandiri mampu bertransformasi menjadi sebuah organisasi yang bukan hanya memiliki kinerja yang baik, namun juga memiliki pondasi kuat untuk berkembang secara berkelanjutan dalam jangka panjang (sustainable). Upaya membangun dan memperkuat pondasi tersebut kami lakukan dengan memperkuat budaya perusahaan (corporate culture), meningkatkan kualitas layanan, mengembangkan risk management serta manajemen yang transparan dan profesional berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Selain itu terkait dengan image perusahaan, kami senantiasa mengelola ekspektasi para investor kami sehingga mereka tetap optimis terhadap masa depan Bank Mandiri. Untuk itu, kami memiliki satu unit kerja khusus yang bertanggung jawab mengelola ekspektasi investor, yaitu Investor Relations (IR) Group.

Tugas Utama dari IR Group adalah menjaga agar para investor dan investor potensial senantiasa memiliki ekspektasi yang kredibel dan konsisten atas strategi, kinerja operasional dan pencapaian finansial perseroan melalui penyampaian informasi yang cepat dan akurat. Untuk itu, IR Group senantiasa berupaya memastikan agar para investor dapat memperoleh informasi mengenai kinerja Bank Mandiri secara tepat waktu dan akurat.

Dalam kurun waktu panjang, harga saham Bank Mandiri secara akurat akan mencerminkan prospek perseroan ke depan, berdasarkan underlying risk-adjusted value yang dapat dibandingkan dengan perbankan lain maupun industri keuangan secara keseluruhan.

Di samping itu, pada akhirnya harga saham perseroan dalam jangka panjang akan mencerminkan penilaian pasar terhadap kredibilitas manajemen, kualitas strategi bisnis, dan kemampuan perusahaan dalam mengeksekusi strategi tersebut. Dengan memberikan informasi yang akurat dan kredibel, maka investor diharapkan akan memiliki pandangan yang jelas dan luas mengenai prospek Bank Mandiri sehingga dapat mendorong terciptanya kepercayaan dan optimisme tentang masa depan perusahaan.

Bagaimana cara Bank Mandiri mengelola cost of equity (biaya modal) agar efisien?

Bank Mandiri senantiasa mengelola permodalannya secara optimal melalui strategi capital structure management and budgeting yang tepat. Pengelolaan modal yang optimal dilakukan melalui pemupukan laba ditahan, penerbitan pinjaman subordinasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan market timing, serta corporate action rights issue apabila diperlukan.

Bagaimana kita menurunkan cost of equity juga dengan memastikan bahwa business risk serta balance sheet kita terus membaik. Sebagai contoh, NPL Bank Mandiri terus membaik dan saat ini sudah di bawah 2%, lebih rendah dari rata-rata industri. Hal ini tentu memperbaiki cost of equity dengan memperhitungkan risk factor yang dipersepsikan oleh pasar.

Kapan sebaiknya memilih menggunakan modal sendiri, dan kapan menggunakan utang? Apa yang harus diperhatikan dalam cost structuring?

Sebelumnya perlu kami sampaikan terlebih dahulu terkait konteks bisnis perbankan bahwasannya kegiatan utama bisnis perbankan adalah untuk menjalankan fungsi intermediasi sehingga dalam hal ini bisnis kami banyak me-leverage fungsi hutang/liabilities dari pihak ketiga, khususnya Dana Masyarakat (Dana Pihak Ketiga/DPK). Selain Dana Masyarakat, kami juga me-leverage bisnis kami (penyaluran kredit,dsb) dengan menggunakan utang jangka pendek/menengah (debt) baik yang bersifat senior seperti penerbitan surat berharga dan fund borrowing, maupun yang dapat diperhitungkan sebagai modal (equity) seperti penerbitan pinjaman subordinasi.

Sementara penggunaan modal lebih diarahkan kepada pengeluaran-pengeluaran yang bersifat capital expenditure atau belanja modal untuk keperluan pengembangan infrastruktur bank, pengembangan IT, pengembangan SDM, pembangunan jaringan distribusi kantor cabang, dsb. yang bersifat strategis dan jangka panjang serta memberikan manfaat bagi pemegang saham dalam bentuk peningkatan company value di masa mendatang.

Selain itu, penggunaan modal juga perlu mempertimbangkan ketentuan/regulasi yang berlaku dari regulator (OJK/Bank Indonesia) terkait permodalan agar bank tetap dapat melakukan kegiatan usahanya sesuai yang direncanakan. Ketentuan yang terkait permodalan antara lain pemenuhan modal minimum bagi bank (KPMM/CAR) dan comply with ketentuan dalam Basel II dan Basel III yang perlu diimplementasikan oleh perbankan.

Dengan adanya berbagai aspek yang akan mempengaruhi modal, termasuk rencana ekspansi bisnis, pengeluaran belanja modal, pembagian deviden dan pemenuhan ketentuan dari regulator, maka bank perlu memperhatikan struktur permodalannya sekaligus pemenuhan kecukupannya agar dapat menjalankan bisnis dengan lebih optimal.

Bagaimana memilih investasi/portofolio proyek yang berpengaruh bagus bagi perusahaan dan juga peningkatan kekayaan pemegang saham? Bagaimana sebaiknya pembiayaan proyek/investasi ini, terutama untuk capital expenditure (pengeluaran barang modal) agar justru tidak menurunkan kinerja WAI perusahaan?

Dalam melakukan investasi proyek, kami memiliki strategi untuk fokus pada proyek-proyek yang memberikan impact kepada pencapaian target bisnis secara signifikan dan efektif sehingga eksekusi rencana kerja dapat dilakukan oleh masing-masing unit kerja di awal tahun secara lebih disiplin dan efektif. Hal ini tentunya akan dapat memberikan dampak serta hasil yang signifikan bagi kami secara keseluruhan di tahun tersebut maupun tahun-tahun mendatang.

Selain itu, kami juga memastikan bahwa infrastruktur pendukung telah kami siapkan dengan lebih baik agar setiap rencana kerja dapat dieksekusi dengan optimal serta dimonitor pencapaiannya, baik di unit bisnis maupun unit supporting.

Di Bank Mandiri, kami menjalankan 2 jenis proyek yaitu proyek IT dan Non IT. Untuk proyek IT, kami melakukan prioritisasi proyek secara ketat melalui IT Steering Committee sehingga proyek yang mendapat prioritas merupakan proyek yang secara langsung berpengaruh dan memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian target bisnis dan pelaksanaan inisiatif strategis. Inisiatif strategis IT harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan customer dan memenangkan persaingan bisnis. Hasil dari implementasi inisiatif strategis IT dimaksud harus menghasilkan keunikan (diferensiasi) yang benar-benar dibutuhkan nasabah.

Inisiatif strategis IT juga harus untuk memenuhi ketentuan Regulator. Inisiatif ini perlu dilakukan agar aktivitas yang ada di Bank Mandiri selalu comply dengan peraturan yang ada serta untuk melakukan mitigasi risiko-risiko transaksi yang berpotensi terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan bisnis yang semakin pesat dan transaksi yang semakin kompleks.

Untuk itu, inisiatif strategis IT yang akan dikembangkan agar memperhatikan kesiapan teknis detail requirement dan penyelesaian/pending inisiatif strategis IT tahun berjalan. Setiap unit kerja yang akan mengusulkan inisiatif strategis IT dimintakan agar melakukan prioritisasi terlebih dahulu secara self assessment serta inisiatif strategis IT yang akan dikembangkan agar mengacu kepada IT Strategic Plan serta Corporate Plan Bank Mandiri.

Terkait dengan proyek Non IT, kami juga memberikan perhatian khusus pada belanja CAPEX non IT khususnya untuk pengembangan cabang serta fasilitas pengembangan SDM. Hal ini terkait dengan total kebutuhan anggaran multi years untuk pembangunan infrastruktur kami seperti pembangunan Mandiri University, Gedung Kantor/Cabang, pengembangan jaringan distribusi pendukung, pengembangan SDM, dsb. Hal ini merupakan komitmen kami untuk memperkuat infrastruktur dalam rangka mendukung pengembangan bisnis secara berkelanjutan.

Inisiatif proyek, baik proyek IT dan non IT perlu dieksekusi secara disiplin sebagai dasar/pondasi dalam proses transformasi Bank Mandiri. Penyelesaian inisiatif-inisiatif strategis di suatu tahun tertentu pastinya akan sangat menentukan kapasitas penyelesaian inisiatif dan pengembangan bisnis di tahun-tahun berikutnya.

Untuk itu, agar realiasi inisiatif proyek IT dan Non IT dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan anggarannya, maka kami menerapkan project management untuk menghindari terjadinya pemborosan dari aspek proses, waktu, anggaran maupun pencapaian target implementasi. Untuk itu, berbagai unit kerja terkait seperti Unit IT, Unit Procurement maupun owner atau user melakukan koordinasi dan melakukan percepatan implementasi inisiatif dengan kerangka project management yang lebih baik.

Selain itu, kami juga memperhatikan aspek substansi dari setiap inisiatif. Tidak cukup bagi kami hanya sekedar menyelesaikan proyek. Yang lebih penting adalah tercapainya tujuan dari proyek, khususnya terkait dengan implikasi pengembangan bisnis. Penyelesaian proyek bagi kami bukan hanya sekedar menjadi “tick-mark” sekedar selesai, namun harus diyakinkan bahwa tujuan dari proyek tercapai. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved