Personal Finance

The Fed Rate Tidak Berubah, Saatnya Investasi Jangka Pendek

The Fed Rate Tidak Berubah, Saatnya Investasi Jangka Pendek

Bank Sentral Amerika Serikat tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini, mengingat The Fed telah memasukkan berbagai variabel yang senantiasa berubah sebagai formula kenaikkannya. Demikian kata Taye Shim, Head of Research PT Daewoo Securities Indonesia saat menyampaikan laporan riset bulanannya yang bertajuk “Looking out for clues”. Menurut Taye, pada rapat FOMC September 2015 lalu, bank sentral Amerika Serikat telah menilai bahwa situasi ekonomi dan pasar tenaga kerja AS tangguh. Kelemahan utama dalam situasi ekonomi Amerika adalah prospek inflasi yang rendah, yang menurut the Fed disebabkan oleh ekonomi global dan perkembangan pasar keuangan dunia yang kurang menguntungkan.

“Kondisi seperti ini akan lebih tepat untuk mengambil investasi jangka pendek,” lanjut Taye. Karena menurutnya, gejolak pasar saham di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh perkembangan eksternal dibandingkan dengan perkembangan domestik. “Kami ingin memberi pandangan ke investor mengenai apa yang sebenarnya terjadi di luar Indonesia,” ujarnya. Meskipun di pasar Indonesia sendiri juga ada sentimen positif yang baru-baru ini datang dari right issue HM Sampoerna (HMSP) senilai US$ 12 triliun.

fed rate

Selain itu, kebijakan paket ekonomi ke-3 yang dikeluarkan Presiden Jokowi, pada 7 Oktober 2015 lalu, ternyata diprediksi akan membuat saham-saham di industri infrastruktur, khususnya transportasi seperti Garuda Indonesia (GIAA) akan diapresasi bagus oleh investor. Pasalnya dalam paket tersebut juga terdapat kebijakan perubahan harga bahan bakar pesawat terbang alias avtur, yakni avtur untuk penerbangan internasional turun sebesar 5,3 % dan untuk penerbangan domestik turun 1,4 %.

Faktor eksternal lainnya adalah, kini Tiongkok mengubah strateginya. Semula Tiongkok yang fokus pada kuantitas produksi dan ekspor, kini berubah menjadi fokus pada strategi harga. Sejumlah barang Tiongkok yang beredar di pasar dunia seperti smartphone dibuat dengan spesifikasi cukup outstanding tetapi mereka berani menwarkannya dengan harga sangat murah. “Korporasi di Tiongkok kini fokus pada produk-produk inovatif yang harganya sangat kompetitif meski marginnya tipis, tujuannya adalah meningkatkan nilai ekspor mereka,” ungkap Taye.

Presiden Direktur CIMB Principal Asset, Fajar R.Hidajat yang juga hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, kebijakan Fed Rate dan sejumlah global driver masih akan memberikan pengaruh hingga akhir 2015 dan awal 2016, selanjutnya di pertengahan 2016 nanti kemungkinan domestic driver yang akan berperan besar dalam menggerakan pasar. “Kami sendiri akan lebih banyak menawarkan yang syariah dibandingkan dengan yang konvensional sesuai dengan kebijakan OJK,” ujarnya. Lebih lanjut, menurut Fajar, volatilitas pasar di tahun 2016 nanati akan lebih moderat dibandingkan tahun ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved