Personal Finance

Waskita Targetkan Bisnis Non-Kontraktor Berkontribusi 10%

Waskita Targetkan Bisnis Non-Kontraktor Berkontribusi 10%

PT Waskita Karya Tbk. (Persero) menargetkan bisnis non-kontraktor akan memberikan kontribusi terhadap kinerja perseroan sebesar 10% dalam lima tahun ke depan. Sejauh ini core business sebagai kontraktor masih berkontribusi hingga 95%.

Namun sejalan dengan rencana bisnis perseroan yang merambah investasi tol, realty, dan pabrik beton, di 2013 nanti, pengembangan bisnis di luar kontraktor bisa menyumbang 5% lagi secara konsolidasi. “Mungkin nanti dalam 5 tahun ke depan (2017), kontribusinya bisa naik menjadi 10%,” kata Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq di Jakarta.

Choliq menjelaskan, rencana bisnis perseroan yang merambah investasi itu merupakan upaya meminimalkan risiko yang mungkin muncul di masa depan. “Kami sebagai kontraktor menghadapi risiko pendapatan yang fluktuatif, dan bersifat jangka pendek. Kalau sebagai investor maka pendapatannya stabil dan jangka panjang. Jadi kami coba kombinasikan keduanya,” katanya.

Terkait dengan aktivitas Waskita di luar negeri, Choliq mengatakan bahwa ekspansi Waskita, khususnya Timur Tengah berjalan baik, dengan kontribusi penjualan pada 2011 lalu sebesar Rp 500 miliar. “Ke depan, penjualan keluar negeri belum bisa meningkat tetapi di 2014-2015 mungkin bisa,” dia menambahkan.

Pihaknya sangat berhati-hati memilih kontrak di luar negeri mengingat Waskita belum memiliki jaringan vendor di mancanegara. “Makanya kami jadi sub kontraktor saja karena belum memiliki vendor seperti penjual semen dan beton,” ucap Choliq lagi.

Hanya saja, lanjut dia, Waskita mengklaim memilki keunggulan untuk tetap ekspansi ke luar negeri karena memiliki cara kerja yang efisien, serta mutu dan harga cukup baik. Jadi bisnis ke luar negeri tetap dipertahankan walau kecil, tetapi untuk pembelajaran, karena di luar negeri sangat profesional pola kerjanya.

Dalam kesempatan yang sama, Waskita sudah menuntaskan prosesi initial public offering (IPO) dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Pada pembukaan perdagangan Rabu (19/12) saham emiten yang diberi kode WSKT ini naik 10,53% menjadi Rp 420 dari harga IPO yang sebesar Rp 380 per lembar saham. Harga tertinggi pada pembukaan perdagangangan menyentuh Rp 490 per saham. Sementara harga terendah berada pada level Rp 420 per lembar saham.

Kenaikan harga saham di awal perdagangan dikarenakan besarnya minat investor untuk memilki saham salah satu BUMN konstruksi ini. Padahal harga saham ditetapkan mendekati batas atas (kisaran harga sebelum penetapan Rp 320-Rp 405).

Komposisi peminat saham Waskita terdiri dari 75% investor domestik, dan 25% sisanya adalah investor asing. Jumlah saham yang dilepas sebesar 3.082.315.000 atau 32% dari modal disetor, termasuk saham baru sebanyak 192.645.000. Pasca IPO modal Waskita menjadi Rp 2 triliun.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, mengatakan, September harapan BUMN untuk listing memudar, namun muncul Waskita menjelang akhir tahun. “Terima kasih untuk PPA (Perusahaan Pengelola Aset) yang kembali memperserokan Waskita dalam waktu singkat,” kata Ito.

Ya, Waskita menjadi BUMN ke-18 yang mencatatkan saham di BEI, emiten ke-23 yang listing di 2012 dan emiten BEI yang ke 462. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved