Capital Market & Investment zkumparan

Produsen Daur Ulang Sampah Bakal Tambah Pabrik

Rumah dibangun dengan luas 100 meter persegi menggunakan 14.000 plastik botol daur ulang di Pulau Colon Island, Bocas del Toro, Panama. (Ilustrasi Foto : Istimewa).

PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), emiten pembuatan produk daur ulang serat staple buatan (Recycle Polyester Stable Fiber/Re-PSF) meningkatkan kinerja bisnisnya dari produk daur ulang yang dibuat dari sampah botol plastik untuk menghadapi kenaikan permintaan komoditas tersebut di pasar.

Direktur Utama INOV, Jaehyuk Choi, mengatakan konsumsi Re-PSF secara global diprediksikan meningkat sampai 17.812 kiloton di 2019 dan akan terus bertambah 4,7% tiap tahunnya.

Di Indonesia, permintaan produk Re-PSF diprediksi akan naik 7% menjadi 931 kiloton. “Market share kami di Indonesia sekitar 25 %. Meskipun demikian, hampir 50 % dari pelanggan kami adalah pasar asing dan peluangnya masih banyak untuk meningkatkan market share di luar dan dalam negeri, ” ujar Choi di Jakarta, Rabu (16/10/2019). Ia menyebutkan perusahaan global pada skala besar banyak yang berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Mereka mulai beralih untuk menggunakan bahan baku daur ulang dan menjadi green company.

Beberapa sektor seperti konstruksi, otomotif, alat-alat rumah tangga, pakaian dan pekerjaan sipil mulai beralih kesana. INOV telah mengekspor produknya ke beberapa perusahaan besar global seperti Hollander dan Ikea. Konsumen perseroan di Indonesia adalah produsen mobil terkenal seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi dan Nissan untuk bahan baku karpet, dash panel, peredam kursi, dan lainnya. “Tantangan para produsen produk RePSF adalah mengelola sampah botol plastik. Masih banyak yang belum dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan dengan baik,” lanjut Choi.

Oleh sebab itu, perseroan berencana untuk menambah pabrik pengolahan sampah botol plastik/washing facility terbaru di Lampung yang diharapkan dapat memasok bahan baku ke pabrik-pabrik utama INOV. Penambahan pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan proses supply chain dan mengurangi biaya logistik perusahaan, sehingga kebutuhan bahan baku yang meningkat dapat dikelola dengan lebih efisien.

Choi menambahkan walaupun bersiap untuk menambah volume produksi, kualitas produk INOV tetap menjadi yang paling utama. Kontrol yang ketat untuk menciptakan produk dengan kualitas terbaik/grade AAA adalah salah satu keunggulan INOV. “Standar proses daur ulang kami sangat tinggi,” ujar Choi. Perseroan memilih botol-botol bekas bersih yang dapat didaur ulang. “Kami cuci dengan bersih kemudian dihancurkan menjadi remah-remah plastik (flakes). Ini adalah bahan baku produk daur ulang serat staple buatan. Produk kami tidak menggunakan pemutih (bleaching) namun kualitasnya baik dan sangat jernih. Ini adalah keunggulan kami,” ungkapnya.

Bisnis produk daur ulang serat staple buatan telah dijalankan oleh perusahaan sejak tahun 2010. INOV bekerja sama dengan para pengepul sampah plastik untuk mengumpulkan sampah botol plastik. Saat ini INOV telah memiliki tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat staple buatan di Tangerang, Solo dan Mojokerto. Selain meningkatkan bisnisnya, INOV berharap dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar yang banyak memiliki masalah sampah.

Perusahaan ini pada kuartal II/2019 memiliki aset senilai Rp 606 miliar atau naik 6% dari Rp 573 miliar di Desember 2018. Sedangkan, penjualan bersih perusahaan pada kuartal II tahun ini naik 28%, atau menjadi Rp 237 miliar dari Rp185 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan ditopang oleh kenaikan penjualan produk daur ulang serat staple buatan sebesar 38%. Laba tahun berjalan naik 467% yang senilai Rp 17 miliar dari Rp 3 miliar.

Kenaikan laba tahun berjalan ditopang oleh penurunan beban lain-lain dan pemulihan laba dari aktivitas investasi pada entitas asosiasi. INOV pada 10 Juli 2019 melaksanakan penawaran umum perdana saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia, Perseroan adalah perusahaan Clean-Tech Indonesia yang mengolah dan mendaur ulang botol PET dan sampah plastik lainnya menjadi produk daur ulang serat staple buatan. Saat ini INOV mengoperasikan tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat staple buatan di Tangerang, Solo dan Mojokerto dengan pabrik pengolahan sampah botol plastik/washing facility di Solo, Mojokerto dan Medan. Selain itu INOV mengoperasikan dua pabrik untuk industri bukan tenunan (non-woven) di Salatiga dan Palembang.

INOV adalah emiten pertama untuk produk daur ulang serat staple buatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menghadirkan solusi global untuk masalah lokal, yakni mengubah sampah menjadi sumber daya baru. Harga saham INOV pada 16 Oktober 2019 naik menjadi Rp 388, atau tumbuh 3,74% dari harga penutupan perdagangan IPO itu yang harganya di level Rp 374.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved