Financial Report Capital Market & Investment zkumparan

RS Hermina Akan Tambah 4 Cabang Tahun Ini

RS Hermina Akan Tambah 4 Cabang Tahun Ini
RUPS Tahunan RS Hermina. (Foto : Ist).

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menetapkan jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Hermina tidak mengalami perubahan sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang dilaksanakan di Jakarta, (30/4/2019).

Di jajaran Dewan Komisaris, dr. Paulus Kusuma Gunawan menjabat sebagai Komisaris Utama, Wakil Komisaris Utama, dr. Husen Sutakaria, Komisaris, dr. Sudarsono, Komisaris, Darwin Cyril Noerhadi, Komisaris Independen, Alexander Rusli, dan dr. Heridadi

Dewan direksi terdiri dari dr. Hasmoro yang tetap memegang posisi sebagai direktur utama, lalu dua orang direktur, yakni dr. Binsar Parasian Simorangkir dan Yulisar Khiat, serta direktur independen, Aristo Setiawidjaja.

Dalam RUPS Tahunan ini, manajemen Hermina berkomitmen memperluas jangkauan layanan guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasmoro, menyatakan perseroan memiliki komitmen untuk memperluas jangkauan pelayanan, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Hermina yang didirikan di tahun 1985 telah tumbuh sebagai salah satu grup rumah sakit umum swasta terbesar di Indonesia dan per Desember 2018 memiliki 32 jaringan rumah sakit berkapasitas 3.378 tempat tidur yang tersebar di 20 kota di Indonesia dengan didukung oleh lebih dari 3.200 dokter dan spesialis. Sepanjang tahun 2018, jaringan rumah sakit Hermina telah dipercaya oleh 5,3 juta pasien rawat jalan dan 310 ribu pasien rawat inap.

Sebagai rumah sakit umum, Hermina juga menjadi pemimpin pasar dalam segmen spesialisasi kebidanan dan kesehatan anak, tenaga medis. Hermina telah membantu kelahiran lebih dari 45 ribu bayi di tahun 2018. “Ke depannya Hermina akan terus memperluas akses layanan kesehatan kepada masyarakat dengan komitmen sebagai penyedia utama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan ekspansi dengan menambah empat rumah sakit pada tahun ini,” kata Hasmoro.

Kinerja positif yang diraih Hermina tahun 2018, diperkirakan masih berlanjut di tahun ini. Sebab, pendapatan bersih emiten bersandi HEAL pada Kuartal I/2019 sebesar Rp 901,5 miliar, atau naik 20,8 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. Perseroan juga menghasilkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 220,7 miliar dengan marjin yang meningkat menjadi 24,5 persen.

Pencapaian ini menunjukan kenaikan EBITDA sebesar 41,1 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. Perseroan secara bertahap berhasil meningkatkan marjin berkat inisiasi penurunan biaya yang telah dimulai segera setelah IPO. Laba bersih pada Kuartal I tahun ini tercatat sebesar Rp 74,4 miliar, naik sebesar 46,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di Januari-Maret 2019, sebanyak 64 persen kunjungan rawat inap dan 50 persen pasien rawat jalan merupakan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Komposisi bisnis perseroan yang berasal dari pasien umum (non-JKN) dan pasien JKN terlihat stabil dalam beberapa kuartal terakhir, menunjukan volume pasien umum yang mampu bertahan dan bertumbuh. Walaupun hampir setengah dari pendapatan bersih berasal dari pasien JKN, sehingga perusahaan mampu menjaga marjinnya dengan menerapkan skala ekonomi, peningkatan efisiensi operasional, dan adopsi teknologi.

Hermina terus bertumbuh organik secara stabil dengan menambah kapasitas tempat tidur pada rumah sakit yang telah berdiri untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Pada Januari-Maret tahun ini, perseroan mengoperasikan 3.715 tempat tidur di 32 rumah sakit. Tingkat hunian tempat tidur (BOR) berada pada 75,2 persen, kondisi yang baik mengingat Hermina telah menambahkan sekitar 337 tempat tidur di rumah sakit yang sudah beroperasi.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, perseroan telah melayani 94.390 kunjungan rawat inap (peningkatan 31,9 persen tahun-ke-tahun) dan 1,58 juta kunjungan rawat jalan (peningkatan 18,4 persen tahun-ke-tahun). Total hari rawat inap meningkat sebesar 35,7 persen menjadi 264.950 hari dengan masa hospitalisasi rata-rata (ALOS) selama 2,6 hari.

Untuk memenuhi target 40 rumah sakit pada akhir tahun 2020, perseroan juga akan menambah empat rumah sakit baru pada tahun ini. Proses pembangunan empat rumah sakit tersebut sedang berjalan dengan rencana pembukaan pada paruh kedua tahun 2019. Perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 800 miliar untuk melakukan ekspansi organik/inorganik, pemeliharaan, dan investasi lainnya.

Adapun, pendapatan bersih HEAL di tahun 2018 sebesar Rp 3,06 triliun, atau meningkat 14,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 644,5 miliar dan laba bersih sebesar Rp 191,0 miliar.

Pada 2018, persentase penggunaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di jaringan rumah sakit Hermina tercatat mencapai 65,8 persen, angka yang terhitung tinggi meski perseroan telah menambah kurang lebih 600 tempat tidur sepanjang tahun lalu. Total hari rawat inap meningkat sebesar 23,9 persen mencapai 776.700 hari, dengan rerata lamanya pasien dirawat (Average Length of Stay / ALOS) selama 2,5 hari. Semakin pendek hari ALOS mengindikasikan efisiensi operasional yang tinggi dari rumah sakit Hermina.

Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategik Hermina, Aristo Setiawidjaja, menambahkan perseroan berhasil menjaga kestabilan marjinnya melalui skala ekonomis dan perbaikan yang konsisten untuk mencapai efisiensi dalam operasionalnya. Dengan menerapkan strategi yang sesuai, perseroan juga telah membuktikan kemampuannya dalam menavigasi tantangan-tantangan yang muncul karena dinamisnya JKN, termasuk tantangan yang disebabkan oleh beberapa peraturan yang pernah berlaku pada pertengahan 2018.

Hermina merupakan salah satu jaringan rumah sakit yang sejak awal melayani pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada tahun 2018, JKN berkontribusi terhadap 65% dari total pasien rawat inap dan 49% dari total pasien rawat jalan.

Aristo menambahkan, Hermina siap mengambil peran yang lebih besar dalam menekan rendahnya penetrasi layanan kesehatan dengan memperluas cakupan pelayanan yang menggunakan skema JKN di Indonesia. Pada saat ini, jumlah peserta JKN telah mencapai 218,9 juta jiwa atau 83% dari jumlah penduduk Indonesia. Harga saham HEAL pada 30 April 2019 (year to date) tumbuh 38,46%, atau menjadi Rp 3.600 dari Rp 2.600.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved