Capital Market & Investment zkumparan

Sentimen Domestik Positif, IHSG Berpeluang Tembus ke Level 5.000

Galeri BEI. (Ilustrasi Foto : SWA)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi bergerak menguat pada perdagangan, Kamis, 2 Juli 2020. Pengamat pasar modal memperkirakan pelaku pasar mengapresiasi pasar saham lantaran data-data ekonomi dari dalam negeri kian meningkatkan kepercayaan diri investor. Purchasing Manager’s Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia pada Juni 2020 di 39,1, naik 36,7% dibandingkan bulan sebelumnya 28,6.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh pelonggaran aktivitas ekonomi yang sebelumnya terbatas di fase Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Maret-Mei lalu. Ada tiga faktor yang mempengaruhi PMI manufaktur Indonesia, yaitu permintaan manufaktur, pemangkasan tenaga kerja, dan naiknya bahan baku. Kemudian, laju inflasi Indonesia pada Juni lalu sebesar 1,96% (year on year). Inflasi pada Juni meningkat 0,11 poin dibanding bulan sebelumnya.

Katalis positif lainnya berasal dari pengumuman Bank Dunia yang meningkatkan status Indonesia dari negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income country) menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country). Kenaikan status tersebut diberikan berdasarkan penilaian Bank Dunia terkini, yakni gross national income (GNI) per capita Indonesia di tahun 2019 naik menjadi US$ 4.050 dari posisi sebelumnya US$ 3.840.

Analis PT Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, yang menyampaikan IHSG mengindikasikan potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance pertama maupun kedua yang berkisar di level 4.975 dan 5.097 poin. “Terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance,” demikian riset Nafan yang dilansir SWAonline di Jakarta, Jum’at (3/7/202). Pada perdagangan Kamis kemarin, IHSG naik menjadi 4.966 poin, atau sebesar 1,07% dari perdagangan Rabu pekan ini.

Grafik PMI Manufaktur Indonesia 2011-2020.Sumber: HIS Markit

Ellen May (EM) Research Institute meyakini rilis data PMI manufaktur dan inflasi itu bakal berdampak terhadap laju pertumbuhan IHSG pada perdagangan hari ini. “Kami proyeksikan IHSG masih bergerak mix di level 4.800 poin dan 5.000 poin. Tetap jaga kedisiplinan trading dan jangan agresif,” tulis periset EM Research Institute.

PMI Manufaktur ASEANNegara PMI Juni 2020Vietnam 51,1Malaysia 51,0Filipina 49,7Myanmar 48,7Thailand 43,5Indonesia 39,1Singapura 38,8Sumber: HIS Markit

Sejumlah sentimen penggerak indeks tersebut, Nafan merekomendasikan sejumlah saham untuk dipertimbangkan investor, antara lainPT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).

Investor, menurut EM Research Institute, mencermtai saham PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP). BUMN konstruksi ini memperoleh kontrak Rp 7.5 triliun pada Januari-Mei 2020 dan menjadi emiten BUMN sektor konstruksi dengan perolehan kontrak terbesar. “Kami mereferensikan pembelian PTPP untuk swing trading dengan pembelian maksimal di Rp 920 sebanyak maksimal 5% dari modal swing trading. Jual jika harga turun dari Rp 850 untuk pembatasan risiko dengan perkiraan profit taking di kisaran Rp 1.050 hingga Rp 1.100,” demikian analisa periset EM Research Institute. Binaartha Sekuritas memproyeksikan target harga saham PTPP di rentang Rp 830, Rp 955, dan Rp 1.075.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved