Capital Market & Investment zkumparan

Setelah IPO, BOSS Kaji Penerbitan Obligasi

Komisaris dan jajaran Direksi BOSS. (Foto :Vicky Rachman/SWA).

PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS), produsen batu bara, mengkaji penerbitan obligasi setelah melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Kamis (15/2/2018).

Perseroan mempertimbangkan penerbitan obligasi sebagai salah satu opsi pendanaan untuk menopang rencana bisnis ke depannya. Hal ini disampaikan Johannes Halim, Komisaris Borneo Olah Sarana Sukses, yang menyebutkan perusahaan mengkaji penerbitan obligasi sebagai salah satu alternatif menghimpun pendanaan. “Kami mengkaji itu (obligasi) dan opsi-opsi lainnya untuk mendukung bisnis,” ujarnya di sela-sela IPO BOSS. Perseroan merupakan emiten kedua yang mencatatkan saham perdana pada 2018.

BOSS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara yang punya keunikan khusus yaitu batu bara berkualitas high grade dengan kalori tinggi serta tingkat abu dan belerang sangat rendah sehingga lebih ramah lingkungan. Fredy Tedjasasmita, Direktur Utama BOSS, mengatakan pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2018 naik menjadi 800 ribu ton dari 200 ribu ton di tahun 2017. Freddy menyebutkan langkah perseroan melakukan IPO di tahun ini merupakan bagian dari visi dan misi perusahaan untuk mampu memenuhi tuntutan pelanggan di seluruh dunia terhadap batu bara premium berkualitas tinggi yang ramah lingkungan.

Adapun, dana IPO digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur pengangkutan khusus batu bara, fasilitas pemuatan batu bara. Dana itu akan dimasukkan dalam belanja modal US$ 16 juta. Perseroan memasok batu bara ke pembangkit listrik di Jepang dan mendapat kontrak selama 6 bulan ke depan untuk mengekspor batu bara rendah sulfur ke Jepang. “Kami sudah mengekspor batu bara rendah sulfur ke Jepang. Untuk ke depannya, kami sedang menjajaki ekspor ke Korea Selatan,” ujar Freddy. BOSS menargetkan pendapatan pada 2018 sebesar US$ 60 juta. Angka itu lebih tinggi dari pendapatan di 2017 senilai US$ 20 juta. Harga saham BOSS pada perdagangan Kamis pekan lalu naik menjadi Rp 600, atau meningkat 50% dari Rp 400.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved