Capital Market & Investment

Strategi Raiz Invest Pacu Pertumbuhan Investor Ritel

Fahmi Arya Wicaksana, CEO Raiz Invest Indonesia. (Foto :Istimewa)

Platform investasi keuangan, PT Raiz Invest Indonesia menargetkan penjualan reksa dana terproteksi (RDT) secara online dengan nominal terjangkau, untuk dapat mendukung penambahan jumlah investor individual menjadi 350.000 investor dari saat ini 250.000 investor. Fahmi Arya Wicaksana, CEO Raiz Invest, mengatakan penjualan RDT yang terjangkau via online itu akan menjadi salah satu yang pertama di Indonesia dengan target dapat memasarkan minimal 1 produk RDT setiap bulannya dengan target penjualan Rp 1 miliar per produk.

Raiz optimistis target itu dapat tercapai karena kararter sebagian besar masyarakat Indonesia adalah “deposan”, sehingga dengan nominal investasi yang cukup terjangkau serta potensi imbal hasil diatas deposito, calon investor dapat memiliki alternatif investasi di tengah gejolak ekonomi ketika pandemi. “Minat terhadap RDT tersebut kami tangkap dan akan segera berjalan dengan membuka peluang kerja sama pemasaran RDT online itu dengan beberapa manajer investasi,” ujar Fahmi dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa (29/6/2021).

RDT adalah jenis reksa dana yang memiliki aset dasar obligasi atau surat utang dengan keunikan mekanisme valuasi pasar yang relatif tidak fluktuatif seperti halnya reksa dana jenis lain. Selain itu, dengan mekanisme pengelolaan RDT, memungkinkan produk ini membagikan imbal hasil berkala dan mengembalikan utuh dana investasi awal investor disaat jatuh tempo dari produk ini. Untuk RDT, valuasi pasar yang lebih stabil dan menunjukkan karakteristik ‘terproteksi’ dimungkinkan karena pembelian maupun penjualan unit penyertaan produknya tidak sepanjang waktu (tidak terbuka).

Investor RDT hanya dapat membeli produknya di awal pemasaran dan waktu penjualan unit penyertaannya sudah ditentukan. Dengan adanya jendela waktu pembelian dan penjualan, RDT itu dapat melindungi nilai investasi produk yang biasa disebut capital protected fund (CPF) tersebut. Karena keunikannya, produk RDT sering diasosiasikan dengan produk deposito karena memiliki imbal hasil yang stabil, atau hampir pasti.

Fahmi mengingatkan bahwa setiap investasi memiliki risiko, beberapa risiko dari RDT yang perlu diperhatikan investor adalah risiko likuiditas, kredit, dan pasar. Untuk itu, Fahmi menyarankan kepada investor untuk berdiskusi dahulu dengan agen penjual, dimana Raiz memberikan layanan tersebut didalam aplikasinya. Fahmi mengatakan uji coba penjualan via online telah berhasil dilakukan Raiz Invest dengan melakukan penjualan RDT yang bernama Star Protected XIV. Selain memiliki keunggulan seperti halnya RDT lain, ada beberapa keunggulan tambahan dari produk RDT yang akan dipasarkan perseroan ke depannya. Pertama, memiliki jendela penjualan (redemption) setiap 3 bulanan setelah 1 tahun pertama, yang akan berjalan hingga seluruhnya jatuh tempo.

Kedua, minimal pembelian (subscription) yang rendah yaitu Rp 1 juta. Hal ini mengingat niat inklusif yang berarti ingin membuka kesempatan agar seluruh investor memiliki kesempatan yang sama untuk berinvestasi pada RDT. Ketiga, pembeliannya dilakukan secara online melalui web Raiz Invest. Dengan penjualan secara online tersebut, Fahmi mengatakan perseroan optimistis investor di banyak daerah di Indonesia dapat berkesempatan memiliki pengalaman berinvestasi pada produk RDT tersebut, sehingga akses tersebut tidak hanya dimiliki oleh nasabah yang berdomisili di kota-kota besar.

Data OJK menunjukkan dari SID reksa dana sebanyak 4,1 juta orang per Maret 2021, lima provinsi terbesar ada di Pulau Jawa dan berporsi 68,99% dari total SID 4,1 juta orang tadi sehingga literasi reksa dana serta investasinya pun kurang merata. Kelima provinsi itu adalah Jabar dengan SID lebih dari 827.000, DKI Jakarta 685.000, Jatim 573.000, Jateng 465.000, dan Banten 280.000.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved