Capital Market & Investment zkumparan

Telefast Indonesia Incar Dana IPO Rp80 Miliar

Telefast Indonesia Incar Dana IPO Rp80 Miliar
PT Telefast Indonesia diperkirakan akan melakukan listing di BEI pada 16 September 2019.

Entitas anak dari PT M Cash lntegrasi Tbk (MCAS), PT Telefast Indonesia Tbk (TFIN) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). TFIN akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 9-11 September 2019. Perseroan pun telah menunjuk PT Kresna Sekuritas (terafiliasi) dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, sebagai penjamin pelaksana emisi saham.

Rencananya TFIN akan melepas 416.666.500 lembar saham baru. Nilai itu setara dengan 25% dari modal disetor Perseroan, dengan harga saham IPO berkisar antara Rp 170 – Rp 210 per saham. Dengan begitu, TFIN diperkirakan akan meraih dana segar sekitar Rp 70 – 80 miliar.

“Sebagai Integrated People Solutions, kami bertujuan untuk memberikan solusi bagi berbagai perusahaan dalam mengelola sistem sumber daya manusia (SDM) yang terintegrasi, serta menyediakan kebutuhan SDM dengan cepat dan tepat dengan didukung oleh inovasi teknologi,” kata Ivan Ekancono, Komisioner Utama PT Telefast Indonesia Tbk saat Due Diligence Meeting dan Public Expose di Jakarta, Rabu (21/08/2019).

Lanjutnya, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja sebesar 70%, untuk belanja modal seperti pengembangan software HR-Ku dan Bilik Kerja sebesar 25%, dan sisanya sebesar 5% akan diarahkan untuk investasi terkait rekrutmen SDM.

Ivan menambahkan, pihaknya diperkirakan akan melakukan listing atau pencatatan perdana di BEI pada 16 September 2019 mendatang. Sementara perkiraaan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 05 September 2019.

Pencatatan pada bursa ini juga diharapkan dapat mengembangkan usaha TFIN dari sisi produk HR. Jody Hedrian, Direktur Utama PT Telefast Indonesia Tbk, menargetkan, dalam jangka waktu 5 tahun produk HR akan berkontribusi sebesar 55% dan 45% dari distribusi voucher. Sementara saat ini tercatat kontribusi terbesar masih didominasi oleh distribusi voucher sebesar 95%.

“Tantangan era persaingan global saat ini semakin ketat, terlebih Iagi memasuki Revolusi Industri 4.0, di mana digitalisasi telah menjadi bagian dari aktivitas kehidupan manusia. Guna mendukung perubahan tersebut dalam berbagai bidang industri baik pelaku usaha, SDM dan teknologi menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan bagi para pemberi dan pencari kerja adalah bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi dalam dunia kerja agar Iebih efektif efisien dan produktif sehingga tercipta win-win solution,” ujarnya.

Dari sisi kinerja, pada 2018 lalu TFIN membukukan penjualan Rp 619,1 miliar dari sebelumnya Rp 307,8 miliar pada 2017. Selain itu, laba bersih tercatat Rp 18,9 miliar dari sebelumnya Rp 3 miliar pada 2017.

Jody pun optimistis dengan IPO ini, penjualan akan meningkat dengan target Rp 687 miliar pada 2020. “Dengan IPO ini, dari satu sisi kita mendapatkan pendanaan tapi di satu sisi kita juga mendapatkan guideline yang benar sehingga pendanaan itu dapat dikelola sesuai dengan aturan yang baik, dan kita bisa lebih transparan,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved