Capital Market & Investment

Terus Merugi, Nissan Akan Tutup Pabrik di Indonesia dan Spanyol

Kantor pusat Nissan Motor Corporation di Yokohama, Jepang, 28 Mei 2020. (Photo: AFP)
Kantor pusat Nissan Motor Corporation di Yokohama, Jepang, 28 Mei 2020. (Photo: AFP)

Perusahaan mobil Nissan, Kamis (28/5), mengumumkan akan menutup dua pabriknya di Spanyol dan Indonesia setelah perusahaan itu mengalami kerugian untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, menyusul wabah virus corona yang mengakibatkan permintaan global anjlok dan produksi terhenti.

Kepala Eksekutif Nissan Makoto Uchida mengatakan kepada wartawan, produksinya di Eropa akan terpusat pada pabriknya di Sunderland, sementara produksinya di Indonesia akan dialihkan ke Thailand. Perusahaan mobil Jepang itu berencana mengurangi produksi globalnya sebanyak 20 persen .

Nissan Motor Co. Kamis (28/5) melaporkan merugi 6,2 miliar dolar pada tahun fiskal yang berakhir Maret. Ini merupakan kerugian pertama sejak krisis finansial yang melanda dunia pada tahun 2009.

Dibandingkan dengan setahun yang lalu, Nissan mengatakan produksi globalnya menurun 62 persen pada April menjadi 150.388 unit. Penjualannya pun menurun hampir 42 persen bulan lalu. Penjualan pada tahun fiskal yang berakhir Maret anjlok 15 persen menjadi 91,6 miliar dolar.

Asap hitam mengepul akibat ban yang dibakar oleh para pengunjuk rasa yang memprotes penutupan pabrik Nissan di Barcelona, Spanyol, 28 Mei 2020.
Asap hitam mengepul akibat ban yang dibakar oleh para pengunjuk rasa yang memprotes penutupan pabrik Nissan di Barcelona, Spanyol, 28 Mei 2020.

Selama setahun lalu, Nissan berusaha memperbaiki reputasinya yang tercemar akibat penangkapan mantan CEO-nya, Carlos Ghosn, pada November 2018 atas tuduhan pelanggaran finansial.

Uchida mengakui Nissan belum bisa memberikan proyeksi finansial untuk tahun fiskal ini hingga Maret 2021. Namun ia mengatakan kondisi keuangan perusahaan telah diamankan, dan sejumlah langkah pemangkasan biaya sedang dilakukan, dan perusahaan itu akan merombak operasinya untuk meraih kembali keuntungan.

Sementara itu Pemerintah Spanyol, Kamis (28/5) mengumumkan bahwa perusahaan mobil Jepang, Nissan menutup pabriknya di Barcelona, Spanyol, yang mempekerjakan 3.000 karyawan setelah pabrik itu berjalan selama 40 tahun.

Keputusan itu diambil meskipun ada upaya pemerintah untuk mengusahakan pabrik tetap buka, kata Menteri Luar Negeri Spanyol, Arancha Gonzalez Laya kepada stasiun radio nasional.

“Kami menyesali keputusan Nissan untuk menutup pabriknya tidak hanya di Spanyol tetapi di Eropa. Nissan akan memusatkan bisnisnya di Asia, meskipun ada upaya besar dari pemerintah untuk menjaga bisnis tetap berjalan,” katanya.

Industri mobil Spanyol adalah yang terbesar kedua di Uni Eropa setelah Jerman, menyumbang 10 persen dari pendapatan kotor negara itu.

Selain 3.000 pekerjaan langsung, terdapat sekitar 22.000 pekerjaan lainnya yang secara tidak langsung bergantung pada perusahaan itu, menurut serikat pekerja.

Karyawan Nissan memblokir salah satu pintu masuk utama ke Barcelona, saat berunjuk rasa memprotes penutupan pabrik mobil Jepang di Barcelona, 28 Mei 2020.
Karyawan Nissan memblokir salah satu pintu masuk utama ke Barcelona, saat berunjuk rasa memprotes penutupan pabrik mobil Jepang di Barcelona, 28 Mei 2020.

Menteri Ekonomi, Nadia Calvino mengatakan, pemerintah Spanyol telah mengundang Nissan untuk memulai pembicaraan “untuk melihat bagaimana proses ini dapat ditangani”, tetapi tidak berhasil.

Pemerintah Madrid berpendapat, biaya untuk menutup pabrik Nissan di Barcelona yang ditaksir lebih dari satu miliar Euro ($ 1,1 miliar), lebih besar daripada investasi yang diperlukan untuk mempertahankan pabrik itu.

Pabrik Nissan Barcelona sekarang ini sebagian besar memproduksi mobil SUV, truk pick up dan minivan listrik. Produksinya sekitar 200.000 unit per tahun, tetapi telah menurun sepertiga bahkan sebelum terjadi pandemi virus corona

Sumber: VOAIndonesia.com


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved