Financial Report Capital Market & Investment

Tiga Jurus Shield On Service Mencapai Kinerja Ciamik 2020

Prasetyo Wibowo, Direktur PT Shield On Service Tbk

Meski diterpa pandemi Covid-19, tapi kinerja PT Shield On Service Tbk (SOSS) masih tetap solid, bahkan tumbuh 20% selama Kuartal I/2020 dibandingkan periode yang sama tahun 2019.Hal ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari sektor layanan kebersihan di mana kebutuhan masyarakat akan penyemprotan disinfektan meningkat tajam.

“Pandemi Covid-19 di satu sisi berdampak pada penurunan pendapatan di beberapa divisi, tapi di sisi lain menumbuhkan bisnis baru. Kami tetap optimistis hingga akhir tahun kinerja SOS masih bagus,” kata Prasetyo Wibowo, Direktur PT Shield On Service Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2019 dan Public Expose virtual (2/7/2020).

Untuk mencapai target ciamik tahun 2020, manajemen SOS sudah menetapkan tiga strategi utama. Pertama, peluncuran aplikasi SOS Smart Clean. Kedua, ekspansi bisnis SOS Academy. Ketiga, fokus pada sektor perkebunan dan pertambangan.

Aplikasi Smart Clean membidik pasar ritel yang akhir-akhir ini tren permintaannya melonjak. Sejatinya, aplikasi ini diciptakan sejak tahun 2019 dan sudah bisa digunakan melalui PlayStore dan Website terhitung Maret 2020. Pada semester II/2020, perseroan akan lebih agresis menggencarkan penggunaan aplikasi ini ke masyarakat.

Sementara itu, lembaga SOS Academy, menurut Prasetyo, akan fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang telah dikuasai selama 14 tahun. Pasalnya, bisnis jasa SDM menjadi penyumbang profit terbesar SOS hingga sekarang.

Bisnis outsourcing tidak hanya tenaga kebersihan, tapi juga akan menggarap pengelolaan SDM untuk sektor perkebunan dan pertambangan. Sebab, belum banyak pemain sektor perkebunan dan pertambangan yang bermain di ceruk tersebut.

Sampai saat ini total karyawan SDM sekitar 25.000 orang disalurkan ke perusahaan-perusahaan seluruh Indonesia yang butuh alih daya.Ada pun total kantor operasional ada 14 tersebar di Pulau Jawa, Sumatera. Bali, Kalimantan, Sulawesi. Sedangkan kantor pusat ada di Jakarta.

“Kontribusi pendapatan 80% dari Pulau Jawa dan 20% dari luar Jawa. Kami akan terus tingkatkan kontribusi pendapatan dari luar Jawa,” ucap Prasetyo sembari mengatakan kini SOS memiliki 6 anak perusahaan dan 1 perusahaan afiliasi.

Kinerja keuangan SOS tahun 2019 diakui Prasetyo tidak sebaik tahun 2018. “Tahun 2018 bisnis SOS tumbuh 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2019, penjualan SOS mencapai Rp1,3 triliun atau naik 49% dibanding tahun sebelumnya. Dengan tingkat laba kotor dan bersih masing-masing 10% dan 2,5%,” jelas Prasetyo.

Komposisi pendapatan SOS terbesar dicapai dari unit bisnis jasa SDM yang memberikan kontribusi 51%. Sedangkan jasa kebersihan menyumbang 26%, jasa keamanan 21%, dan jasa parkir 2%.

Meski tahun buku 2019 SOS meraup laba, tapi emiten bidang jasa ini tidak membagikan dividen. Hasil RUPST menyetujui laba tahun berjalan akan diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan sekitar Rp33,25 miliar.

Pemegang saham juga menyetujui pemberhentian Justinus Sutanto sebagai Direktur Independen. Dengan demikian susunan direksi menjadi, Direktur Utama, Herman Julianto dan Direktur, Prasetyo Wibowo

Mengacu laporan keuangan SOS Kuartal I/2020 tercatat bahwa pendapatan perseroan sebesar Rp368,68 miliar atau naik 33,81% dibandingkan akhir Maret 2019 yang tercatat sebesar Rp275,76 miliar. Sementara beban pokok pendapatan tercatat Rp336,04 miliar atau naik 4,5% dibanding kuartal I/2019 sebesar Rp248,26 miliar. Beban umum dan administrasi sebesar Rp26, 54 miliar, tumbuh 23,8% dibandngkan Kuartail I/2019 sebesar Rp21,27 miliar.

Kewajiban SOS mencapai Rp148,25 miliar atau melonjak 12,12% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp132,27 miliar. Adapun aset senilai Rp284,03 miliar atau naik 7,5% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat senilai Rp264,48 miliar.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved