Capital Market & Investment zkumparan

Wahana Vinyl Nusantara Tunda Rencana IPO

PT Wahana Vinyl Nusantara, produsen pipa di Indonesia dengan brand Rucika, memutuskan untuk tidak melanjutkan proses permohonan pencatatan saham sehubungan dengan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan.

Perseroan dalam pernyataan tertulisnya mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar modal belakangan ini, sehingga memutuskan tidak melanjutkan proses IPO tersebut. “Meski demikian, perseroan tetap bermaksud untuk melakukan IPO pada masa yang akan datang, sambil terus mengevaluasi kondisi perekonomian makro dan pasar modal,” tulis manajemen Wahana Vinyl Nusantara di Jakarta, Jum’at (4/5/2018).

Semula, Wahana Vinyl Nusantara berencana IPO pada kuartal II/2018. Perseroan tadinya siap melepas 20% saham ke publik dengan target perolehan dana sekitar Rp 1,5 triliun. Wahana Vinyl Nusantara telah berpengalaman lebih dari 40 tahun di pasar perpipaan Indonesia. Perseroan merupakan induk usaha PT Wahana Duta Jaya Rucika (WDJR) dan PT Wahana Tunas Utama Rucika (WTUR), termasuk dua depo operasi, yaitu PT Djabesdepo Fortuna Raya (DFR) di Surabaya dan PT Djabesdepo Fortuna Medan (DFM) di Medan.

Perseroan memiliki empat pusat produksi yang tersebar di Jawa Barat (Cibitung, Karawang, dan Lemahabang), serta di Jawa Timur (Ngoro-Mojokerto) dengan kapasitas total di atas 200 ribu ton dan telah memiliki sertifikat ISO 9001:2015 serta memenuhi standar SNI (Standar Nasional Indonesia), JIS (Japanese Industrial Standard), dan DIN (Deutsches Institut für Normung). Selain itu, perusahaan memiliki tiga pusat distribusi yang berlokasi di Tangerang, Medan dan Kutorejo. Fasilitas itu untuk mendukung pasokan produk dengan solusi perpipaan yang lengkap dan konsisten di seluruh Indonesia.

Terkait ekspansi bisnis, selain dengan Wavin BV (Holland), perseroan mulai menjalin hubungan dengan perusahaan internasional lainnya, seperti brand Maezawa (Jepang) dan Ke Kelit (Austria). Perseroan juga terus membina hubungan baik dengan para penyalur, serta pemilik toko bahan bangunan di seluruh Indonesia. Perseroan telah terhubung dengan lebih dari 100 penyalur yang melayani lebih dari 30 ribu toko bangunan di 66 kota di seluruh Indonesia.

Perseroan telah meraih sejumlah penghargaan prestisius untuk produk di bawah bendera Wahana Vinyl Nusantara, termasuk Top Brand untuk brand Rucika selama tujuh tahun berturut-turut. Perseroan juga mendapatkan penghargaan “Pertama di Indonesia” (PERDI) untuk produk PVC-O, dimana perusahaan adalah produsen PVC-O pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, menurut studi yang dibuat oleh PT Spire Indonesia.

Kondisi Pasar Modal

Sebelumnya, Tito Sulistio, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, menyebutkan industri pasar modal domestik masih bagus, karena ditunjang sentimen positif, yaitu pertumbuhan positif kinerja emiten pada 2017 dan kuartal I/2018.

“Artinya produk pasar modal kita bagus karena rata-rata pertumbuhan laba seluruh emiten di sepanjang 2017 mencapai 20% dibandingkan tahun 2016. Kinerja laba emiten pada kuartal I di tahun ini mengalami pertumbuhan 21,1% dari 48 emiten yang telah menyampaikan laporan keuangannya,” jelas Tito beberapa waktu lalu di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Selain itu, menurut Tito, jumlah emiten yang membagikan dividen pada 2017 naik menjadi 205 emiten dari 198 emiten di tahun 2016. Angka di tahun lalu itu juga lebih tinggi daripada jumlah emiten yang membagikan dividen di tahun 2015 sebanyak 178 perusahaan. Frekuensi transaksi di pasar saham domestik juga cenderung meningkat. Tercatat, rata-rata frekuensi transaksi saham di BEI mencapai 320 ribu per hari, meningkat menjadi 380 ribu per hari. Peningkatan frekuensi itu juga seiring dengan jumlah investor aktif yang terus naik. Saat ini terdapat 572 emiten yang efeknya diperdagangankan di BEI, sekitar 85% diantaranya aktif diperdagangkan.

Tito menegaskan, investor terpicu untuk menempatkan dana ke BEI karena diyakini investor sebagai pasar saham yang likuiditasnya tinggi. Hal ini, lanjut Tito, terindikasi dari pertumbuhan laba emiten, pembagian dividen emiten yang bertambah serta frekuensi transaksi yang meningkat di penghujung April ini. “Investasi investor di pasar modal masih bagus karena didukung oleh produk pasar modal yang bagus pada pasar yang likuid,” ia membeberkan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved