Capital Market & Investment

Widodo Makmur Perkasa Tawarkan Saham Hingga 25% Melalui IPO

Widodo Makmur Perkasa Tawarkan Saham Hingga 25% Melalui IPO
Tumiyana, Pendiri & CEO WMP berharap pelaksanaan IPO ini dapat membawa pertumbuhan yang lebih kuat dari seluruh anak usaha (Foto: Eva/Swa)

PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMP) melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas maksimal 25% dari total saham. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1995 itu akan menawarkan saham-saham tersebut kepada investor domestik dan internasional.

WMP menunjuk BRI Danareksa Sekuritas CIMB Niaga Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai joint lead underwriters.

Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) saham WMP berlangsung pada 27 Oktober – 9 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 18 November 2021. Selanjutnya, penawaran umum akan dilaksanakan pada 22 – 24 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 November 2021.

WMP akan menggunakan sekitar 11,43% dana hasil IPO untuk membiayai pengembangan kerja sama operasi export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia. Perseroan juga mengalokasikan sekitar 19,05% untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Selain itu, sekitar 19,05% dana IPO akan dipakai untuk penyertaan modal ke anak perusahaan, sekitar 17,90% untuk membayar utang bank, dan sisanya 32,57% sebagai modal kerja grup, terutama untuk pembelian bahan baku.

Tumiyana, Pendiri & CEO WMP mengatakan, “Harapan kami dengan terlaksananya proses IPO ini dapat membawa pertumbuhan yang lebih kuat dari seluruh anak usaha atau lini bisnis yang berada di bawah naungan WMP. Pertumbuhan terutama akan didorong dari pengembangan atau ekspansi fasilitas produksi serta perluasan jaringan distribusi produk grup.”

WMP merupakan perusahaan holding yang membawahi lima lini bisnis, yaitu peternakan sapi terintegrasi, pengolahan makanan berbasis daging (meat processing), peternakan ayam terintegrasi, komoditas pertanian, serta konstruksi dan energi terbarukan.

Dimulai dari usaha feedlot sejak tahun 1995 dan mulai dikembangkan secara profesional pada tahun 2003, WMP kini bersiap untuk go public. WMP yang tumbuh dan berkembang selama 26 tahun sebagai salah satu kekuatan di industri consumer goods dan agricultural commodities terbesar di regional, dengan memegang teguh visi ‘Provide Food for The Nation’.

Kegiatan peternakan sapi WMP dilakukan di 2 lokasi dengan total kapasitas 172.000 ekor per tahun dan merupakan peternakan sapi terintegrasi terbesar di Indonesia, berdasarkan riset Frost & Sullivan. Dua peternakan sapi tersebut terletak di Cianjur, Jawa Barat, seluas 130 hektare dan Cariu, Bogor, Jawa Barat, seluas 35 ha. Adapun kapasitas produksi pakan ternak mencapai 131.000 ton per tahun.

Untuk peternakan ayam terintegrasi, WMP mengoperasikan beberapa fasilitas, yaitu GPS Gunung Kidul dengan kapasitas 64 ribu DOC GPS; PS Sukabumi, Gunung Kidul dengan kapasitas 440 ribu DOC; broiler commercial Cianjur (dalam pengembangan), Wonogiri dengan kapasitas 6,8 juta DOC FS; peternakan ayam petelur Klaten dengan kapasitas produksi 9,36 juta butir per tahun.

Kegiatan usaha tersebut dilakukan oleh anak usaha WMP, yaitu PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU). WMUU telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Februari 2021. WMUU mengadopsi model bisnis unggas yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Selain peternakan, perseroan melakukan kegiatan penetasan, commercial farms, pabrik pakan, hingga rumah potong Hewan Unggas(RPHU).

WMUU mengoperasikan dua fasilitas penetasan dengan kapasitas produksi 4.000.000 telur per bulan. Perseroan juga mengoperasikan satu pabrik pakan di Balaraja dan tengah mengembangkan satu pabrik pakan di Ngawi dengan kapasitas gabungan 883.000 ton per tahun. Sedangkan RPHU perseroan di Klaten dan Wonogiri memiliki kapasitas produksi masing-masing 13.500 ekor per jam atau setara 79.380 ton per tahun. Saat ini WMUU juga sedang mengembangakan fasilitas pabrik pakan di Jawa Timur, dengan kapasitas 140 ton/jam, dua peternakan ayam broiler di Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan total kapasitas 6,8 juta ekor/tahun, dan ditargetkan akan lebih dulu mulai beroperasi secara progresif pada akhir tahun 2021 dengan total kapasitas 2,4 juta ekor/tahun, Rumah potong Hewan Unggas (RPHU) di Jawa Barat dengan kapasitas 12.000 ekor/jam; dan terakhir satu breeding farm di Jawa Tengah, dengan kapasitas 240.000 ekor/tahun.

“Langkah IPO ini akan menjadi katalis guna mengakselerasi pertumbuhan WMP sebagai salah satu leading actor dalam industri consumer goods & agricultural commodities di Indonesia. Hasil dari IPO ini akan menambah Capex yang telah kami tetapkan dalam rencana pengembangan WMP dan seluruh lini bisnisnya pada beberapa tahun mendatang,” ungkap Tumiyana.

Selain melakukan ekspansi fasilitas produksi, salah satu strategi besar WMP dalam mendorong pertumbuhannya adalah dengan penerapan energi terbarukan pada fasilitas produksinya, serta pengembangan fasilitas peternakan serta pertanian terintegrasi yang akan menghadirkan cost efficiency bagi perusahaan.

WMP melalui anak usaha yang lain juga menjalankan RPH (sapi) dengan kapasitas produksi 300 ekor per hari, serta memiliki fasilitas pengolahan daging. Daging olahan didistribusikan dengan merek sendiri di dalam negeri. Memiliki kapasitas produksi sebesar 4.600 ton daging/ tahun, yang diproses menjadi berbagai produk, yaitu sosis sebanyak 1.500 ton/tahun, bakso 900 ton/tahun, nugget 700 ton/tahun, dan chicken parting 1.500 ton/tahun.

Sementara itu, di lini bisnis komoditas pertanian, WMP mengoperasikan fasilitas Rice Mill yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 50.000 mt/tahun dan saat ini WMP juga tengah mengembangkan fasilitas Rice Mill keduanya di Ngawi, Jawa Timur yang akan beroperasi pada 2022 dengan kapasitas produksi 100 ribu mt/tahun. Perseroan juga memiliki gudang di Tegal dengan kapasitas penyimpanan 3.000 mt dan Cileungsi dengan kapasitas penyimpanan 5.000 mt.

Selain beras, WMP melakukan perdagangan komoditas jagung, gula, dan kedelai. Lini bisnis komoditas pertanian ini juga merupakan sumber pasokan bahan baku pakan ternak perseroan.

WMP juga beroperasi di sektor konstruksi dan energi terbarukan untuk mendukung pengembangan fasilitas Widodo Makmur Perkasa Group, di mana fokus konstruksi Perseroan adalah untuk membangun fasilitas dan gudang. Pada seluruh fasilitas grup tersebut, perseroan juga mengaplikasikan infrastruktur energi terbarukan, termasuk panel surya dan tenaga angin.

Fasilitas perseroan terletak di berbagai lokasi strategis dan tersebar di sejumlah kota penting di jalur perdagangan. Sebagian besar peternakan dan pabrik perseroan berada di Pulau Jawa, tempat tinggal sekitar 56,1% penduduk Indonesia. Penduduk di Jawa masing-masing mewakili sekitar 70% dan 50% dari total konsumsi daging sapi dan daging ayam.

Sementara Mega Nurfitriyana, COO Widodo Makmur Perkasa, menjelaskan, “Kami berharap peran perusahaan sebagai salah satu leading actor di dalam industri consumer goods dan komoditas agrikultur dapat memberikan manfaat positif bagi para pemangku kepentingan dan memajukan pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor ini di Indonesia”

Untuk itu, Mega optimistis bahwa IPO akan memungkinkan perseroan memberikan lebih banyak manfaat kepada masyarakat yang merupakan mitra maupun pelanggan sembari memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Pada 1H21, perseroan berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp125,7 miliar, dengan tingkat pertumbuhan 191% YoY, dibandingkan dengan 1H20.

Seperti diketahui, permintaan daging sapi dan unggas di Indonesia menunjukkan tren positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif, pertumbuhan kelas menengah, serta peran besar daging sapi dan unggas sebagai sumber protein hewani utama di Indonesia.

Adapun masih rendahnya konsumsi daging sapi dan unggas per kapita di Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara menunjukkan bahwa ruang pertumbuhan yang cukup besar, terutama ditopang oleh pertumbuhan populasi dan peningkatan pendapatan per kapita di Indonesia. Sebab itu, industri consumer goods dan komoditas pertanian yang ditekuni WMP tergolong menarik dan memiliki prospek pertumbuhan yang solid.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved