CEO Interview Editor's Choice

Adi Kusma : Biznet Bak ABG yang Gesit Mengejar Peluang

Adi Kusma : Biznet Bak ABG yang Gesit Mengejar Peluang

Bagi PT Supra Primatama Nusantara, usia 14 tahun adalah usia di mana menunjukkan eksistensi serta aktualisasi diri. Bak seorang remaja, perusahaan yang lebih kondang dikenal dengan Biznet Networks itu, kini kian gesit dalam memperluas jaringan bisnisnya sebagai salah satu penyedia layanan internet, data center serta TV kabel.

Biznet resmi mengumumkan perluasan infrastruktur jaringan dengan menggelar kabel fiber optic di sepanjang 4000km wilayah Pulau Jawa, Sumatera dan Bali. Hal itu menjadi prioritas utama bagi Biznet karena melihat semakin meningkatnya kebutuhan akan layanan internet yang cepat dan handal dibanyak kota. Setelah pertengahan tahun ini meresmikan dua kantor cabang terbaru di Pulau Sumatera, yaitu di Palembang dan Jambi, Biznet kini mengumumkan jaringan fiber optik yang akan tersedia di kota-kota seperti Padang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Salahtiga, dan Solo.

Keberhasilan Biznet tentu tidak terlepas dari campur tangan si empunya bisnis, Adi Kusma. Sebagai Pendiri sekaligus Presiden Direktur Biznet, Adi mengaku memiliki trik khusus membesarkan perusahaan yang dibangun dengan modal US$ 5 juta itu. Selain memperkuat kualitas produk dan jaringan, pria berusia 38 tahun ini juga dikenal aktif memperdayakan karyawan untuk menciptakan keseragaman pelayanan, serta peningkatan kemampuan.

Adi Kusma, Presiden Direktur Biznet Networks (istimewa)

Adi Kusma, Presiden Direktur Biznet Networks (istimewa)

Dari sisi jaringan dan produk, Adi terus berinovasi. Salah satu buktinya adalah jaringan Biznet Intercity Jakarta-Yogyakarta yang sedang dalam tahap perampungan. Jaringan Biznet Intercity ini diharapkan selesai akhir bulan Agustus 2014, yang akan melewati 20 kota-kota kecil, menengah dan besar seperti Cikampek, Pamanukan, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Comal, dan masih banyak lagi. “Sedangkan untuk memberdayakan karyawan kami memiliki Biznet Technovillage di sebuah tempat untuk pelatihan karyawan-karyawan,” jelas Adi.

Apa saja tantangan Adi dalam membesarkan bisnis? Apa ambisi serta targetnya tahun ini? Berikut petikan wawancara Ario Fajar, Reporter SWA Online, dengan pria murah senyum ini.

Selama 14 tahun Anda memimpin, catatan apa saja yang sangat membekas hingga saat ini?

Ibarat ABG (anak baru gede), Biznet sangat gesit pergerakannya. Dimulai pada awal tahun kami berdiri hingga saat ini, termasuk ketika menghadapi masa-masa suram pada tahun 2008 di mana saat itu sedang terjadi krisis. Tapi beruntunganya, kami bisa survive, bahkan bahkan bangkit. Tiap tahun pertumbuhan bisnis perusahaan selalu positif. Dari sisi produk, kami terus menambah layanan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari sisi layanan, kami juga berbenah untuk memuaskan pelanggan.

Tahun ini kami sedang membangun jaringan fiber optik dari Jakarta-Bali. Tahap pertama, pembangunan jaringan akan dilakukan dari Jakarta-Yogyakarta sepanjang 650 km. Proyek ini diharapkan selesai pada Agustus tahun ini. Tahap kedua, pembangunan diteruskan dari Solo-Banyuwangi serta Bali sepanjang 750 km dan 200 km yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Total jaringan fiber optik ini mencapai 1700 km.

Berapa dana yang dikucurkan untuk pembangunan tersebut?

Tahun ini kami menyediakan dana US$ 60- 75 juta untuk pembangunan infrastruktur. Dana didapat dari kas internal serta pinjaman bank.

Jadi, berapa total jaringan yang dimiliki hingga akhir tahun ini?

Jika proyek Biznet Intercity itu rampung, maka kami memiliki kurang lebih 11.000 km jaringan fiber optic. Jaringan itu nanti akan melewati 65 kota-kota kecil, menengah dan besar.

Apa alasan membangun jaringan Biznet Intercity?

Saya melihat ada potensi bisnis yang bisa digarap khususnya disepanjang Jakarta-Yogyakarta. Saya melakukan riset kecil-kecilan tentang bagaimana kehidupan dan ekonomi di sana. Contohnya, ketika saya berada di Comal, saya melihat gaya hidup anak-anak muda di sana sangat berbeda dengan anak-anak muda di Jakarta.

Mereka lebih suka berkumpul di taman, melakukan aktifitas seperti break dance, atau sekedar ngopi bareng banyak teman dengan ditemani gadget-gadget mereka. Sayangnya, jaringan internet di sana sangat lambat sehingga tidak mendukung aktifitas mereka ketika browsing internet khususnya dalam melihat tayangan YouTubee.

Selain gaya hidup, kebutuhan akan jaringan internet bagi pelaku usaha kecil dan menengah juga sangat tinggi. Banyak pelaku kecil yang memanfaatkan jaringan internet untuk jualan. Tapi lagi-lagi, kualitas jaringannya sangat lambat karena mereka hanya mengandalkan jaringan internet selular yang kapasitasnya sangat terbatas.

Siapa segmen yang akan dibidik?

Selama ini kami membidik tiga segmen yakni usaha kecil menengah (UKM), perusahaan besar (entreprise) serta ritel (perorangan atau rumah)

Seberapa besar dampak perluasan jaringan ini terhadap jumlah pelanggan?

Saat ini kami memiliki 60ribu-70ribu pelanggan secara keseluruhan. Komposisinya, entreprise (50%), UKM (35%), ritel (15%). Nah, dengan adanya jaringan Biznet Intercity, jumlah pelanggan diharapkan bisa naik setidaknya 20%.

Apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan hingga saat ini?

Ada tiga jenis layanan. Pertama internet, berupa Dedicated yang tujukan oleh untuk perusahan besar, MetroNET untuk UKM. Kedua, Local Loop yakni MetroWAN dan Intercity yang berguna untuk menghubungkan koneksi cabang/kantor ke cabang lain. Terakhir, Max3 dan TV Cable. Layanan MetroNET merupakan salah satu layanan terbaik kami yang sangat bagus performanya dari sisi penjualan.

istimewa

istimewa

Bagaimana soal pengelolaan SDM?

Saat ini kami memiliki 1.100 karyawan yang tersebar di beberapa daerah. Untuk mengelola ribuan karyawan tidaklah mudah. Ini juga yang menjadi tantangan terbesar saya selain membangun infrastruktur. Sumber daya manusia adalah segalanya dalam bisnis ini, bahkan bisnis ini bisa dikatakan adalah bisnis pelayanan, bukan hanya jual produk.

Untuk itu, saya menginginkan SDM yang berkualitas. Dalam arti, SDM yang bisa memberikan pelayanan prima yang sama dengan standar pelayanan yang ada di kantor pusat. Maka dari itu, 2 tahun lalu kami membangun Biznet TechnoVillage yang dibangun sebagai sarana pelatihan karyawan dari segi teknis ataupun pelayanan kepada pelanggan. Hal yang menarik dari perusahaan ini adalah karyawannya yang masih sangat muda yakni mayoritas usia 25 tahun- 30 tahun.

Adakah strategi khusus di tengah persaingan yang kian ketat?

Tidak ada. Kami hanya mengandalkan jaringan yang kuat dan pelayanan yang prima. Singkatnya “price performance”, di mana harga menentukan kualitas yang diberikan. Kalau soal branding, kami hanya menampilkan diri melalui media massa dalam bentuk iklan. Yah, kira-kira 10% dari kas perusahaan untuk belanja iklan tiap tahun.

Dari panjang jaringan 11.000 km hingga akhir tahun, adakah peluang bisnis baru yang akan muncul?

Pasti ada. Namun saya belum bisa memastikan seperti apa bisnis baru itu. Sebagai contoh, kami memanfaatkan jaringan untuk menciptakan produk baru seperti TV kabel.

Berapa pertumbuhan bisnis tiap tahun ?

Setiap tahun pertumbuhan bisnis perusahaan selalu berada dikisaran 30-40%.

Sejak dulu, saya tidak pernah menargetkan ini-itu untuk perusahaan, apalagi berambisi yang muluk-muluk. Semuanya berjalan saja, mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Yah, kami seperti ABG yang sedang lincah dan gesit mengejar peluang bisnis.

Termasuk untuk go public?

Tidak. Belum ada rencana ke situ. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved