CEO Interview Business Research

CEO Ericsson: Masyarakat Perlu Tahu Pentingnya M2M

Oleh Admin
CEO Ericsson: Masyarakat Perlu Tahu Pentingnya M2M

Sam Saba, Presiden Direktur PT Ericsson Indonesia, mengatakan, teknologi informasi dan komunikasi akan memainkan peranan penting dalam kehidupan. Pasalnya, sekarang ini, setiap orang tidak bisa lepas dari layanan dan produk berteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tingkat konektivitas antarmanusia juga antarmesin pun kian tinggi.

“Sekarang kita lihat smartphone sangat terjangkau,” kata Sam, di Jakarta, Kamis (7/3/2013). Menurut dia, dengan kondisi semakin ramainya penjualan ponsel pintar maka setiap orang semakin terkoneksi dan mobile. Karena, melalui perangkat tersebut, masyarakat kian intens berkomunikasi melalui dunia maya.

Sam Saba, Presiden Direktur PT Ericsson Indonesia

Ericsson pun memprediksi bahwa lebih dari 50 persen ponsel yang terkirim adalah jenis ponsel pintar hingga akhir tahun ini. Ini adalah prediksi Ericsson secara global. “Kami berharap tahun ini, ada lebih banyak orang terkoneksi secara mobile dibandingkan fixed line,” tambah Sam.

Bahkan, saat ini, bukan hanya antarmanusia saja yang terkoneksi. Koneksi antarmesin pun terjadi, misalnya, mobil terkoneksi dengan dunia komputasi. Sam pun mencontohkan, dengan teknologi yang diterapkan di mobil, kemacetan pun bisa teridentifikasi sehingga bisa dihindari.

Melihat perkembangan tersebut, Ericsson sebagai salah satu pemain di dunia teknologi informasi mendapat tantangan untuk bisa menyediakan layanan maupun produk yang baik terkait solusi machine-to-machine (M2M). Sebagai salah satu jawaban terhadap tantangan itu, perusahaan yang berpusat di Swedia ini lantas menjalin kemitraan dengan perusahaan SAP.

Di Indonesia sendiri, terkait dengan layanan M2M, Ericsson telah menjalin kerja sama dengan operator telekomunikasi XL. Di mana XL menggandeng Ericsson untuk menyusun sebuah platform khusus layanan M2M. Contoh produk M2M yang dipunyai XL adalah AMR (Automated Meter Reader), contohnya yakni smart metering untuk PLN.

Kehadiran solusi M2M sebenarnya sudah cukup banyak terlihat di Tanah Air. Ada perangkat perbankan, yakni EDC (Electronic Data Capture) yang kini sudah terdapat model wireless. “Itu M2M karena EDC berhubungan dengan komputer lain,” tuturnya.

Ke depan, Ericsson melihat perkembangan M2M di Indonesia menjanjikan. Akan tetapi, Ericsson melihat ada tantangan yang harus dihadapi. Kesiapan Indonesia terhadap teknologi informasi dan komunikasi masih rendah. Karena itu, edukasi mengenai teknologi tersebut pun diperlukan.

“Kita lihat dari risetnya Ericsson itu, tantangannya ada di bagaimana mengedukasi pengguna. Kita harus mengedukasi masyarakat bahwa M2M itu berguna, tidak berbahaya, dan tidak meng-threat privasi orang. Jadi, pengetahuan cara menggunakan servis digital harus terus diperkaya. Karena servis digital bukan hanya untuk konsumsi tapi bisa untuk hal produktif,” tandas dia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved