CEO Interview

Dony Oskaria, Anak Kampung yang Sukses Menduduki Posisi Puncak di CT Corp

Dony Oskaria, Anak Kampung yang Sukses Menduduki Posisi Puncak di CT Corp

Perjalanan hidup Dony Oskaria selalu lekat dengan perjuangan. Dari kelas 5 SD hingga menyelesaikan kuliahnya, kelahiran Tanjung Alam, Sumatera Barat, 1969 itu sudah terpisah dari orang tua demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Namun, pada akhirnya berbagai kesulitan itu menempanya menjadi sosok yang tangguh hingga meraih sukses menjadi CEO di berbagai perusahaan CT Corp.

Rekam jejak Dony yang mengawali karier sebagai petugas layanan pelanggan di Bank Universal pada 1995 memang mengesankan. Dalam waktu singkat, lulusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran itu meraih posisi puncak di berbagai perusahaan yang disinggahinya. Hingga akhirnya dia sukses memuncaki berbagai kursi kepemimpinan di CT Corp.

Keberhasilan itu, tak dimungkiri, berkat kerja keras dan kecerdasan Dony yang sejak SD selalu menjadi juara kelas. Tak luput, strategi yang diterapkannya dalam berkarier pun terbukti gemilang. Berikut ini petikan wawancara Majalah SWA dengannya.

Bagaimana perjalanan pendidikan dan karier Anda sebelum di posisi sekarang?

Saya lahir di Desa Tanjung Alam, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 1969. Saya tumbuh besar di sana hingga kelas 5 SD dengan kondisi desa tanpa listrik. Karena orang tua saya berasal dari keluarga yang miskin dan susah yang bekerja serabutan, satu-satunya cara untuk mengubah nasib adalah dengan bersekolah.

Saya adalah satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara. Saya kemudian dipindahkan ke Kota Padang yang berjarak empat jam dari desa untuk melanjutkan sekolah dan berpisah dengan orang tua. Alasan saya dipindahkan ke Padang karena saya selalu menjadi juara kelas, hingga akhirnya saya masuk SMP 7 Padang. Saya terus meraih juara kelas hingga kelas 2 SMP, dan disuruh orang tua agar pindah ke Jakarta saja. Saya menyelesaikan SMP di SMP 75 Kebon Jeruk, kemudian masuk ke SMA 78. Lalu, saya kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Andalas, tahun 1989. Tetapi, saya merasa kurang cocok di bidang akuntansi, dan saya pindah kuliah ke Universitas Padjadjaran Jurusan Hubungan Internasional. Dari Padang menuju Bandung saya menebeng truk angkutan barang milik teman selama empat hari perjalanan.

Singkat cerita, saya selesai kuliah pada 1994 tetapi belum skripsi. Saya memutuskan bekerja di Jakarta. Saya bekerja di perusahaan advertising yang bertugas memasang billboard di jalan selama delapan bulan. Setelah itu, saya memulai karier di Bank Universal pada 1995 sebagai petugas call center. Setiap hari saya berangkat menggunakan bus metromini dan bus Kopaja menuju kantor. Jam kerja dari pukul 6 pagi hingga 11 malam. Di situlah saya memulai karier saya.

Dony Oskaria, CEO CT Corp
Dony Oskaria, CEO CT Corp

Setelah dari call center, saya menjadi personal banker, pekerjaan yang merangkap antara customer service dan teller. Karena saya bekerja cukup bagus, kemudian saya diangkat menjadi supervisor personal bankers. Hingga seterusnya saya menjadi operation development. Dan pada 1999 saya menjadi manajer senior, kepala separtemen. Tahun 2000, saya sudah menjadi kepala divisi. Karier saya di Bank Universal cukup cepat, tetapi terjadi krisis moneter sehingga Bank Universal harus merger dengan Bank Bali, Bank Artamedia, Bank Prima Express dan Bank Patriot pada 2002. Kemudian, saya dipilih menjadi Jakarta operation head, sebagai vice president.

Saya pernah mendapat tawaran masuk HSBC sebagai regional operation head, tetapi saya pada waktu itu tertarik untuk masuk ke Bank Mega. Dengan offering dan benefit yang luar biasa dari HSBC, hati saya tetap berkeinginan masuk ke Bank Mega. Alasannya, saya belajar dari kasus di Bank Universal, karier saya begitu cepat di Bank Universal, tahun 1995 sebagai petugas call center dan tahun 2000 sudah sebagai VP. Hal ini bukan karena saya terlalu hebat, tetapi perusahaan tersebut sedang dalam tahap perkembangan yang luar biasa sehingga dalam perusahaan yang berkembang, kesempatan dalam berkarier juga terbuka besar.

Waktu itu saya berpikir apabila saya masuk ke HSBC, mungkin peluang saya untuk berkembang tidak sebesar di Bank Mega. Sebetulnya, kesempatan untuk kita berkarier lebih banyak ditentukan oleh perusahaan yang kita tempati seberapa cepat berkembangnya. Saya memilih Bank Mega karena pada saat krisis moneter, Bank Mega melakukan promosi besar-besar dengan pendekatan sosial yang menjadi passion saya.

Pada 2004 saya masuk ke Bank Mega dan turun posisi menjadi Kepala Bagian Bank Mega, tetapi bagi saya tidak ada masalah. Karena saya berprinsip dalam bahwa kita harus bekerja dengan maksimal sesuai dengan apa yang diamanahkan, dalam waktu satu tahun saya diangkat menjadi kepala divisi pengembangan operasi, kemudian dipindahkan menjadi kepala divisi kualitas layanan, juga kepala divisi sekretaris korporat.

Kemudian, saya melanjutkan pendidikan Program MBA di The Asian Institute of Management di Filipina, tahun 2009.

Tahun 2010, saya diangkat menjadi Regional Head Bank Mega Jawa Barat karena kinerja regional tersebut yang paling buruk. Dalam dua tahun regional ini menjadi regional terbaik. Hingga akhirnya pada 2012 saya dipromosikan sebagai Direktur Pengelola Bank Mega.

Pada tahun 2014, hingga sekarang, saya diminta memimpin di beberapa perusahaan CT Corp, di antaranya sebagai CEO Trans Luxury Hotel Bandung, CEO Trans Resort Bali, CEO Trans Studio Bandung, CEO Trans Studio Makassar, CEO Trans Studio Mall Bandung, CEO Trans Studio Mall Makassar, CEO Grup Antavaya, dan CEO IBIS Bandung Trans Studio. Akhir 2014, saya menjadi Dewan Komisaris Garuda Indonesia, karena Trans Corp punya saham di Garuda.

Pada Januari 2016, Presiden Jokowi meminta saya menjadi Dewan Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Industri di Komite Ekonomi dan Industri Nasional sebagai Ketua Kelompok Kerja untuk industri pariwisata yang bertanggung jawab mengembangkan industri pariwisata di Indonesia.

Apa tanggung jawab Anda di semua perusahaan yang Anda pimpin?

Pada dasarnya, bagi saya memimpin perusahaan adalah meletakkan visi ke mana perusahaan itu akan kita bawa. Selain itu, juga membuat strategi dan mengontrol implementasi dari strategi

yang kita buat. Memang, yang paling sulit adalah konsistensi dalam melakukan eksekusi. Yang menjadi salah satu kekuatan dalam CT Corp adalah kami sangat kuat dalam hal eksekusi. Tiap-tiap perusahaan yang saya pimpin setiap awal tahun dibuat garis-garis besar apa yang akan kami raih. Kemudian, saya setiap minggu rutin melakukan monitoring. Bahkan di level CEO, saya rutin melakukan rapat sales setiap minggu di semua perusahaan. Jadwal saya pada Senin dan Kamis di Garuda, Selasa semua perusahaan Trans, Rabu saya di Antavaya Tour, kemudian Jumat keliling di berbagai properti Trans di Bandung, Bali dan Makassar.

Di CT Corp kami memiliki komitmen yang kuat dalam melakukan monitoring terhadap eksekusi. Kemudian, keterlibatan saya secara aktif, seperti presentasi kepada klien dan rapat sales, sehingga tiap perusahaan bisa saya kontrol dengan baik.

Memang tanggung jawab saya lebih banyak meletakkan visi, membuat strategi, kemudian memonitor eksekusi. Di samping itu, tentunya yang paling penting sebagai seorang CEO adalah harus selalu update soal perkembangan pasar dan customer. Karena, customer behavior selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Pemahaman kita terhadap pasar harus selalu diperbarui karena pasar selalu mengalami evolusi yang luar biasa. Selain itu juga, tenaga kerja mengalami perubahan yang sangat fundamental. Seperti, melakukan treatment dan pendekatan yang berbeda terhadap Gen Y yang memasuki pasar tenaga kerja. CEO harus paham bagaimana ia bisa terlibat bersama-sama dengan karyawannya agar bisa menggerakkan sumber daya yang ia miliki untuk menuju tujuan yang sudah ia desain. Hal itu bisa terjadi apabila CEO bisa meraih trust dari karyawannya. Untuk itu, perlu dikembangkan engagement sesuai dengan karakter tenaga kerja masing-masing. Ini yang menjadi critical point bagi seorang CEO bagaimana ia memahami sumber daya manusia yang ia kelola serta menyatu dengan mereka yang memiliki satu visi menuju tujuan perusahaan.

Apa tantangan terbesar dalam mencapai posisi saat ini dan bagaimana mengatasinya?

Dalam pekerjaan apa pun tentu ada tantangan. Tetapi, saya percaya bahwa apabila semua yang kita lakukan karena niat baik dan dilakukan dengan senang hati serta fokus untuk meraih tujuan yang ingin dicapai, semua tantangan itu bisa dilewati. Tantangan itu membuat kita semakin dewasa dan semakin bijak dalam mengambil keputusan. Saya melihat tantangan sebagai proses menuju titik kedewasaan kita dalam bertindak.

Apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan kompetensi, skill dan nilai jualnya?

Menurut saya, kita tidak boleh berbuat sendiri dan merasa diri kita hebat. Kehebatan seorang CEO itu adalah bagaimana ia mengombinasikan orang-orang hebat yang berada di bawahnya. CEO juga harus memahami seperti apa kondisi di pasar. Saya harus selalu merasa mampu untuk terus meng-update diri saya, baik itu dalam hal knowledge maupun skill. Dengan cara berinteraksi dengan banyak orang, membaca buku, dan memahami arah tren bisnis akan ke mana. Selain itu, juga perlu memahami struktur global kondisi ekonomi.

Apa yang dilakukan perusahaan untuk memikat diri Anda dan membuat Anda engaged?

Perbedaan dengan generasi sekarang adalah generasi saya termasuk generasi yang loyal. Jadi, saya bekerja di CT Corp bukan lagi seperti seorang profesional murni, mungkin sudah setengah profesional murni karena ikatan batin saya sudah kuat dengan perusahaan. Sehingga, tentu saya tidak akan tergoda untuk pindah perusahaan. Kemudian, saya termasuk orang yang mengagumi figur Chairul Tanjung dengan ajaran prinsip yang baik untuk tidak melakukan penyimpangan. Engagement saya dengan CT Corp seperti sudah menyatu dengan batin. Saya merasa ketika di CT Corp saya juga memiliki kesempatan untuk develop people, sehingga apa yang saya lakukan bisa berguna bagi perusahaan dan orang banyak.

Apa saja paket kompensasi dan benefit yang ditawarkan?

Tentu sama seperti perusahaan yang lain, CT Corp juga memiliki struktur penggajian yang reguler dan bonus yang diberikan jika performa baik. CT Corp seperti sebuah keluarga besar di mana dalam situasi tertentu banyak kemudahan yang diberikan. Pernah suatu ketika orang tua saya terkena serangan jantung di Padang, kemudian Pak Chairul Tanjung menyuruh agar diurus oleh kepala cabang Bank Mega terdekat karena orang tua saya tinggal di perkampungan. Beliau juga menyuruh saya pulang sampai waktu yang tidak dibatasi hingga orang tua saya sembuh. Pada titik tertentu, perusahaan banyak memberi kemudahan yang sifatnya humanis, sehingga saya merasa nyaman bekerja. CT Corp memberi kesempatan bagi karyawannya mengutamakan keluarga dan ibadah.

Apakah terdapat flexible benefit dan customized reward?

CT Corp telah menerapkan hal itu sejak 2006, di mana bentuk kompensasinya variable income lebih besar dibandingkan fixed income. Kalau misalnya seorang pegawai dikasih target sebesar Rp 2 miliar, tetapi ia bisa mendapatkan Rp 4 miliar, selisihnya dibagi dua untuk orang tersebut dan perusahaan. Skema kompensasi ini cukup efektif karena mendorong orang untuk merasa ini bagian dari perusahaan dan untuk mencapai nilai yang lebih besar. Prinsip kami adalah semakin kaya karyawan, semakin kaya dan baik pula kinerja perusahaan, karena didapatkan dari porsi yang halal.

Dony Oskaria: "Hampir setiap minggu ada saja yang menawari pekerjaan dari beberapa perusahaan. Tetapi, saya sudah sampai titik di mana saya sudah merasa puas dan bahagia di CT Corp."
Dony Oskaria: “Hampir setiap minggu ada saja yang menawari pekerjaan dari beberapa perusahaan. Tetapi, saya sudah sampai titik di mana saya sudah merasa puas dan bahagia di CT Corp.”

Apa tip dan triknya dalam negosiasi kompensasi dan benefit dengan perusahaan?

Kompensasi itu pada dasarnya akan mengikuti kinerja. Jadi, fokuslah pada kinerja. Apabila pekerjaan kita baik, kompensasi akan datang dengan sendirinya. Harus ada kinerja terlebih dahulu sebelum ada reward & compensation. Semakin besar tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan, pasti reward-nya juga akan semakin besar. Karena itu, saya selalu menanamkan kepada karyawan untuk fokus pada kinerja.

Apa strategi Anda dalam mengelola karyawan di banyak perusahaan?

Untuk membesarkan karyawan, kita perlu memahami kebutuhan mereka. Kalau dilakukan pemetaan terhadap karyawan ada yang high potential & high contribution, orang seperti ini harus kita kelola dan jaga dengan baik karena kalau tidak, ia bisa pindah ke perusahaan lain. Tipe karyawan ini harus diberi kesempatan berkarier dengan menduduki suatu jabatan yang bagus. Ada juga tipe karyawan high potential tetapi kontribusi belum maksimal, orang seperti ini biasanya adalah mereka yang baru dipromosi atau lulusan sekolah top, tetapi karena mereka baru, tentu performa mereka belum muncul. Adapula high performance tetapi low potential, orang ini tentu membutuhkan hal yang berbeda seperti instant benefit. CEO harus mampu melakukan pemetaan dalam hal ini sehingga tiap orang tidak bisa diperlakukan sama dengan yang lain.

Hal-hal seperti ini perlu dipahami. Kalau tidak, perusahaan akan mengalami turnover ratio yang tinggi. Efek dari turnover yang tinggi adalah orang harus belajar dari awal, ditandai dengan learning curve. Pada saat learning curve ini, produktivitas rendah. Maka, perusahaan punya kewajiban untuk meretensi pegawainya untuk menjadi loyal dan bekerja untuk jangka waktu lama sehingga tidak terjadi learning curve setiap saat.

Apakah Anda sering diburu head-hunter?

Hampir setiap minggu ada saja yang menawari pekerjaan dari beberapa perusahaan. Tetapi, saya sudah sampai titik di mana saya sudah merasa puas dan bahagia di CT Corp. Saya merasa sudah mendapat banyak hal dari perusahaan, bukan hanya dari finansial tetapi juga sosial dengan banyak kesempatan untuk berbagai ilmu. Selain itu, saya juga bisa mendapat keleluasaan untuk bisa bergabung dengan KEIN oleh Presiden Jokowi.

Apa lagi impian yang ingin dicapai sebagai profesional?

Saya ingin mendidik generasi muda sebanyak mungkin, bagaimana agar generasi muda bisa belajar menjadi entrepreneur. Kemudian, saya ingin waktu lebih banyak, jika sudah pensiun, untuk mengabdikan diri dalam kegiatan sosial seperti mengajar atau menjadi dosen. Saya menyampaikan moto kepada generasi muda bahwa, “Kita adalah generasi yang positif, bukan yang negatif. Generasi yang optimis, bukan yang pesimis. Kita generasi yang mendukung, bukan saling menjatuhkan.” Bagi saya, sedekah yang paling mulia adalah sedekah ilmu, karena manfaatnya akan sangat panjang. Maka, saya akan sangat intens menyampaikan pengalaman saya berkarier selama 20 tahun lebih.

Rekam Karier Dony Oskaria

1994 – Selesai S-1 Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran

1995 – Petugas Layanan Pelanggan Bank Universal

1995-1999 Supervisor Personal Bankers, Pengembangan Operasi Bank Universal dll.

1999 – Manajer Senior Bank Universal

2000 – Kepala Divisi Bank Universal

2002 – Vice President, Jakarta Operation Head Bank Mega

2004 – Kepala Bagian Bank Mega

2009 – MBA Asian Institute of Management, Filipina

2010 – Regional Head Bank Mega Jawa Barat

2012 – Direktur Pengelola Bank Mega

2014 CEO berbagai perusahaan CT Corp, di antaranya CEO Trans Luxury Hotel Bandung, CEO Trans Resort Bali, CEO Trans Studio Bandung, CEO Trans Studio Makassar, CEO Trans Studio Mall Bandung, CEO Trans Studio Mall Makassar, CEO Antavaya Group dan CEO IBIS Bandung Trans Studio

2014 akhir – Dewan Komisaris Garuda Indonesia

2016 – Januari, Anggota Dewan Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Industri di Komite Ekonomi dan Industri Nasional sebagai Ketua Kelompok Kerja Industri Pariwisata

Reportase: Jeihan Kahfi Barlian/Riset Hana Bilqisthi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved