CEO Interview zkumparan

IG Live – SWA Business Leader Talk: Strategi Anteraja Hadapi Persaingan di Bisnis Logistik

Suyanto, CEO Anteraja (Foto bawah)

Bisnis logistik termasuk industri yang sudah lama di Indonesia. Sudah banyak sekali pemainnya baik dari dalam maupun luar negeri. Jangkauan mereka sudah sangat luas sampai masuk ke desa-desa.

Peluang bisnis logistik kini juga dibidik perusahaan yang menyediakan layanan pesan-antar dengan menggunakan kemampuan aplikasi daring. Selain itu, di tengah pandemi ini bisnis logistik masih tetap bertumbuh dan potensi pasar juga masih besar, walaupun sebetulnya tetap tergantung pada kesiapan masing-masing dalam menerkam peluang yang ada.

Anteraja, salah satu pemain di bisnis jasa pengiriman yang usianya belum genap 2 tahun, berdiri Maret 2019, namun mampu bertumbuh secara eksponensial di tengah persaingan industri logistik ini. Indikasi pertumbuhannya tidak hanya dilihat dari revenue, tapi juga dari jumlah kurir, yang awalnya berjumlah 50 bertambah menjadi ribuan. Jumlah pelanggan saat ini juga telah mencapai 2 jutaan.

Bagaimana Anteraja berkembang, apa strategi yang dijalankan, apa model bisnis dan prinsip yang diyakini dan dikembangkan dalam mengarungi industri logistik yang sudah diramaikan oleh nama-nama besar? Berikut cuplikan bincang-bincang SWA dengan Suyanto, CEO Anteraja dalam acara IG Live – SWA Business Leader Talk: Strategi Anteraja Hadapi Persaingan di Bisnis Logistik.

Apa yang membedakan Anteraja dengan pebisnis logistik lainnya?

Memang kami masih sangat baru, namun kami sebagai bagian dari Triputra Group, yang salah satu lininya adalah ASSA yang bergerak di car rental yang memiliki banyak pengalaman dalam mengelola van, truk, dan lainnya yang mencapai 26 ribu mobil, juga memiliki sopir sendiri yang jumlahnya hampir 5 ribu. Lalu kami mempunyai kemampuan melihat market.

Lima tahun terkahir e-commerce kan perkembangannya pesat, kami melihat bahwa mereka memerlukan pengiriman paket. Makanya kami memberanikan diri karena memiliki kekuatan di jaringan dan sumber daya manusia tersebut. Kemudian kami mencari partner pemain paket yang sangat handal di bidang teknologi. Karena menurut kami, keunggulan teknologi bisa mengubah rule of the game. Jadi keunggulan kami adalah di jaringan, people management dan teknologi.

Apa strategi masuk ke industri ini yang sudah banyak pemainnya?

Kami melihat bahwa segmen pertumbuhan paket terbesar adalah di e-commerce, maka kami fokuskan diri ke segmen e-commerce. Kedua, biasanya customer adalah milenial, makanya kami melakukan branding yang kekinian. Salah satunya menggunakan warna magenta, yang artinya kreatif dan dinamis. Kemudian, dalam bermain dengan teknologi, kelebihan kami adalah menganalisis data terlebih dahulu ketika kami akan membuka cabang/titik. Tidak sekadar terdorong karena ‘toko sebelah’ hadir di situ.

Sejauh mana perkembangan sejak berdiri hingga sekarang?

Sebelum beroperasi pada Maret 2019, kami sudah menyiapkan sistem dan lain-lainnya sekian bulan. Cerita pengalaman pertama ketika itu ada 4 paket yang menggunakan layanan kami. Waktu itu fokus di Jakarta saja. Kemudian terus berkembang, sampai Agustus sudah seluruh ibukota provinsi di Jawa. Sekarang sudah menjangkau 32 provinsi, bahkan sampai wilayah kabupatennya.

Bagaimana model bisnis? Kelihatannya berbeda dari perusahaan pada umumnya?

Kami mau mencoba membuat terobosan di industri pengiriman paket ini, yakni menerapkan konsep jemput bola. Dulu umumnya kalau mau kirim paket harus datang ke outlet, kemudian mengurus administrasi. Kami mengubah ini dengan teknologi, sehingga cukup menggunakan aplikasi Anteraja, pengirim bisa tetap di rumah saja, bayarnya bisa pakai e-wallet. Dengan model bisnis ini maka cost mengirim paket bisa lebih murah, nanti tinggal kurir kami (Satria) yang akan pickup. Tidak ada minimum order, hanya 1 barangpun akan kami jemput.

Dengan model jemput bola ini, apa lagi benefit yang bisa didapat?

Dari sisi Cost delivery, yang jelas adalah pelanggan tidak perlu mengeluarkan ongkos bensin. Lalu, sistem kami memberikan kemudahan dalam handling, kurir sudah mengetahui data barang yang mau diambil. Kurir juga membawa scan agar alur barang ter-update realtime. Ini semua sudah dilakukan sejak Anteraja beroperasi dan ini berlaku nasional tidak hanya di Jakarta.

Apa saja produk-produk Anteraja?

Untuk yang paling umum ada Regular Service, biasanya kalau dalam kota sekitar 1-2 hari. Ini adalah market terbesar. Kedua, Next Day. Hari ini diambil, besok sampai. Ketiga, Same Day Delivery, dalam jangka waktu 8 jam akan sampai. Perbedaan dari yang lain kalau kami harganya flat untuk di dalam kota. Layanan hadir di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, bahkan sudah ada dari Jakarta ke Bandung. Kemudian yang terbaru adalah Fresh and Frozen Delivery, yakni menggunakan coolbox untuk pengiriman makanan yang membutuhkan. Lalu kami memiliki program terbaru yaitu Gibah (Bagi-bagi hadiah). Sebagai rasa terima kasih kepada pelanggan yang sudah menggunakan Anteraja, setiap minggu.

Mengapa namanya Anteraja?

Ketika menentukan nama, kami memilih nama yang kekinian, relate dengan bisnis, dan sesuatu yang lokal. Seperti nama toko wayang Antareja. Kemudian tagline adalah Pasti Bawa Happy. Kami berharap bisa membawa happy kepada penjual, pembeli, kurir, partner, dan shareholder. Kemudian tagline untuk internal adalah Jadi Orang Baik. Kami rutin menyelenggarakan acara internal untuk karyawan dan kurir baik untuk training maupun acara lainnya yang menunjukkan bahwa kami serius mengelola karyawan, ketika karyawan happy maka kerjanya pasti bagus, sehingga pelanggan pun happy. Intinya, perusahaan mesti ada identitas dan kultur, tapi penerapannya tidak melulu dengan gaya serius, bisa dengan cara yang fun.

Kemudian kami menyebut kurir kami dengan Satria. Karena kami menganggap mereka adalah pahlawan bagi para pengirim dan penerima barang. S- sigap, A- aman, T- terpercaya, R- ramah, I- integritas, A -amanah. Para Satria ini adalah karyawan kami, kami tidak memakai outsorcing. Selama pandemi ini kami bahkan sudah menambah pasukan Satria sekitar 1.000 orang. Kemudian diferensiasi Satria kami melayani satu titik/area orang yang sama, sehingga lama kelamaan akan tercipta hubungan personal.

Apakah dikembangkan dengan skema waralaba?

Kami saat ini berkembang menggunakan point to point. Kami ada program baru yaitu Mitra Anteraja. Ini program kemitraan yakni bagi para pemilik toko atau warung bisa menjadi tempat untuk dititipkan barang, kami akan memberikan peralatan dan aplikasi. Mungkin di Kuartal IV/2020 akan semakin dikembangkan lagi ini.

Bagaimana cara supaya mendapatkan trust dari market?

Di awal-awal usaha kami memberikan campaign, diskon dan lain-lain. Selain itu melalui media sosial, yang isinya testimoni dari berbagai pelanggan yang pernah pakai, dan lain sebagainya.

Bagaimana strategi akuisisi user dan sudah ada berapa active user, serta sudah ada di marketplace mana saja?

Anteraja mempunyai tiga segmen market. Pertama, yang paling besar adalah e-commerce. Kami sudah melakukan integrasi dengan Shopee, Blibli, Tokopedia, JD.id, lalu bulan depan masih ada beberapa lagi. Untuk e-commerce sudah ada 6 juta user aktif. Kedua, segmen korporasi. Kami mempunyai platform namanya Bisnisaja. Pelanggan korporasi bisa meggunakan kami untuk order sendiri, bisa manage user, bisa per orang, dan realtime, sehingga cost recovery-nya bisa dapat. Ketiga, segmen ritel. Melalui Anteraja Apps. Jadi ada B2C, B2B, dan C2C.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved