CEO Interview Editor's Choice

Kharan Ketan, Optimistis Lamudi Memimpin Pasar

Kharan Ketan, Optimistis Lamudi Memimpin Pasar

Membawa paradigma baru dalam dunia properti tidaklah mudah. Hal inilah yang disadari oleh Karan Khetan, Managing Director Lamudi untuk Indonesia. Melalui platform Lamudi (lamudi.co.id) yang merupakan portal properti online di Indonesia, Khetan mengajak para agen properti untuk beralih dari promosi konvensional menjadi lebih efektif. Begitu juga dengan konsumen, yang dalam hal ini adalah pencari properti.

IMG_0612

Dengan kehadiran Lamudi di Indonesia, diharapkan mobilitas jual – beli dan sewa menyewa properti menjadi lebih crowded lagi. Hanya saja, ini merupakan platform baru bagi para pemain properti di Indonesia, dimana masih banyak parameter yang perlu dikaji dan dikembangkan lagi. Bagaimana peluangnya?

Reporter SWA Online, Fardil Khalidi mengajak Anda untuk memetakan lebih jauh mengenai possibility Lamudi dalam perburuannya untuk menjadi The Most Leading Portal for Property Market. Berikut liputannya.

Seperti apa pengalaman anda di dunia e-commerce?

Sebelum di Lamudi saya sempat berkarier sebagai Strategy and Business Development di Valenta Resources yang memiliki responsibility dalam hal pengaturan merger dan akuisisi, diversifikasi dan pengembangan strategi bisnis di seluruh afrika. Saya juga sempat mencicipi atmosfer kerja di Handerson Global Investors di London. Di sana saya bekerja sebagai pengelola aksesnya dimana tanggung jawab saya cukup besar juga, terutama dalam hal menjaga sekuritas, dan flow debit jaminan.

Bisa dikatakan, dua pengalaman tadi tidak totally berkonstraksi dengan e-commerce, namun lebih ke business developementnya. Yang sedikitnya bersinggungan dengan e-commerce itu ialah saat saya bekerja di Heritage Venture Partners, sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan bisnis iklan baris di Singapura.

Apa sisi menarik e-commerce di bidang bisnis properti ini (Lamudi) ?

Menurut saya Lamudi merupakan sebuah platform yang cukup komplit, dimana disertai dengan berbagai macam fitur pendukung seperti search engine, filter berdasarkan range harga atau lokasi, konten iklan baris yang juga disertai foto, serta jurnal. Sehingga dengan peluncuran Lamudi di Indonesia ini, para pemangku properti dapat dengan mudah melakukan aktivitas bisnisnya secara efektif. Bagi penjual atau promotor properti mereka diuntungkan dengan kemudahan mempromosikan properti mereka tanpa harus menyita waktu yang banyak. Begitu pula bagi para pembeli / penyewa properti mereka dapat melakukan skimming untuk menentukan pilihan yang pas tanpa harus mendatangi lokasinya langsung.

Bagaimana keterkaitan background studi Anda dengan bidang ini?

Bicara soal background studi rasanya agak sedikit menyimpang dari apa yang saya lakukan di sini. Saat undergraduate degree justru saya mengambil teknik mesin di University of Manchester. Namun, garis pekerjaan saya malah menentukan di bidang bisnis. Jadilah saya mengambi Master Bisnis Administration (MBA) untuk jenjang postgraduate nya di INSEAD Singapura. Di sini lah saya mendapatkan banyak pengalaman luar biasa yang kemudian saya terapkan dalam karier saya, termasuk untuk Lamudi.

Kenapa Anda membidik Indonesia sebagai target captive market?

Lamudi cukup memiliki data research tentang pertumbuhan ekonomi yang cenderung ke arah tren positif. Artinya sudah mulai banyak jumlah kalangan middle class di Indonesia. Hal tersebut tentu saja dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan middle class sejalan juga dengan pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Bisa dilihat seperti di kota – kota besar di Indonesia, Jakarta, Surabaya, dan Bandung, pertumbuhan propertinya sangat gencar. Di sini, melalui platform Lamudi, kami hadir sebagai opsi jitu untuk memuluskan langkah pemangku properti dalam meningkatkan aktivitas bisnisnya.

Sejauh ini bagaimana kiprah Lamudi di manca negara?

Lamudi sudah ada di 40 negara. Misalnya di benua Amerika : Mexico, Columbia, dan Peru, kemudian Afrika : Morocco, Algeria, Pantai Gading, dan masih banyak lagi, serta Asia seperti Filipina, Myanmar, dan Pakistan. Dari total 40 negara tersebut Lamudi memiliki 174 ventures serta memiliki lebih dari 22.000 tenaga kerja.

Bagaimana cara kerja platform Lamudi?

Kita mengusung moto : search, find, dan connected yang berlaku bagi calon pembeli atau penyewa properti dimana mereka cukup memasukkan spesifikasi properti yang mereka cari, pilih yang sesuai, kemudian terhubung dengan pemasang iklannya. Sementara itu bagi agen properti atau masyarakat yang ingin menjual propertinya cukup registrasi kemudian ikuti instruksinya, di mana nanti akan diminta untuk mengisi kolom deskripsi, range harga, dan lokasi, kemudian ditambah juga dengan upload foto.

Apa yang Anda tuju bersama Lamudi ini, terutama untuk pasar Indonesia?

Sebenarnya sih simpel, kami hanya ingin menjadi effective option bagi para agent properti juga bagi para pencari properti. Karena dewasa ini, jika mengacu pada cara kebanyakan orang mempromosikan atau mencari properti, masih menggunakan cara konvensional. Seperti halnya menggunakan iklan baris di koran, dan papan atau spanduk yang disebar di sepanjang jalan, dimana hal tersebut sangat mungkin untuk menyita waktu. Belum tentu begitu pembeli datang ke tempat detil propertinya sesuai dengan yang mereka inginkan, karena memang mereka minim gambaran visual mengenai properti yang ingin mereka beli.

Sebaliknya, bersama lamudi pembeli dapat melakukan listing terhadap properti yang mereka inginkan, secara jelas dan detil, karena memang dilengkapi oleh foto dan deskripsi detilnya. Oleh karena itu Lamudi hadir untuk menawarkan paradigma baru dalam aktivitas jual beli atau sewa – menyewa properti ini kepada masyarakat Indonesia.

Menurut Anda apa yang mendasari bahwa melalui portal online Lamudi, customer akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan dealing?

Kita perlakukan customer dengan begitu nyaman, di mana sistem platform Lamudi memfasilitasi setiap aktifitas costumer, baik itu yang ingin menyewa maupun yang ingin membeli. Platform Lamudi dilengkapi dengan sistem search engine, serta listing yang memadai sehingga ketika mereka mencari dengan kata kunci tertentu sistem akan memprovidenya dengan begitu cepat. Begitu juga halnya ketika mereka mencari berdasarkan kategori, sistem akan melakukan filtrasi dimana properti yang tidak termasuk dalam kategori tersebut otomatis tidak muncul. Ditambah lagi mereka juga dapat melakukan sortir berdasarkan harga, mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal.

Sementara untuk dealingnya, pastinya kita provide konektivitas antara seller dan buyer, dimana bagi seller mereka akan diminta data – data penunjang penjualan, seperti kontak person, dan alamat. Jadi begitu buyer tertarik mereka bisa langsung eksekusi ke kontak yang tertera untuk melakukan dealing.

Anda sempat katakakan bahwa target Lamudi adalah menjadi leading platform di Indonesia, bagaimana strateginya?

Ada tiga hal kuncinya. Yang pertama adalah melalui strategi Search Engine Optimization (SEO) yang kami embed sebagai bagian dari sistem platform Lamudi. Dengan demikian jika pencari properti memasukkan kata kunci tertentu di google, maka portal Lamudi lah yang muncul di halaman pertama. Kemudian untuk menjaga agar performa Lamudi tetap apik dalam mesin pencari google, management melakukan maintenance secara intensive, dimana kami juga mempekerjakan staff – staff yang handal dalam bidang SEO ini.

Kemudian yang kedua adalah platform Lamudi itu sendiri yang tentu saja kami tujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dengan mekanisme kerja yang ada. Dengan demikian ketika konsumen (seller dan buyer) merasa puas dengan mekanisme kerja Lamudia, mereka akan kembali lagi untuk hal yang sama.

Yang ketiga adalah fitur yang memanjakan. Seperti yang saya ulas tadi dimana konsumen dapat leluasa melakukan skimming terhadap properti yang mereka inginkan, berdasarkan pada range harga, lokasi, serta spesifikasi yang lain.

Seperti apa segmentasi customer di Lamudi ini?

Pastinya adalah agen properti, pengusaha properti, serta para pemburu properti. Yang jelas kita tidak mensegementasikan secara gamblang apakah kostumer kami adalah kalangan menengah ataukah kalangan atas, karena kita memfasilitasi untuk semuanya.

Seberapa luas jangkauan properti di Indonesia yang Anda cover?

Mengenai jangkauan wilayah untuk tahun pertama mungkin baru sekitar Jawa dan Bali saja. Hal ini kita lakukan untuk melihat seberapa besar animo masyarakat terhadap Lamudi. Jika besar, tidak menutup kemungkinan kami akan rangkul wilayah – wilayah lain di Indonesia seperti Sumatera, Papua, Kalimantan, dan Sulawesi

Apa saja kendala yang sempat Anda temui ketika membangun Lamudi dari scratch?

Dua bulan lalu tepatnya, saat saya bersama Lorenzo membidik pasar Indonesia, kita hanya bekerja berdua saja, termasuk itu merancang business plan, hingga konstruksi program platformnya. Kami berdua bekerja tanpa office, tanpa kota yang tetap (kadang berpindah dari satu kota ke kota lain), serta tanpa agent.

Namun sekarang kami sudah mempunyai cukup hasil, dimana listing kami sudah mencapai 24.000, agent 856, sudah mengcover lebih dari 30 kota, memiliki lebih dari 50 pekerja, serta dua office (Jakarta dan Surabaya).

Lamudi kan bisa dibilang menginduk pada Lazada, apakah Lamudi juga akan mengikuti tren Lazada yang sukses leading sebagai portal jual beli online?

Tentu saja kami optimis dapat mengulang kisah sukses Lazada. Lagipula platform yang kita gunakan kurang lebih sama, yang membedakan hanyalah segmentasi komoditas jualannya saja, di mana kami hanya fokus ke properti.

Saat ini banyak agent properti yang masih memanfaatkan cara konventional dalam mempromosikan properti mereka, bagaimana anda meng-attract mereka supaya bergabung dengan Lamudi?

Pastinya kita perkenalkan dulu Lamudi itu apa kepada para agen properti agar mereka mengerti sistem kerjanya. Kemudian pasti ada sekitar beberapa persen yang mencobanya. Nah disinilah yang kita jaga, agar agent properti yang mencoba platform Lamudi merasa nyaman, sehingga untuk properti – properti selanjutnya mereka promosikan lewat Lamudi lagi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved