CEO Interview

CEO MAMI: Jurus 3I Incar Keluarga Muda

IMG_1085a

Peraih gelar master Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut malah lebih bangga dan senang atas prestasi perusahaan yang ia pimpin sejak tahun 2010 sebagai Best Fund House dari AMM.

Sebelum berada pada posisi saat ini, Legowo pertama kali mengawali karier di industri keuangannya di Standard Chartered Bank selama 4 tahun sejak tahun 1990. Sebelumnya, Legowo juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (2010-2014). Dari pengalaman karier yang cukup cemerlang, Legowo berhasil meningkatkan double aset MAMI. Dari sebelumnya hanya memiliki aset sebesar Rp 25-28 triliun, kini MAMI pada kuartal 1 2015 telah mengelola dana sebesar Rp54,3 triliun.

Menurutnya, pangsa pasar investasi masih sangat luas di Indonesia, dari keseluruhan penduduk Indonesia 53% nya sudah sadar dan menggunakan jasa perbankan. Sedangkan di produk yang lainnya, seperti asuransi hanya 11%, pasar modal baru 0,11% yang di dalamnya ada reksa dana.

Minimnya edukasi tentang pentingnya investasi yang menjadi kecilnya pasar investasi. Lewat konsep 3I yaitu: Insyaf, Irit dan Invest, MAMI akan menyasar keluarga muda di Indonesia. Berikut ulasan lengkap Presiden Direktur MAMI bersama Jurnalis SWA Online, Syukron Ali beberapa waktu yang lalu:

Sejak kapan Anda menjawab Presdir MAMI?

Saya bergabung dengan MAMI pada bulan Agustus 2010, waktu itu pas bulan Ramadhan. MAMI termasuk perusahan yang lumayan besar dari produk dan sebagainya. Bahkan aset yang dikelola MAMI waktu pertama kali saya masuk sekitar Rp 24-25 triliun, dan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp 28 triliun. Setelah kurun waktu lima tahun ini sejak saya bergabung, aset MAMI meningkat dua kali lipat menjadi sebesar Rp 54,3 triliun pada kuartal 1 tahun 2015.

Seluruh pendanaan MAMI sebesar Rp 54,3 triliun tersebut, 1/3 nya berasal dari hasil reksa dana atau sekitar Rp 17 triliun dan sisanya 2/3 merupakan dana dari kontrak pengelolaan dana (KPD) investasi yang dilakukan secara bilateral dengan institusi. Jadi, jaringan ritel lewat perbankan terus berjalan dan tumbuh.

Apa resepnya?

Intinya, kami pastikan bahwa MAMI layak dipercaya investor baik perorangan atau institusi. Untuk itu, kami pastikan bahwa tata kelola perusahaan berjalan dengan baik. Sistem perusahaan kami benahi lagi, dari prosedur, kebijakan dan proses berinvestasi kami review. Jaringan distribusi kami perbaiki. Hubungan dengan perbankan kami intensifkan kembali. Dengan fundamental perusahaan yang baik tadi, maka kami pastikan bahwa MAMI layak dipercaya oleh investor.

Seperti halnya pernikahan yang dijalin atas dasar kepercayaan dan keterbukaan, begitu pula prinsip yang kami terapkan untuk investor. Itu yang kami prioritaskan di 2 tahun pertama saya menjabat sebagai presdir di MAMI.

Siapa target pasar MAMI?

Target kami adalah para generasi muda khususnya keluarga baru usia antara 24-40 tahun di mana usia yang sedang produktif-produktifnya dalam pekerjaan.

Bagaimana cara memasarkan produk MAMI kepada target pasar?

Yang kami lakukan adalah edukasi semaksimal mungkin tentang pentingnya investasi dan menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Maka kami buat edukasi dengan menarik dan bisa dibilang keluar dari pakem pemasaran industri keuangan pada umumnya.

Karena yang kami bangun adalah consumer centric dan kami tidak menjual kinerja, tapi kami edukasi mereka akan pentingnya persiapan masa depan lewat investasi lewat konsep 3I. Kami memprovokasi lewat kalimat-kalimat pendek yang nyentil dan menggelitik dan diharapkan dapat menyadarkan target pasar untuk melakukan investasi.

Apa itu 3I?

3I adalah singkatan dari Insyaf, Irit dan Invest. Lewat konsep ini kami ingin mengedukasi masyarakat untuk mengurangi gaya konsumtif mereka dan mulai menjadikan investasi bagian dari gaya hidup keseharian mereka. Agar kelak kebahagiaan dan kebutuhan masa depan mereka dapat dipenuhi.

I pertama yaitu Insyaf adalah menyadarkan pada diri bahwa mempersiapkan bekal masa depan itu penting, maka untuk memulainya harus menerapkan I yang ke dua yaitu, Irit. Ya, dengan hidup tidak boros, membeli barang sesuai kebutuhan bukan pada keinginan atau karena gengsi semata, maka kita bisa menyiapkan bekal untuk masa depan. Selanjutnya dengan bekal tadi yang harus dikerjakan adalah dengan I yang ke tiga yaitu, Invest.

Bagaimana cara mengenalkan konsep 3I kepada publik?

Lewat berbagai macam event dan media kami terapkan untuk edukasi 3I. Baik lewat event di kampus, komunitas, lunch attack lewat stand up commedy, arisan hingga lewat acara di televisi dan berbagai macam media sosial juga kami pakai untuk mengenalkan pentingnya mempersiapkan bekal masa depan kepada masyarakat Indonesia. Semua cara promosi tadi kami gunakan dengan bahasa yang sangat-sangat sederhana dan mudah dimengerti oleh publik.

Berapa jumlah investor yang ada di MAMI?

Tahun 2010 jumlah investor atau nasabah aktif yang masih punya saldo reksadana di MAMI sebanyak 37 orang, dan di tahun 2015 ini jumlahnya menjadi 55 ribu orang. Dengan jumlah pengguna nasabah Reksadana terbuka yang paling banyak. Sedangkan jumlah nasabah baru yang kami dapatkan jauh lebih banyak dari jumlah aktifnya.

Ada berapa cabang MAMI di Indonesia?

Kami punya 6 POSS (Point of Sales and Services) di 5 kota besar di Indonesia, yaitu di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang dan Surabaya. Untuk layanan POSS ini kami punya 50 orang yang berperan sebagai CS atau relationship manager.

Apa tantangan yang Anda hadapi?

Jadi, apa yang kami kerjakan tidak semata fokus pada pertumbuhan dana kelola, tapi intinya bagaimana lebih bisa mempromosikan jasa keuangan pasar modal pada masyarakat Indonesua dan itu yang kami rasa menjadi tantangan yang sangat besar bagi kami. Karena secara keseluruhan jumlah nasabah reksadana di Indonesia sendiri baru sekitar 300 ribu orang. Jumlah yang masih sedikit sekali dibandingkan dengan perbankan.

Apa saja penghargaan yang sudah diterima MAMI?

Ada beberapa penghargaan yang sudah MAMI terima, di antaranya: sebagai perusahaan Best Fund House dari Asean Investor tahun 2013, lalu tahun 2014 dapat juga dari Bisnis Indonesia, kemudian di tahun ini kami dipercaya kembali untuk menerima penghargaan Best Fund House dari Asia Asset Management . (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved