CEO Interview

Managing Director Baru Dorong Tingkatkan Awareness Layanan Fujitsu

Managing Director Baru Dorong Tingkatkan Awareness Layanan Fujitsu

Odi Susilo Handoko, Managing Director Fujitsu Indonesia yang baru

PT Fujitsu Indonesia mulai 1 April tahun ini memiliki nakhoda baru. Adalah Odi Susilo Handoko, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Director of Key Account Fujitsu Indonesia. Odi memulai karier di IBM Jepang selepas kuliah Teknik Industri di Negeri Sakura itu. Setelah tinggal selama 10 tahun dan meniti karier 3 tahun di IBM Jepang, Odi kembali ke Indonesia pada 1993 untuk memimpin sales bisnis perusahaan-perusahaan Jepang yang merupakan klien IBM di sini. Pria yang lancar berbahasa Jepang dan Inggris ini selama lima tahun memegang posisi tersebut. Setelah itu, ia dipercaya memegang industri finansial services di IBM. Pada 2004 dipercaya memegang sektor komunikasi masih di perusahaan yang sama.

Tahun 2010 ia pindah ke Oracle Indonesia dipercaya menjadi Key Account Director untuk Sektor Komunikasi yang mencakup juga industri telko. Di Oracle ini Odi memegang Grup Telkom sebagai salah satu klien besarnya. Posisi ini ia pegang hingga 2015, hingga kemudian ia bertemu dengan Achmad Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia digantikannya. Odi mengenal Achmad sudah lama sejak semasa di IBM. Achmad mengajaknya untuk pindah ke perusahaan IT Jepang untuk memegang posisi sebagai Key Account Director untuk account-account konglomerasi dan perusahaan besar yang investasi IT nya cukup besar.

Setelah setahun di posisi tersebut, per 1 April Odi didaulat menjadi Managing Director Fujitsu Indonesia menggantikan Achmad. Total 27 tahun pengalaman Odi di industri ini. Toshio Hirose, CEO, SVP and Head of Asia Region Fujitsu Limited, berharap Odi dengan pengalamannya yang panjang dan kepiawaiannya dalam memimpin, bisa membawa Fujitsu lebih besar lagi di Indonesia. Hirose meyakini kepiawaian Odi dalam customer relationship, serta kolaborasi dengan tim-tim lintas regional maupun global, bisa mendorong revenue perusahaan lebih tinggi.

Lalu apa strategi Odi untuk membesarkan Fujitsu di pasar IT Indonesia? Berikut petikan wawancara SWA Online dengan Odi di Hotel Grand Hyatt Indonesia Jakarta:

Apa kekuatan Anda sehingga dipandang Fujitsu mampu membesarkan bisnis mereka ke depan?

Kekuatan saya di client relation. Perusahaan semacam Fujitsu, IBM atau Oracle dan perusahaan IT industry itu di sini merupakan sales dan marketing organization. Kita di sini bukan manufacture, kalau itu di kantor pusat. Hal terpenting dalam sales organizations adalah relationship. DImana kita bisa melayani klien, paham benar apa pain-nya klien lalu bisa mencarikan solusi yang tepat untuk klien, disitulah kekuatan saya.

Apa kelebihan Fujitsu dibanding perusahaan sejenis di sini?

Saya pernah di perusahaan Jepang, juga memegang lama klien-klien Jepang di IBM. Jadi saya paham bagaimana memegang klien dan perusahaan Jepang mengelola perusahaan. Perusahaan Jepang kelebihannya sangat care terhadap klien. Mereka paling takut kalau kliennya tidak puas. Inilah yang saya suka dari Fujitsu. Kita kalau mengerjakan suatu project, kami pastikan semua akan dituntaskan dengan maksimal, karena kami sangat konsern pada komplain.

Apa strategi Anda ke depan di Fujitsu Indonesia di bawah kepemimpinan Anda?

Yang namanya ICT industry itu bicara tentang solusi, bisnis dan infrastruktur. Dengan kekuatan kami tersebut, konsern pada kualitas layanan, menjadi value yang akan kami kedepankan. Saat ini kita ada di new world, dunia bisnis dalam kondisi distupsi, maka bisnis akan lebih ke human centric intelligent society.

Kalau kita berkomunikasi kita jarang face to face, lebih banyak melalui teknologi. Ini bukan sekadar technology centric, karena dengan pola yang terkoneksi melalui big data yang dikelola, orang bisa bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ketemu. Media sosial, membuat informasi meluas hingga ke penjuru dunia dalam hitungan menit. Apa yang dilakukan ke depan? Sensor, GPS, membuat kita bisa track orang ada di mana dan terkoneksi dari mana.

Seberapa besar perusahaan lokal memandang penting melakukan transformasi IT?

Dengan adanya human centric ini, the important thing saat ini adalah data. Perusahaan saat ini dengan bermain dengan data, mulai dari yang kecil: Gojek, Uber, Airbnb, dan sebagainya. Apakah perusahaan itu sudah mendapat profit, belum, tapi yang mereka dapatkan data. Itulah yang membuat nilai pasar perusahaan itu menjadi besar. Saya tidak bisa bicara nama perusahaan, beberapa perusahaan besar sudah menuju kesana, data terutama untuk digunakan bisnis mereka ke depan.

Lalu apa strategi Anda sebagai nakhoda di Fujitsu? Bagaimana Fujitsu dalam 2-3 tahun ke depan?

Target saya adalah membuat pertumbuhan Fujitsu dobel growth dari IDC (Internasional Data Corporation) market growth. Pertumbuhan Fujitsu pada 2015/2016 sudah cukup signifikan, sudah dobel digit. Saya berharap bisa mencapai pertumbuhan tersebut ditahun berikutnya.

Apa fokusnya untuk mencapai target tersebut? Apa langkah strategis yang akan dilakukan untuk mendorong target tersebut?

Kami sangat kuat di public sector, tentu juga di perusahaan-perusahaan Jepang sangat kuat. Porsi perusahaan Jepang saat ini tidak terlalu besar sebenarnya perbandingannya dengan perusahaan lokal 30:70. Jangan dikirang sepertiga itu kecil, itu cukup besar, kami akan dorong lebih besar lagi.

Tantangan saat ini adalah membangun awareness Fujitsu. Karena selama Fujitsu dikenal dengan produk laptop, mesin scanner, atau mesin server. Kami ingin lebih dikenal lebih luas lagi kekuatan layanan-layanan ICT kami, seperti halnya perusahaan besar di bidang ini. Brandingnya Fujitsu belum sebesar Oracle, IBM, atau Microsoft.

Dengan menjaga hubungan yang sangat baik dengan customer dan men-deliver komitmen kami ke customer, saya percaya brand awareness Fujitsu yang seperti kami harapkan bisa tercapai lebih cepat. Saya sempat menemukan pengalaman, seorang teman bertanya apa Fujitsu ketika mereka bertanya saya sekarang di mana. Padahal Fujitsu memiliki banyak solusi terutama dalam digital transformation. Bahkan kami banyak memiliki produk terkait IoT (Internet of Things) dan Robotic Artifitial Intelligence (AI).

Di Jepang Robotic AI sudah jalan. Bukan kami meninggalkan based business kami seperti scanner, hardware dan lain-lain, tapi kami mulai shifting memperkuat bisnis services-nya. Fujitsu dikenal dengan solusi-solusi one-stop shop ICT baik itu layanan on-premises, cloud maupun managed services, aplikasi-aplikasi atau infrastruktur bertaraf industri.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved