CEO Interview

Mimpi Utomodeck Mengatapi Dunia

Mimpi Utomodeck Mengatapi Dunia

Didirikan pada 1976 di Surabaya oleh Darmawan Utomo, PT Utomodeck Metal Work kini menjelma menjadi raja atap tanpa sambungan dengan sistem mobile pertama dan terbesar di Indonesia. Mengibarkan merek Utomodeck, perusahaan ini memiliki 80 mesin yang beroperasi sehingga kapasitas produksinya mampu menggarap 20 proyek besar dalam sebulan.

Utomodeck telah memasang atap lebih dari 1 juta m2, dengan klien raksasa seperti Bandara Juanda Terminal 2, PLTU Pacitan, Gedung Mahkamah Konstitusi, Gedung DPR/MPR, Taman Ismail Marzuki, PLN, hingga Exxon Mobil. Proyek yang digarapnya bahkan telah merambah Singapura dan Makau.

Anthony Utomo

Anthony Utomo, Direktur Operasional Pemasaran PT Utomodeck Metal Work

Berikut ini petikan wawancara wartawan SWA Aulia Dhetira dengan Direktur Operasional dan Pemasaran PT Utomodeck Metal Work, Anthony Utomo, di kantornya di Gedung Baja, Jl. Pangeran Jayakarta, beberapa waktu lalu. Anthony adalah generasi kedua yang berandil besar melejitkan Utomodeck.

Apa andalan bisnis Anda?

Bisnis andalan kami adalah atap bentang lebar yang diproduksi dengan mobile system sehingga proses produksi dilakukan on the site project. Ini kami lakukan pertama kali di proyek pembangunan PLTU Rembang pada 2014. Kami menyebutnya atap tanpa sambungan sehingga atap bisa dibuat sesuai dengan keinginan pelanggan dengan panjang yang tak terbatas. Produk kami bermacam-macam. Selain untuk atap, kami juga memiliki produk cladding, façade dan ceiling. Untuk poduk penunjang atap, kami memang menyediakan hingga puluhan produk karena penunjang atap jumlahnya sangat banyak.

Beberapa tahun lalu kami fokus di hulu atau proses produksi. Namun, karena marginnya hanya 3% dan kami tergerus terus, akhirnya kami tutup. Sekarang kami fokus di hilir, yaitu diversifikasi produk, engineering, bahkan sampai desain dengan konsep value creation hingga pemasangan atap. Untuk proses produksi, kami memiliki beberapa mitra yang memasok. Kami memilih mitra yang mengutamakan kualitas.

Bisa disebutkan diferensiasi, keunggulan dan keunikan produk Anda?

Konsep desain dengan value creation menyelamatkan kami dari dampak keterpurukan ekonomi dua tahun lalu. Meskipun harga produk Utomodeck mungkin sama, bahkan sedikit lebih mahal, konsumen memperoleh value lebih banyak karena kami menyediakan produk, servis, hingga desain. Bagi kami, keterikatan dengan konsumen sangat penting. Untuk value creation ini, kami memiliki tim R&D serta engineering sendiri. Dulu desain dianggap tabu karena itu dianggap urusan konsultan atau desainer. Sekarang kami membuat konsep untuk bisa memberikan solusi bagi konsumen. Jadi, kami bisa menghitung biaya, penghematan, serta estimasi waktu dan biaya untuk proyek.

Dengan konsep seperti itu, apakah Anda memiliki pesaing?

Follower pasti ada, tetapi biasanya perusahaan asing atau orang yang coba-coba. Sebab, sistem produksi atap di lapangan yang customized tidak mudah; butuh teknologi yang siap dan sumber daya manusia mumpuni, serta siap dengan dinamika yang ada. Utomodeck memilih fokus pada customization, yaitu atap bentang panjang yang produksinya dilakukan di lapangan dengan beberapa teknologi yang kami kembangkan.

Tahun ini kami juga mendapat sertifikasi FM (Factory Mutual) Approval dari Amerika Serikat. FM Approval adalah bagian dari FM Global yang merupakan perusahaan asuransi terbesar di dunia dan satu-satunya perusahaan asuransi yang menghitung premi dari assessment bangunan. Klien yang menggunakan sertifikasi ini kebanyakan perusahaan AS. Standarnya cukup sulit dan kami menjadi produsen pertama dari Indonesia yang lolos tes ini dua bulan lalu.

Kami sekarang bisa men–support klien yang ingin produknya tersertifikasi FM Approval. Karena, produk dengan sertifikat ini bisa menurunkan risiko bangunan sehingga mereka bisa membayar asuransi bangunan lebih murah. FM Approval di Indonesia memang masih baru, tetapi sudah umum di luar negri.

Dengan FM Approval ini berarti Utomodeck bisa masuk Eropa?

Bisa, namun kami masih fokus di Asia Tenggara karena secara kultural tidak beda jauh. Suhu dan cuaca juga masih mudah diadaptasi oleh teman-teman proyek. Untuk langkah awal, kami tidak mau terlalu jauh dulu.

Apakah ini salah satu upaya Utomodeck memasuki pasar ekspor?

Betul. Kami pernah ada proyek di Makau. Kami sedang menjajaki proyek di Malaysia dan Jepang, tetapi masih dalam tahap pembicaraan.

Siapa target pasar Utomodeck?

Dulu pasar kami B2C, tetapi sekarang fokus ke pasar B2B dengan spesialisasi kami yaitu di bangunan bentang lebar, artinya bangunan yang panjang-panjang. Sekarang di Indonesia bangunan bentang lebar sudah mulai populer. Dari segi desain, struktur ataupun keinginan estetika owner, sudah ke arah sana. Kami juga akan fokus di atap yang berfungsi sebagai pembangkit, yaitu atap solar. Ini masih kami galakkan dan edukasi. Kami mengupayakan atap bisa membantu bangunan agar tidak panas, suaranya tidak berisik dari luar, cat dikembangkan supaya bisa memantulkan panas lebih baik, serta atap didesain supaya penggunaan AC dan energi lebih sedikit.

Harapan dari atap dengan panel surya ini apa saja?

Ke depan, pemerintah akan lebih men–support energi terbarukan. Selama ini energi yang dipakai 90% lebih dari pembangkit yang tidak ramah lingkungan. Pemerintahan Jokowi ingin agar 23% dari 35.000 megawat itu tidak menggunakan pembangkit konvensional. Salah satunya dengan menggalakkan pembangkit dengan energi terbarukan., yaitu energi yang tidak habis-habis seperti matahari. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang bagus. Indonesia kan panas sepanjang tahun, jadi bisa menerima energi panas lebih banyak dari negara mana pun di dunia.

Atap dengan panel surya bisa mengurangi ketergantungan kita pada energi konvensional. Mereka yang tinggal di Morotai atau Natuna, yang tidak ada ada jaringan PLN, harus menggunakan diesel. Dengan konsep roofing kami, yang dilengkapi sistem pembangkit tenaga surya, user bisa mendayagunakan tenaga surya ketimbang diesel.

Anthony Utomo dan ayahnya, Darmawan Utomo

Anthony Utomo dan ayahnya, Darmawan Utomo

Penghematan bisa sampai berapa persen?

Kalau dibandingkan diesel, bisa belasan persen. Tetapi kalau dibandingkan dengan penggunaan listrik PLN dengan harga tarif saat ini, memang harganya lebih mahal. Karena itu, pemerintah mengeluarkan regulasi yang baru akan disahkan, namanya fit in tariff. Ini sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap orang yang investasi di energi terbarukan.

Produk apa lagi yang akan menjadi unggulan Utomodeck?

Di Indonesia belum ada peraturan yang mewajibkan setiap pemilik bangunan menyediakan sarana yang layak dari sisi keamanan untuk orang yang bekerja di atas ketinggian. Misalnya, pegawai maintenance bangunan dan cleaning service khusus gedung tinggi. Konsep ini sedang kami galakkan. Karena, ke depan, meski tidak diwajibkan, regulasi ini menyangkut nyawa orang. Kami akan edukasi ke konsumen, karena banyak kejadian seperti pegawai jatuh dari gedung di Indonesia.

Sebagai produsen atap, kami harus bisa memberi solusi yang secara kualitas dan sistem bisa menghindarkan orang dari kematian. Akhir tahun ini produknya akan dipasarkan. Tahun depan akan grand launching. Sudah banyak yang tertarik pada produk ini, dan kebanyakan pemilik bangunan asing. Tiap tahun kami meluncurkan minimal enam produk baru.

Selain produk, rencana dan strategi kami adalah membangun pabrik baru. Sekarang kami memiliki empat pabrik di Jababeka, Cikarang dan Pasuruan. Kantor pusat kami di Surabaya. Tahun ini kami akan membuka pabrik baru lagi di Makassar, Semarang dan Banjarmasin, sifatnya sebagai pabrik penunjang. Pabrik besarnya di Pasuruan, luasnya sekitar 1,5 hektare.

Konsumen B2B Utomodeck siapa saja?

Kebanyakan perusahaan asing yang sedang ada di Indonesia seperti Cargill dan Merck. Lalu, Transmart juga sedang membangun banyak sekali di seluruh Indonesia dan serentak. Total konsumen ada ribuan, dengan 400–an proyek per tahun. Sekarang sedang berjalan 70-an proyek di Cilegon, Boyolali, Lamongan, Bekasi, Padang, dan kota-kota lain.

Awal tahun ini, proyek kami kebanyakan dari BUMN. Kalau swasta, mulai semester II, mungkin karena sentimen di awal tahun sehingga semua takut investasi. Begitu jalan setengah tahun dengan adanya tax amnesty, orang jadi bergairah karena punya keyakinan ekonomi lebih baik, orang mau investasi.

Apa saja terobosan generasi kedua? Bagaimana Hasilnya?

Begitu saya masuk pada 2010, saya berusaha melakukan berbagai inovasi, misalnya masuk ke pasar blue ocean dan fokus di capacity building. Kami membuat training center di Batu, Malang, dan rencananya akan kami buka baru di Jakarta. Dulu kami fokus di 4P: product, price, place, promotion. Sekarang 4P kami ganti menjadi passion, purpose, persistence,profit. Passion, bahwa dalam bekerja mereka harus bisa memberikan kemaslahatan dan efek ke orang banyak, harus ada jiwa melayani. Purpose, kami bertujuan mengatapi dunia lewat Indonesia, ini juga sebagai salah satu visi kami mengingat pasar masih luas. Persistence berarti kami harus konsisten untuk menciptakan inovasi. Dan terakhir, profit, kami harus memetik laba untuk pertumbuhan bisnis.

Saya sendiri merupakan generasi kedua dari Pak Darmawan Utomo dan Utomodeck sering diasosiasikan dengan ayah saya dan saya sendiri. Kami memiliki nilai yang kami percaya dan kami turunkan ke bawah dalam bentuk nilai dan kultur perusahaan. Sampai saat ini perusahaan masih berbentuk perusahaan keluarga dengan ayah saya sebagai CEO dan saya sebagai direktur operasional dan pemasaran. Namun ke depan, saya ingin agar karyawan yang kompeten bisa naik dan berkontribusi di perusahaan. Itulah kenapa saya mulai fokus pada capacity building untuk menemukan talenta baru yang bisa meneruskan perusahaan. Untuk terobosan, selain memasuki pasar blue ocean tadi, saya juga membuat berbagai kebijakan di perusahaan seperti creation value, mobile system, dan atap sambungan.

Apa target dan rencana ke depan?

Kami bersyukur, sampai Agustus tahun ini kami bisa growth sampai 20%. Itu kami sudah senang. Tahun lalu kami hanya tumbuh 3%-4%. Kami tidak mau muluk-muluk karena situasi saat ini berbeda dengan enam tahun silam ketika situasi Indonesia mendukung, waktu itu kami pernah tumbuh 200% sampai 400%. Tahun ini, kami targetkan pertumbuhan mencapai 20% dengan catatan ekonomi stabil dan tidak ada gejolak curency seperti tahun lalu. (HED)

Anthony Utomo, Penggagas Atap Tanpa SambunganTerobosan Utomodeck untuk Pemasangan Sel SuryaAnthony Utomo, Melesatkan Kembali Utomodeck Setelah Terpuruk

© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved