CEO Interview

Strategi Andryanto C. Wijaya Untuk BenQ Menghadapi Pandemi

Strategi Andryanto C. Wijaya Untuk BenQ Menghadapi Pandemi

BenQ, merek penyedia solusi teknologi monitor asal Taiwan, telah berpuluh tahun masuk ke pasar Indonesia. Pada tahun 2014, BenQ semakin menegaskan eksistensinya dengan mendirikan kantor perwakilannya di Indonesia yaitu PT BenQ Teknologi Indonesia. Sejak meluncur di tanah air, penjualan BenQ terus meningkat hingga sukses merajai pangsa pasar proyektor.

Andryanto C. Wijaya – Managing Director PT BenQ Teknologi Indonesia

Adalah Andryanto C. Wijaya yang saat ini memimpin BenQ di Indonesia. Pria yang akrab disapa Andry ini diangkat menjadi Managing Director pada tahun 2018. Andry merupakan sosok yang sudah malang melintang di dunia IT khususnya sektor B2B. Ia memulai karier di PT Astra Graphia Tbk. Sampai posisi Department Head. Kemudian bergabung di PT Epson Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Head of B2B.

Sejumlah peningkatan telah dicapai BenQ selama dipimpin oleh Andry, antara lain ia mengantarkan lini produk BenQ Interactive Flat Panels (IFP) meraih pangsa pasar nomor satu di Indonesia sejak tahun 2018. Selain itu, ia juga meningkatkan performa bisnis B2B BenQ Indonesia secara signifikan dari tahun ke tahun dengan memperlebar eksistensi produk-produk BenQ ke beberapa sektor seperti sektor pariwisata, pemerintahan, perminyakan, dan pendidikan.

Dampak pandemi Covid-19 yang saat ini menghantam berbagai sektor bisnis ikut dirasakan oleh BenQ. Andry mengatakan bahwa penjualan produk jadi melambat terutama pada penjualan offline. Namun pada penjualan online ada peningkatan signifikan pada pasar B2C melalui e-commerce.

“Dampak terbesar pada B2B dan B2C yang offline karena banyak toko tutup, biasanya bisa terjual 2500-an, sekarang menjadi 10-an saja. Tapi penjualan online B2C naik drastis karena ada WFH, kenaikan penjualan monitor hampir 300%, juga pada small projector yang biasanya digunakan untuk home entertainment.” ungkapnya.

Memperhatikan situasi ini, Andry segera melihat suatu celah agar BenQ tidak tenggelam melainkan bisa berselancar di atas gelombang pandemi. Sebuah strategi baru dijalankan yakni menggeser sedikit komunikasi terkait positioning produk-produk andalannya. Seperti apa? Berikut kutipan wawancara SWAOnline dengan CEO BenQ Indonesia tersebut.

Andryanto C. Wijaya – Managing Director PT BenQ Teknologi Indonesia

Apa strategi baru tersebut?

Pendekatan kami terhadap pelanggan diubah selama pandemi ini. BenQ mengubah semua engagement ke market, yakni menekankan pada video conferencing. Terutama pada dua produk andalannya yang sedang digencarkan ke market saat ini yaitu Wireless Smart Projector dan BenQ Interactive Flat Panel (IFP). Keduanya dipromosikan pada keunggulannya yang mampu mendukung kegiatan selama pandemi seperti Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH).

Bagaimana produk tersebut bisa mendukung kegiatan pelanggan selama pandemi?

Pertama, pada produk Wireless Smart Projector. Ketika diperkenalkan ke pasar pada November 2019, proyektor ini dipersiapkan untuk diangkat keunggulan aspek mobile-nya, di antara sejumlah keunggulan lainnya. Namun ketika meluncur ke pasar pada Maret, ternyata berbarengan muncul pandemi, maka dari sisi marcomm mengubah komunikasinya, menonjolkan keunggulannya dalam mendukung video conference solution.

Awalnya target pasar adalah SME ke atas, perkantoran yang karyawannya belasan orang dan butuh video conferencing solution tapi budget terbatas. Namun karena ada pandemi, ada WFH, target pasarnya jadi lebih membesar, targetnya bukan lagi hanya korporasi tetapi meeting room. Selama perusahaan memiliki meeting room yang tidak terutilisasi karena tidak bisa bertemu offline maka bisa diutulisasi dengan ini. Apa yang kami lakukan adalah memperkenalkan solusi BenQ untuk menjadikan meeting room biasa sebagai video conferencing room. Inilah yang selama pandemi kami leverage ke pasar. Jadi jangan khawatir, hanya dengan satu wireless projector ini cukup, tak perlu ada PC dan lainnya. Ini adalah smart projector.

Untuk IFP, ini merupakan produk satu step di atas proyektor, penggunaan untuk lebih dari sekadar video conferencing. Mengincar market untuk teleconference. Kami menyematkan classroom care technology. Salah satu fiturnya yang sudah disematkan sejak seri sebelumnya adalah anti-germs. Kebetulan muncul pandemi, sehingga sangat relevan fitur ini. Maka kami dengan sigap juga menambahkan fitur ini ke seri IFP lainnya yang sebelumnya tidak ada, tanpa biaya tambahan.

Apa kelebihan Wireless Projector dan IFP milik BenQ dibandingkan merek lain?

Bedanya Wireless Projector BenQ dengan yang lain adalah dia smart, artinya: PC-less dan Driver-less. Sudah berperan seperti PC. Bisa mengkoneksi apapun ke sini tanpa menggunakan driver. Wireless projector pada umumnya kalau mau connect harus di-install dulu, sementara ini tidak perlu. Di dalamnya terdapat OS (Operating System), seperti smartphone. Selama ini proyektor pada umumnya tidak ada OS. Di dalamnya bisa install zoom , Microsoft teams, dan lain sebagainya.

(Info fitur lengkap UTM: https://benqurl.biz/30QWy08)

Sementara itu IFP, merupakan papan tulis digital. IFP ini seperti tablet tapi ukuran besar. Bisa install aplikasi di dalamnya. Ada digital whiteboard. Bisa upload file, bisa recording, bisa share hasil meeting. Tersedia dua OS di dalamnya, windows dan android. Menerapkan konsep Classroom Care Technology. Mempertimbangkan kondisi guru ketika di dalam ruang kelas, seorang guru kalau mengajar bisa sampai 8 jam di depan papan tulis, ini membuat BenQ berpikir bahwa harus melindunginya karena radiasi screen kan berbahaya. Tidak semua brand lain memikirkan ini. Selain dilapisi anti-germs, BenQ IFP juga memasukkan sensor untuk mengukur kadar CO2 dalam ruangan.

(Info fitur lengkap UTM: https://benqurl.biz/30VsbFY)

Bagaimana kondisi pasar tersebut sekarang?

Kalau Wireless Smart Projector for Business ini baru BenQ yang pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini. Makanya kami harus benar-benar mengedukasi market. Kami memperkenalkannya sebagai wireless projector, karena market yang sudah ready adalah wireless projector. Dengan penekanan smart projector sebagai uniqueness-nya. Wireless projector ini dalam istilah product lifecycle masih ada di tahap introduction, makanya kami masih gencar terus memperkenalkan ini. Untuk IFP sebetulnya kami sudah mulai panen di pasar.

Saya sekarang sedang coba fokus ke para partner. Saat ini kami fokus men-training para partner berhubung mereka sedang tidak banyak kerjaan juga karena pandemi. Kami undang via zoom untuk menjelaskan tentang produk kami ini. Sekali datang sekitar 60 partner kan lumayan. Kemudian di tahap kedua para partner ini mulai mem-broadcast kemudian kami undang para end user-nya di webinar.

Apa upaya pemasaran lain?

Untuk IFP kami lebih banyak direct touch. Untuk Wireless Projector melalu partner karena kami tidak mungkin menyentuh lansung SME yang sebanayak itu. Lalu kami punya umbrella project di korporat khususnya Diknas dan BUMN.

Selain itu, untuk IFP ini, bahwa kami tidak hanya menjual tapi juga membantu deployment sistemnya. Jadi kami aktif melakukan training terhadap end user IFP. Kami membuatkan struktur organisasi, infrastruktur devices, user authority, training admin, account management system dan lain-lain. Karena in hal yang unik, tidak ada brand lain yang sampai serperti ini. Intinya kami ingin kulturnya juga sampai kepada mereka.

Kemudian kami memperkenalkan produk ke market dengan digital content. Menggunakan In-bound content. Strategi BenQ memang lebih banyak melalui konten digital dibandingkan offline. Kemudian untuk B2B, jalur online-nya paling banyak melalui LKPP ataupun komersial bisnis yang lain seperti Bhinneka, Elevenia, JD.id. Jadi di situasi seperti ini, tugas utama kami adalah membawa ini sampai ke end user, atau direct to customer. Dan bagaimana mengedukasi marketnya, adalah tugas kami semua di BenQ, medianya melalui konten digital, dan direct engagement yakni melalui tim sales kami, bisa bertemu langsung ataupun webinar.

Apa lagi rencana ke depannya?

Terkait perkembangan produk BenQ ke depan, yang jelas pertama adalah perhatian terhadap Health/Kesehatan. Ini mau tidak mau, yang namanya new normal mungkin sampai beberapa tahun ke depan kita akan bekerja seperti ini terus, intinya bagaimana produk-produk kami bisa mendukung pelanggan dalam kondisi seperti ini. Sejalan dengan visi perusahaan sebagai kepanjangan dari BenQ, yaitu: Bringing Enjoyment N Quality to Life.

Author : Yosa Maulana


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved