CEO Interview Editor's Choice

Strategi Generali Garap Pasar Asuransi Indonesia

Edy Tuhirman, Generali, Asuransi, Jiwa, Indonesia

Edy Tuhirman

Perusahaan asuransi asal Italia, Generali, baru memasuki pasar Indonesia pada 2009. Namun kinerjanya terbilang kinclong. Dari 45 perusahaan asuransi di Indonesia, Generali Indonesia mengklaim dirinya saat ini sudah berada pada jajaran 6 besar perusahaan asuransi di Indonesia. Pertumbuhan pendapatan premi pun selalu berlipat.

Tahun ini, Generali menargetkan pendapatan premi mencapai Rp 500 miliar. Target ini tumbuh dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Hingga September 2012, Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia, mengatakan bahwa pendapatan premi Generali Indonesia sudah mencapai Rp 400 miliar. “Periode sejak awal tahun ini hingga September sudah tumbuh 95% dibanding periode yang sama pada tahun lalu,” tambah Edy. Oleh karena itu ia yakin bahwa pihaknya dapat melampaui target pendapatan premi Rp 500 miliar tersebut hingga akhir 2012 ini.

Untuk menjaga pertumbuhan kinerja pada masa awal menggarap pasar Indonesia, Generali memiliki strategi sendiri. Generali, aku Edy, tidak langsung menggarap seluruh saluran distribusi yang ada, melainkan mengembangkannya satu per satu. Berikut penjelasan Edy Tuhirman mengenai strategi Generali menggarap pasar asuransi Indonesia beberapa waktu lalu.

Bagaimana strategi Generali untuk menggarap pasar Indonesia?

General percaya pada kekuatan multichannel distribution. Namun kami tidak menggarap seluruh channel ketika kami hadir di Indonesia. kami garap channel satu demi satu. Pertama kami hadir di Indonesia pada Januari 2009, kami mulai dengan dengan asuransi kesehatan employee benefit. kami tes modelnya untuk mengetahui kinerjanya. Saat ini, untuk new business, kami sudah menempati posisi 6 besar di Indonesia dari 45 perusahaan asuransi. Dalam menjalankan bisnis asuransi ini, kami tidak menekankan pada pricing, melainkan pada service.

Pada tahun kedua, yaitu 2010, kami mulai bekerja sama dengan bank sebagai salah satu saluran asuransi (bancassurance). perkemangan kami di bisnis ini juga berkembang pesat. Mitra kami juga tumbuh. Malah kami agak kewalahan dalam menerima tawaran kerjasama ini sehingga kami harus seleksi terhadap bank yang akan bekerja sama dengan kami. Tidak semua bank bisa bekerja sama dengan kami. Saat ini, yang sudah diumumkan, kami memiliki 3 mitra bank (ANZ, DBS, BTPN). Namun terdapat 4 bank lain yang tengah dalam proses approval saja (mendapat product license dan lainnya) dari pihak Bappepam LK dan Bank Indonesia. Dari pihak pihak bank, sudah oke. Kemungkinan dalam tahun ini akan bertambah jumlah bank yang akan bekerja sama dengan kami dari 4 bank tersebut.

Pada 2011, kami mulai mengembangkan agensi. Agensi kami juga mengalami booming. Saat ini kami sudah memiliki dari 2000 agen yang memiliki license. Dalam waktu setahun terakhir, kami sudah memiliki 37 cabang di seluruh Indonesia.

Apa parameter “selektif” dalam menggandeng mitra bank?

Parameter kami jelas, kami ingin bank yang berkomitmen untuk berkembang. Kami tidak ingin (mencari mitra bank) yang sifatnya jangka pendek. Kami mau bekerja sama dalam jangka panjang. Jadi kami ingin melihat kriteria customer mereka, bagaimana mereka melayani klien mereka, karena pada akhirnya mereka (pihak bank) yang akan melayani customer, walaupun produknya dari kami sebagai product manufacturer. Jadi, kami ingin melihat cara mereka (mitra bank) melayani pelanggannya, bagus atau tidak, sesuai dengan kriteria kami atau tidak, karena kami juga tidak mau values kami turun.

Dari semua saluran distribusi yang Generali miliki, bagaimana komposisi kontribusinya terhadap total pendapatan Generali?

Dari segi premi, kontribusi paling besar dari bancassurance, sekitar 55%. Jika dari segi jumlah nasabah, kontribusi paling besar adalah employee benefit yang memiliki hampir 100 ribu orang. Kontribusi terbesar kedua adalah employee benefit ini. Kontribusi ketiga yaitu dari agensi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved