CSR Corner

9.719 KPM yang Terdampak Gempa Mamuju Terima BST

Wilayah Mamuju, Sulawesi Barat perlahan mulai bangkit usai mengalami guncangan gempa pada Januari lalu. Aktivitas ekonomi warga secara perlahan mulai kembali berjalan. “Ekonomi rakyat sudah mulai kembali bergerak. Transaksi bisnis sudah mulai ada,” ujar Kepala Pos Indonesia Regional 10 Makasar, Istiqomah Syariah, dalam siaran pers (23/2/2021). Kepala Regional 10 Makassar membawahi seluruh Kepala Kantor Pos seluruh Sulawesi dan Maluku.

Tika, demikian Istiqomah biasa disapa, menjelaskan bahwa warga Mamuju perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Secara psikis, mereka perlu diperhatikan. Dalam membantu warga terdampak, Kantor Pos Mamuju turut memberikan bantuan untuk meringankan beban warga. Bantuan itu berupa bantuan pangan non tunai dan sembako.

Pelayanan diberikan melalui Kantor Pos dan kantor cabang pembantu. Meskipun ada beberapa kantor yang rusak juga akibat gempa, namun para warga terdampak tetap mendapatkan bantuan secara maksimal. “Kami tetap melakukan pelayanan dengan loket darurat. Banyak warga yang menerima kiriman dari luar, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian. Kami, kantor pos harus memastikan agar barang kiriman tersebut dapat tersampaikan kepada warga,” kata Tika.

Selain fokus memberikan bantuan kepada warga terdampak, tugas dan tanggungjawab Kantor Pos Mamuju untuk menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) kepada keluarga penerima manfaat (KPM) juga tidak tertinggal. Kebetulan, tidak sedikit juga KPM yang terdampak gempa.

BST merupakan program bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) berupa uang tunai, senilai Rp300 ribu per KPM. Pos Indonesia mendapatkan amanah untuk menyalurkan BST ke seluruh wilayah Indonesia. Menurut Tika, ada 11.888 KPM yang mendapatkan alokasi BST di wilayah Mamuju. Sementara itu, terdapat 9.719 KPM yang terkena dampak gempa.

Dalam kasus ini, Kantor Pos Mamuju menghadapi tantangan besar untuk menyalurkan BST. Sebab, tidak sedikit para KPM yang mengungsi ke wilayah pegunungan. Untuk mempermudah penyaluran BST, Pos Indonesia bekerja sama dengan aparat setempat. “Mereka (KPM) menyebar mencari tempat aman. Jadi kami bekerja sama dengan aparat setempat untuk mencari mereka dan kasih pemberitahuan melalui aparat untuk mengambil BST ke posko terdekat,” kata Tika.

Tantangan yang dihadapi bukan hanya itu saja. Kantor Pos Mamuju juga harus memerhatikan protokol kesehatan (prokes) dalam penyaluran BST. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa meningkatkan kasus Covid-19.

Untuk mengantisipasinya, pihaknya melakukan penjadwalan dan melakukan penyabaran undangan agar para KPM datang tertib. Para KPM yang datang tidak pada waktunya diminta untuk kembali sesuai dengan jadwal yang ssudah ditentukan. Sementara KPM yang tidak menggunakan APD masker, diminta nsupaya menggunakan masker dan bisa dilayani penyerahan BSTnya. “Pembayaran antrian juga harus menjaga jarak dan ada hand sanitizer. Kami juga bekerja sama dengan komunitas untuk proses penyaluran,” ujar Tika. Sementara untuk melayani penyandang disabilitas dan lanjut usia. Pihak Kantor Pos Mamuju akan mengantarkan langsung ke rumah KPM.

Kantor Pos Mamuju merupakan bagian dari Regional X. Regional X terdiri dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku. Dalam penyaluran BST, Pos Indonesia membaginya ke wilayah kluster dan non-kluster. Menurut Tika, non-kluster merupakan wilayah yang masih mudah terjangkau. Terutama melalui kendaraan darat. Untuk kluster, merupakan wilayah yang sulit dijangkau. “Kluster 3, lokasinya terjauh, terdalam, dan tersulit. Wilayahnya pegunungan dan bukit,” katanya.

Akses jalan ke sana biasanya berlumpur, dan harus menyeberang pulau. Faktor cuaca menjadi penentu kesuksesan penyaluran BST. Wilayah paling sulit menurut Tika ialah Sulawesi Tenggara, Ambon, dan beberapa pulau. Namun demikian, penyaluran BST dipastikan selalu dilakukan dengan maksimal.

“Selama ini penundaan sangat kecil, karena tim kami banyak cara untuk menyalurkannya. Misalnya, ada gempa, kami harus mengalihkan lokasi pembayarannya. Yang tadinya di kelurahan, misalnya rusak karena gempa, dialihkan ke lapangan menggunakan tenda,” ucapnya.

Dalam situasi saat ini, Pos Indonesia menyatakan komitmennya untuk membantu seluruh warga yang terdampak bencana. Pos Indonesia sebagai salah satu perusahaan BUMN siap memberikan bantuan apapun untuk membantu para warga terdampak bencana.

Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi juga mengajak perusahaan BUMN lainnya untuk bersama-sama turun membantu meringankan beban warga terdampak bencana. “Kami juga mengajak teman-teman BUMN lainnya untuk sama-sama berpartisipasi membantu para warga yang terdampak,” kata Faizal.

Pos Indonesia telah menginisiasi penyaluran bantuan pada bencana banjir di Majene, Sulawesi Barat, beberapa waktu lalu. Korban bencana alam tentu sangat membutuhkan bantuan terutama kebutuhan pokok; pangan, sandang dan papan. Komitmen dukungan Pos Indonesia ini sudah barang tentu menjadi berita yang menggembirakan, mengiingat sumber daya Pos Indonesia yang kuat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved