CSR Corner Corporate Action

Wilmar Gelar Pasar Murah Jelang Ramadhan

Wilmar Gelar Pasar Murah Jelang Ramadhan

PT Wilmar Nabati Indonesia mengadakan pasar murah yang menyediakan barang kebutuhan masyarakat seperti sabun dan minyak goreng. Pasar murah ini digelar 10 lokasi di seluruh Indonesia. MP Tumanggor, Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, mengatakan, kegiatan ini ditujukan membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Apalagi menjelang bulan Ramadhan ini harga sembako mengalami kenaikan.

Menurut MP Tumanggor, pasar murah ini sudah berlangsung di Solo dan Jambi pada bulan Mei. Di Jabotabek, Wilmar membuat pasar murah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, pada Selasa (16/6).”Pasar murah berikutnya yaitu perkampungan nelayan di Jakarta Utara. Selama Ramadhan, rencananya pasar murah digelar 10 titik lokasi di seluruh Indonesia seperti Surabaya dan Medan,” kata MP Tumanggor dalam siaran persnya yang diterima SWA Online pada Selasa pekan ini.

Di setiap lokasi pasar murah, Wilmar mengalokasikan 10 ton minyak goreng Fortune yang dijual dalam bentuk kemasan satu liter. Selain itu, sabun bermerek Illie’s yang akan dijual sebanyak 10 karton. Setiap satu karton berisi 72 batang sabun.

Harga minyak goreng Fortune dibanderol Rp 9 ribu per liter. Lebih murah dari harga pasaran Rp 13 ribu per liter. Sabun bermerek llie’s dijual Rp 2.500 per batang lebih rendah dibandingkan harga aslinya Rp 3.500 per batang. “Kami menjual sabun dan minyak goreng di bawah harga pasaran. Makanya masyarakat dibatasi pembeliannya tidak boleh sampai satu karton. Supaya semua kebagian,” ujarnya. Dengan keberadaan pasar murah ini, kata MP Tumanggor, dapat membantu masyarakat untuk memperoleh barang berkualitas dengan harga murah.

PT Wilmar Nabati Indonesia Menggelar Pasar Murah Minyak Goreng di Beberapa Kota. (Foto : Istimewa).

PT Wilmar Nabati Indonesia Menggelar Pasar Murah Minyak Goreng di Beberapa Kota. (Foto : Ist)

Minyak goreng adalah produk turunan dari kelapa sawit. Pemerintah menggalakkan hilirisasi industri kelapa sawit. Para pelaku industri sawit terus menciptakan produk turunan dari minyak sawit. Pada 2014, produksi CPO/ minyak sawit mentah Indonesia sekitar 32 juta ton, dan sebagian besar diolah menjadi minyak goreng sawit, lemak padatan pangan, produk oleokimia, hingga biodiesel sebagai sumber energi terbarukan. Adapun, ekspor minyak goreng, baik curah maupun kemasan pada 2014 mencapai 13.7 juta ton dengan nilai ekspor sekitar US$ 10.6 miliar.

Pemerintah pun telah menetapkan kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit untuk meningkatkan nilai minyak sawit mentah menjadi aneka produk hilir bernilai tambah tinggi. Sekitar lima hingga sepuluh tahun lalu, Indonesia masih mengandalkan ekspor komoditas primer minyak sawit mentah. Program hilirisasi industri akan mengubah mental tradisional menjadi mental produktif berupa peningkatan ekspor produk hilir sawit bernilai tinggi.

Beberapa waktu yang lalu, Pabrik milik Wilmar Nabati Indonesia di Gresik, Jawa Timur diresmikan sebagai kawasan produksi terintegrasi. Presiden Direktur Wilmar Nabati Indonesia Hendri Sakti menuturkan, pihaknya menggelontorkan investasi hingga US$ 1 miliar untuk membangun fasilitas produksi ini. “Kami juga ingin membangun fasilitas serupa yang juga akan memacu hilirisasi Wilmar. Rencana lokasi di Kalimantan Timur,” katanya.

Wilmar mengolah sawit mentah dan menghasilkan aneka produk hilir oleofood, oleokimia, biofuel, hingga Biolefin. Ke depan, perusahaan ini juga berambisi mengembangkan produk bahan bakar berupa bio-avtur untuk pesawat udara. “Sejauh ini kami siapkan dulu bahan bakunya,” tutur Hendri.Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengharapkan produk CPO Indonesia diolah menjadi produk yang bernilai tambah, misalnya bisa mengeskpor pasta gigi atau sabun. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved