CSR Corner Corporate Action

BUMN Peduli Bangun Rusun Bandar Kemayoran untuk Si Miskin

BUMN Peduli Bangun Rusun Bandar Kemayoran untuk Si Miskin

Kebutuhan perumahan di Indonesia mencapai 1,5 juta, hanya saja pemenuhan kebutuhan tersebut hanya 150 ribu unit/tahun, sehingga menimbulkan ketimpangan di sektor perumahan. Untuk mengatasi hal tersebut berbagai skema kebijakan digelontorkan pemerintah guna menyeimbangkan jumlah tersebut, salah satunya kebjikan KPR bersubsidi.

Melalui program BUMN Peduli, Kementerian BUMN menggandeng Perusahaan Umum (Perum) Perumnas dan Hutama Karya membangun dua tower rumah susun (rusun) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di daerah Kebon Kacang dan Bandar Kemayoran, Jakarta.

Rusun BUMN Peduli

Menurut Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama Perum Perumnas, pembangunan rusun ini memang merupakan program peduli dari BUMN dan dananya berasal dari BUMN, di mana Rusun ini diperuntukkan bagi warga miskin di DKI Jakarta.

Rusun Bandar kemayoran ini, dibangun di atas lahan seluas 1,7 hektar dengan dua menara (tower A4 dan A5) dengan luas masing-masing kamar sekitar 27 meter persegi dengan total kamar sekitar 576 unit. Proyek rusun 25 lantai senilai Rp 120 miliar ini, diperkirakan ini akan selesai seluruh pembangunannya pada akhir tahun ini.

“Dengan selesainya rusun ini, diharapkan mampu mengurangi kawasan kumuh di Jakarta, karena warga kawasan kumuh di Jakarta. Kehadiran Rusun Bandar Kemayoran ini akan memberikan dampak positif untuk mengurangi kemiskinan dan juga kawasan kumuh. Tetapi untuk penghunian rusun ini yang menentukan nantinya adalah pemerintah provinsi DKI Jakarta,” kata Himawan di sela-sela acara topping off (punutupan atap) di Jakarta (26/6).

Dahlan Iskan, Menteri BUMN RI, dalam sambutannya mengatakan dana pembangunan dua rusun bagi masyarakat miskin ini berasal dari dana CSR BUMN yang disebut BUMN Peduli. Karena dananya bukan bersifat komersial, sehingga penghuni rusun nantinya harus orang miskin di Kebon Kosong, Kemayoran yang akan direlokasi. “Saya meminta agar syarat bagi penghuni rusun harus diperketat, bukan hanya mereka tidak punya rumah, tapi juga orang miskin dan dari daerah relokasi tersebut,” katanya.

Untuk kepemilikannya, berdasarkan usulan sementara, Rusun akan dijual dengan status milik, namun harga jualnya belum diputuskan. Karena bila harga jual lebih rendah, unit yang bisa disubsidi jumlahnya semakin sedikit. Tapi, sebaliknya, jika harga jual lebih tinggi, unitnya akan lebih banyak, tetapi dikhawatirkan dari sisi daya beli masyarakat. Mengingat warga di kawasan relokasi jumlahnya sekitar 1.395 kepala keluarga, dengan tersedianya 576 unit, paling tidak 30% bisa direlokasi ke rusun tersebut.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved