CSR Corner

Edukasi Gizi Danone Kawal Pemenuhan Nutrisi Sejak Usia Dini

Melalui kampanye “Edukasi Isi Piringku untuk Anak 4-6 Tahun”, Danone Indonesia bersama Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI menggelar kegiatan edukasi kepada 120 guru PAUD di Jakarta Utara

Danone Indonesia memperluas jangkauan program edukasi Isi Piringku untuk anak 4-6 tahun kepada sejumlah guru pendidikan usia dini, pemerintah dan dinas tingkat daerah, hingga organisasi kemasyarakatan terkait intervensi pola asuh dan gizi seimbang pada masa kanak-kanak.

Saat ini, sekitar 17,7% balita di Indonesia masih mengalami gizi kurang dan gizi buruk, hingga 30,8% terindikasi stunting. Diluar itu, sekitar 55% balita mengalami kekurangan energi, dan lebih dari 80% anak usia 4-12 tahun kekurangan EPA+DHA. Di Jakarta Utara sendiri, terdapat penurunan angka gizi buruk di 6 kecamatan dari 194 anak di tahun 2017 menjadi 34 anak pada tahun 2018. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kekurangan akses pangan bergizi, ketidaktahuan mengenai gizi, hingga kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan perilaku hidup bersih sehat.

Wailayati Ningsih, Health and Nutrition Sustainable Development Senior Manager Danone Indonesia menjelaskan, salah satu hal yang penting dilakukan untuk keunggulan bangsa adalah dengan memajukan kesehatan anak-anak usia dini. Lembaga pendidikan memiliki peran besar dalam menentukan pembelajaran anak, termasuk edukasi mengenai gizi seimbang dan perilaku hidup bersih sehat. “Di tengah-tengah perayaan Hari Kesehatan Nasional, kami melanjutkan edukasi pola asuh dan Isi Piringku 4-6 tahun di Jakarta Utara sebagai perwujudan misi kami untuk membawa kesehatan melalui makanan ke sebanyak mungkin masyarakat,” ujar dia.

Misi ini sejalan dengan salah satu edukasi berkelanjutan oleh Danone di Indonesia Kampanye Edukasi Isi Piringku 4-6 Tahun kepada guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ibu PKK, hingga orang tua terkait anjuran gizi seimbang, hidrasi sehat, cuci tangan pakai sabun (CTPS), anjuran aktivitas fisik, keamanan pangan, hingga pemantauan tumbuh kembang untuk anak usia 4-6 tahun. Edukasi yang konsisten kepada anak-anak dalam institusi pendidikan dini diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan hidup sehat yang dapat diteruskan hingga ia dewasa nanti.

Wakil Walikota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, S.Ip, M.Si, menjelaskan, peningkatan kesehatan anak terutama balita memerlukan kerja sama berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Danone Indonesia, karena dukungan dari sektor swasta dapat mendorong gerakan masyarakat untuk mendorong pengetahuan dan kemauan untuk mengikuti program pemerintah. Intervensi tahap awal berupa edukasi gizi dalam pendidikan anak balita sangat penting, terutama ketika anak sudah mulai mengenal dan memilih makanan sendiri.

“Kami berharap kegiatan ini dapat disebarluaskan di masyarakat, masuk ke kurikulum untuk mewujudkan PAUD beriorientasi kesehatan,” ujar dia.

Konsumsi gizi seimbang sesuai dengan anjuran Isi Piringku bagi anak 4-6 tahun harus dilakukan untuk memastikan anak memiliki tumbuh kembang sesuai dengan usianya. “Periode emas tumbuh kembang anak-anak ada dalam rentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Namun, kebiasaan konsumsi gizi yang baik perlu dipertahankan bahkan saat anak sudah menginjak usia 4-6 tahun. Gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral memiliki fungsi tersendiri dalam metabolisme dan kesehatan anak, sehingga harus dikonsumsi secara seimbang menurut jenis, jumlah, dan jadwal pemberiannya. Selain itu, mereka dianjurkan untuk mengonsumsi 8 gelas air, beraktivitas fisik, dan melakukan pemantauan pertumbuhan.”, terang dr. Dian Kusumadewi, M.Gizi.

Untuk memastikan hal tersebut, pola asuh yang baik perlu diterapkan sejak dini oleh orang dewasa yang sehari-harinya bertemu dengan anak. Roslina Verauli, Psikolog Anak dan Keluarga menjelaskan, pola pengasuhan anak usia dini dapat berpengaruh besar terhadap asupan gizi seimbang yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai fondasi awal, pola asuh yang positif harus penuh dengan kasih sayang (kehangatan, peka terhadap emosi anak, dan libatkan anak), disiplin (fokus kepada tujuan, lakukan diskusi dan negosiasi), dan komunikasi aktif (mendengarkan, terbuka dan efektif). Tenaga pengajar di PAUD dapat memperkenalkan peserta didik komponen gizi seimbang melalui pola asuh yang tepat untuk mengakrabkan mereka dengan perilaku hidup bersih sehat.

Endang, Perwakilan Guru PAUD dari Kelapa Gading yang mengikuti Pelatihan Isi Piringku 4-6 Tahun menuturkan, untuk menghadapi era globalisasi, banyak orang tua murid yang belum mengetahui panduan gizi seimbang. Buktinya, masih banyak anak yang membawa makanan cepat saji atau junk food sebagai bekal dengan alasan orang tua tidak memiliki waktu luang. Acara ini sangat baik karena guru PAUD semakin sadar dan mengerti pentingnya gizi seimbang serta mendorong kerjasama yang baik antara guru PAUD dan orang tua siswa untuk mendukung kesehatan anak.

Kegiatan hari ini merupakan bagian dari program edukasi berkelanjutan dari Danone Indonesia yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan CSR dari Kementerian Kesehatan Award 2019. Dari total 91 peserta, program Kampanye Edukasi Isi Piringku Anak 4-6 tahun menjadi pemenang dalam kategori Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Dimulai sejak tahun 2017, program ini menggunakan modul yang disusun bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), berhasil mengedukasi 160 PAUD di 11 kabupaten/kota.

“Guru PAUD memiliki peran penting mendidik para calon penerus kemajuan bangsa, termasuk untuk meningkatan kesadaran pentingnya nutrisi sebagai elemen penting pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan bekal edukasi pola asuh dan pola makan Isi Piringku 4-6 tahun yang kami berikan hari ini, mari kita bersama-sama mengawal pemenuhan nutrisi anak-anak Indonesia untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal dan menciptakan generasi yang sehat dan produktif di masa depan, ” ungkap Waila.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved