Management CSR Corner Trends zkumparan

FFI Dorong Investasi Protein dan Pangan Hewani Sejak Dini

FFI Dorong Investasi Protein dan Pangan Hewani Sejak Dini
( kiri) Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro

Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8 persen masih jauh di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen. Investasi protein di awal masa kehidupan jadi kunci cegah munculnya kondisi stunting. Hal ini diingatkan kembali pada FF MilkVersation 2019.

Untuk itu, pada Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menggelar diskusi media bertajuk MilkVersation Acara ini mengupas isu stunting yang masih menjadi permasalahan gizi sekaligus sosial di Tanah Air.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama. Stunting pada umumnya terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan.

Menurut Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) salah satu pembicara pada FF MilkVersation, Asia merupakan penyumbang stunting tertinggi dunia. “Stunting itu masalah dunia, Asia menjadi pusat penyumbang stunting, overweight dan gizi buruk sampai 55%,” ungkapnya pada konferensi pers di Club Room Djakarta Theater (23/01/2019).

Indonesia menempati posisi ketiga setelah Laos dan Kamboja untuk negara ASEAN yang menyumbang angka stunting tertinggi. “Dan penyumbang nomor lima di dunia sebesar 36% karena penduduk kita besar,” katanya.

Di Indonesia sekitar 18 provinsi memiliki prevalansi stunting tinggi 40-50%. Data terbaru Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 30,8% masih jauh di atas ambang yang ditetapkan WHO, yaitu sebesar 20%.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat permasalahan stunting tidak sekedar tentang terhambatnya pertumbuhan tinggi badan pada anak, namun lebih lanjut dapat menyebabkan hambatan kecerdasan, menimbulkan kerentanan terhadap penyakit menular dan tidak menular, hingga penurunan produktivitas pada usia dewasa. Karenanya, saat ini pemerintah menetapkan pencegahan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional.

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan,masalah tingginya angka stunting bukan sekadar tantangan di bidang kesehatan, tapi memiliki implikasi terhadap kualitas generasi penerus bangsa.

“Kami mengajak pemangku kepentingan, para pakar terkait, serta masyarakat luas untuk bersama melakukan upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Hari Gizi ini, yaitu di antaranya dengan melakukan penerapan investasi protein dan pangan hewani sejak dini, seperti rutin mengonsumsi susu sebagai salah satu sumber protein hewani bergizi baik,” ajaknya.

Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang berupaya untuk mendukung masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, salah satunya dengan senantiasa menghadirkan rangkaian inovasi produk yang bergizi, berkualitas, dan terjangkau, serta menginisiasi program program edukasi gizi bagi masyarakat.

Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan protein serta gizi masyarakat lndonesua, FFI hadir dengan rangkaian produk susu dan harga terjangkau, yang disesuaikan dengan kebutuhan di setiap tahap kehidupan. ”Kami percaya, percepatan penurunan angka stunting dapat diupayakan, salah satunya dengan memperbaiki status gm dan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Upaya ini tentu perlu dilakukan secara bersama dan dimulai dan pembentukan keluarga yang kuat. Karena masalah stunting bukan hanya berdampak pada penderitanya, tapi juga menentukan kapasitas generasi selanjutnya, dalam menjaga keberlangsungan bangsa di masa yang akan datang.

“Pemenuhan gizi yang lengkap pada 1.000 hari pertama masa kehidupan memiliki peran yang krusial guna mencegah tunting,yaitu melalui pemberian Air Susu Ibu eksklusif pada tahun pertama kehidupannya, anak membutuhkan makanan pendamping dengan kandungan karbohidrat, lemak dan protein.

Faktanya, ia melanjutkan, di Indonesia, konsumsi asupan protein hewani masih tergolong rendah, sehingga banyak kasus stunting terjadi. Padahal, investasi protein hewani sangatlah penting, mengingat kandungan asam amino esensial terlengkap di dalamnya, yang dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan otak anak. Sumber protein hewani terbaik dapat ditemukan pada susu, telur, unggas, ikan, serta daging.

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. menuturkan, dalam upaya menekan stunting, pemerintah telah banyak mengambil peran dalam strategi jangka pendek melalui program perbaikan gizi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan. PERGIZI PANGAN turut berkontribusi dalam strategi jangka menengah dengan memberikan edukasi gizi kepada siswa, remaja dan calon pengantin.

“Untuk strategi jangka panjang, kami memberikan edukasi akan pentingnya gizi seimbang kepada guru, murid, orang tua murid, serta kader dan peserta Posyandu. Upaya ini kami lakukan untuk membangun kesadaran dan menanamkan nilai tentang pentingnya pemenuhan gizi dan hidup sehat sejak sebelum remaja, remaja, calon ibu, dan ibu rumah tangga,” terangnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved