CSR Corner zkumparan

Frisian Flag Dirikan Dairy Village Senilai Rp16 Miliar

Frisian Flag Dirikan Dairy Village Senilai Rp16 Miliar

Frisian Flag Indonesia (FFI) meresmikan peternakan sapi perah modern di Ciater, Jawa Barat, yang diberi nama Desa Susu (Dairy Village). Peternakan yang mulai dibangun sejak akhir 2016 ini dibangun berdasarkan kerja sama antara FFI dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, yang lahannya disewakan oleh PTPN VIII.

Maurits Klavert, Presiden Direktur FFI, mengatakan, tujuan pembentukan dairy village ini untuk membantu peternak lokal meningkatkan produktivitas sapi dengan dibimbing oleh FFI. Desa perah ini juga merupakan bentuk peningkatan kemitraan strategis yang telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun dengan peternak sapi perah di Lembang

“Sebagai bentuk dukungan terhadap perusahaan dan Pemerintah Indonesia dalam memenuhi swasembada susu pada 2025. Juga menjadi contoh konkrit dari pilar ketiga proyek FDOV Perusahaan, ‘Sustainable Welfare’ didukung pemerintah Belanda,” ujar Maurits.

Ia menerangkan, di Dairy Village, peternak sapi perah KPSBU Lembang akan diajari praktik peternakan sapi perah yang baik secara intensif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu perah. FFI berharap keberadaan Dairy Village dapat membantu peternak sapi perah meningkatkan keterampilan manajerial mereka sehingga para peternak dapat menjadi pengusaha sukses dalam peternakan sapi perah.

Desa Susu ini memiliki kapasitas 100-130 ekor sapi, dan mengintegrasikan peternakan, rumah perah, tangka pendingin, dan fasilitas pengolahan kotoran sapi. Ada juga fasilitas pelatihan bagi masyarakat atau pihak yang ingin mempelajari pola produksi ala FFI di desa tersebut.

Akhmad Sawaldi, DDP dan FDOP Project Manager FFI, mengatakan, pendirian Dairy Village ini menelan investasi senilai Rp16 miliar yang dipenuhi melalui kerja sama beberapa pihak. “Nilai investasi Rp16 miliar, yakni sebesar 40% di-support oleh pemerintah Belanda, dan sisanya oleh FFI dan Pemkab Lembang. Hasil susu seratus persen akan dibeli oleh FFI,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, saat ini aktivitas peternakan sudah berjalan dan jumlah sapi saat ini sebanyak 50 ekor. Dairy Village juga menawarkan beberapa manfaat bagi anggota koperasi yang bergabung di Dairy Village. Dengan menjadi anggota, para peternak bisa mendapat pinjaman dari bank mitra untuk membeli sapi.

“Peternak selain mendapat gaji, anggota koperasi yang menempatkan sapi mereka di Dairy Village memiliki kesempatan untuk memiliki saham Dairy Village hingga 25%, syarat dan ketentuan berlaku. Dengan hadirnya Dairy Village diharapkan dapat menaikkan pendapatan peternak sebesar Rp. 400.000/sapi/bulan dari Rp. 500.000/sapi/bulan menjadi Rp. 900.000/sapi/bulan setelah 5 tahun,” jelasnya.

Sementara itu, Triasih, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan, mengapresiasi program yang dipelopori FFI tersebut. Menurutnya, inisiatif ini dapat berkontribusi dalam solusi permasalahan persusuan.

“Permasalahan persusuan ada dari hulu sampai hilir, produksi susu, pemerahan, sampai harga. Produksi susu nasional adalah 922,97 ribu ton atau memasok 20,74% dari konsumsi nasional. Maka 3.525,70 ribu ton atau 79,26% masih harus dipenuhi impor. Data ini menunjukkan adanya potensi yang besar dalam menumbuhkan industri pengolahan susu serta mengembangkan usaha peternakan sapi perah di Indonesia,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved