CSR Corner

Grup Astra Sambut Program Link and Match Industri dan SMK di Jabar

Grup Astra Sambut Program Link and Match Industri dan SMK di Jabar

Sebagai pemain terbesar di industri manufaktur, Astra Otoparts ikut mendukung langkah pemerintah melaksanakan pendidikan vokasi industri yang berfokus pada Link and Match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal tersebut disampaikan oleh jajaran direksi Astra Otoparts dalam acara Peluncuran Program Vokasi Industri Tahap Ketiga di Jawa Barat di kantor PT Astra Otoparts Tbk. di Cikarang, Jumat (28/7).

Grup Astra Otoparts akan menguatkan hubungan kerjasama dengan 71 SMK di Jawa Barat dalam rangka mendukung program pendidikan vokasi sesuai instruksi Presiden RI No. 9/2016 tentang Revitalisasi Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka peningkatan kuaitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra, mengatakan, kerjasama yang dilakukan sebagian besar berupa praktik kerja lapangan (PKL), kunjungan industri, dan pengembangan kurikulum SMK, supaya dapat mengembangkan pendidikan vokasi yang berorientasi industri.

“Kualitas tenaga kerja adalah kunci sukses bersaing di industri. Saat ini industri tidak bisa hanya mengandalkan sisi keilmuwan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan sisi keterampilan tenaga kerja tersebut, diharapkan dengan adanya program ini kebutuhan tenaga kerja tersebut dapat terpenuhi. Grup Astra Otoparts berencana untuk mempererta hubungan kerja sama dengan 71 SMK di Jawa Barat melalui 17 anak perusahaan,” ujar Prijono.

Sejak tahun 2009, Grup Astra telah membina SMK sebagai bagian dari program CSR. Hingga akhir tahun 2016, Grup Astra beserta Sembilan yayasannya telah membina 1.290 SMK, yakni melalui Astra Honda Motor membina 652 SMK, Astra Daihatsu Motor membina 87 SMK, Astra Otoparts 401 SMK, United Tractors membina 89 SMK, Politeknik Manufaktur Astra di bawah Yayasan Astra Bina Ilmu membina 20 SMK, dan Astra Internasional membina 41 SMK.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa program pendidikan vokasi bertujuan untuk merevitalisasi dan mengembangkan SMK. Ia menjelaskan lebih lanjut, Indonesia dengan sasaran sebanyak 1.775 SMK hingga tahun 2019 nanti, meliputi 645.000 siswa yang ditargetkan dapat bekerja sama dengan 355 perusahaan.

“Agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja serta untuk meningkatkan peran perusahaan dalam mendukung pengembangan teaching factory, dan infrastruktur. Keunggulan negara-negara maju itu karena UKM-nya jalan, karena pendidikan vokasi berjalan. Di Jerman, sekolah vokasi bisa sampai 3 tahun, proporsinya 70% magang dan 30% teori,” ujar Airlangga.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved