CSR Corner Corporate Action

HSBC Gandeng Satoe Indonesia Tumbuhkan Semangat Kewirausahaan

HSBC Gandeng Satoe Indonesia Tumbuhkan Semangat Kewirausahaan

HSBC Indonesia menggandeng Satoe Indonesia untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di Ciwidey, Bandung. Menurut Maya Rizano, Head of Communications & Corporate Sustainability HSBC Indonesia, melalui program pendidikan HSBC ingin memberdayakan ekonomi masyarakat, menumbuhkan semangat kewirausahaan dan melahirkan pengusaha baru. Untuk mewujudkan hal tersebut, HSBC Indonesia dan Satoe Indonesia meluncurkan program HSBC Ciwidey Pintar, di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Program yang diprakarsai oleh HSBC Indonesia merupakan bagian dari inisiatif global HSBC Future First yang bertujuan untuk mengatasi kurangnya sarana pendidikan pada usia dini.

Maya menambahkan melalui, program HSBC Ciwidey Pintar diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena melalui program ini diberikan akses pendidikan nonformal melalui serangkaian pelatihan berkesinambungan. Diharapkan masyarakat memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan yang bermanfaat untuk memaksimalkan potensinya. Program ini ditujukan bagi dua kelompok umur. Anak-anak dilatih memahami komputer, bahasa Inggris, lingkungan, olahraga, maupun seni. Sedangkan pada usia dewasa, dikenalkan dengan business games, pendidikan kewirausahaan, serta pelatihan membuat perencanaan bisnis yang dapat memaksimalkan nilai ekonomi produk unggulan mereka.

Diakui Maya, secara global melalui Future First mengalokasikan dana sebesar US$ 40 juta selama 10 tahun terakhir dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Gerakan Future First sudah berlangsung sejak tahun 2006 dan berhasil menjangkau jutaan anak di hampir 50 negara di seluruh belahan dunia. Sayangnya, Maya enggan menyebut besarnya dana yang dikucurkan untuk program ini di Indonesia.

Sementara itu, alumnus Sekolah Bisnis dan (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) pendiri Satoe Indonesia, Adityo Wicaksono, menjelaskan, Satoe Indonesia dirintis oleh mahasiswa SBM ITB tahun 2007 bersama Aliya Baskoro Yudhoyono dan Widi Muchlis yang mana tahun 2010, Rumah Pintar Ciwidey, dinobatkan sebagai Rumah Pintar Terbaik se-Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Saat ini Satoe Indonesia memiliki dua Rumah Pintar (Rupin) di Desa Papakmanggu dan Gambung, Ciwidey.

“Kami bangga bisa bermitra dengan HSBC Indonesia yang memiliki visi sama tentang pentingnya pendidikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Adityo. Bahkan, di bidang peningkatan ekonomi, terdapat pelatihan kewirausahaan dan character building yang bertujuan untuk mengenalkan dunia kewirausahaan sejak dini dengan cara mengajak anak-anak mengunjungi pelaku kewirausahaan dan melakukan program pendampingan tehadap UKM.

Riswati Wahyuni (28 tahun) termasuk salah satu petani yang berhasil mengikuti program pendampingan yang dilakukan Satoe Indonesia. Menurut Riswati sebelum dibina Satoe Indonesia. Ia hanya menjual sayur-sayuran hasil kebunnya ke pasar tradisional. Tapi setelah mengikuti program pendampingan sejak tahun 2010, ia kini bisa memasok 29 jenis sayuran di 13 outlet Carrefour di Jakarta. Ia pun kini telah memiliki sekitar 270 petani binaan dan juga bermitra dengan petani di Garut, Indramayu, Ciamis dan lain-lain khususnya untuk mesupply sayuran jenis tomat, brokoli, cabe dan lain-lain.

HSBC, CSRDari penjualan sayuran ini baik di pasar tradisional maupun Carrefour rata-rata omsetnya sekitar Rp 95 juta/bulan (kontribusinya dari pasar tradisional sekitar Rp 50 juta-60 juta, sedangkan Carrefour sekitar Rp 35 juta). Tidak menutup kemungkinan kami akan mensupply ke modern ritel lainnya mengingat masih banyak permintaan yang belum terpenuhi. Kendala terbesar bagi kami dalam hal pendanaan, apalagi pembayaran di modern ritel butuh waktu sekitar 2 minggu, sehingga diperlukan dana tambahan bila ingin memperbesar bisnisnya” tegas Riswati.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved